Good by SDN 07, I Coming SMPN 2. Selama empat hari aku Ujian Nasional (UN), satu minggu ujian praktek, dan berbulan-bulan aku menunggu hasil belajarku selama enam tahun. Dan akhirnya…. Alhamdulillah hasilnya memuaskan. Aku pun masuk sekolah Negeri.
SMPN 2, yupppps itulah sekolah baruku. Sifat kekanak-kanakkanku masih terbawa, maklum hari pertama jadi murid SMP hehehe. Empat hari Masa Orientasi Siswa (MOS), aku membuat semua orang rumah sibuk untuk membantuku mencari bahan-bahan yang diintruksikan kakak kelas. Ternyata di MOS itu tidak enak, sedikit-sedikit di marahin. Tapi itulah resiko yang harus aku jalankan.
Mungkin banyak orang yang berfikiran di MOS itu hanya untuk di marah-marahin. Termasuk aku, sebelum aku merasakan bagimana di MOS aku pun berfikiran seperti itu. Tapi setelah aku tau apa tujuannya, baik dan buruknya akhirnya aku tau fikiranku selama ini salah. MOS itu bertujuan untuk melatih mental kita, dari anak-anak menjadi remaja. Di sana kita dilatih untuk tahan bagaimana sebenarnya kehidupan ini. kehidupan yang penuh dengan fatamorgana, menghadapi berbagai macam sifat teman baru kita dan kita juga dilatih untuk disiplin.
Empat hari sudah berlalu. Hari pertama masuk sekolah di isi dengan pembagian kelas, perkenalan, penentuan jadwal pelajaran dan jadwal piket dan pembentukan organigram. Untung ajah ada teman SD yang satu kelas, jadi hari pertama sekolah ga BT.
Ternyata di sekolah baru dan teman baru, sedikit sulit untuk menyesuaikan diri. Hari demi hari berlalu, kini aku sudah dekat dengan teman baruku. Susi, aku dekat dengan dia kerena waktu itu aku tanya “temannya Sahwanah yah? (Sahwanah itu tetangga aku), iyah, ujarnya” nah dari situ mulai dekat. Fitri, waktu itu dia sakit, karena rumahnya tidak jauh dari sekolahan, jadi aku antar pulang deh. Indri, Indri ituh teman SDnya Susi. Mungkin karena sekolah baru, jadi merka sering berdua. Dari situ juga kami mulai dekat. Farah, cantik tapi tomboy. Nahhh.. aku sendiri bernama Nazwa Larasati. Biasanya teman-temanku memanggilku Nazwa.
Perubahan mulai aku rasakan. Aku mulai mengikuti mereka. aku mulai nakal. Di SMP lah aku kenal namanya pacaran. Karena penasaran akhirnya aku ikut-ikutan temanku. Semester 2 kelas 7 SMP, aku mulai pacaran. Aku mulai mengenal dunia malam. Jika aku mau main malam, biasanya aku bilangnya mau ke rumah si Fitri, mau ngerjain tugas. Kebetulan rumah aku dengan dia jaraknya tidak terlalu jauh. Berbohong!! Yah itu lah aku, dulu aku begitu nakalnya.
Aku masih bersyukur, aku masih bisa jaga pergaulan. Walaupun aku pacaran, aku keluar malam tapi aku tidak seperti mereka. aku tidak pernah menghisap rokok, tidak pernah setetes pun mencicipi minuman keras, tidak pernah memakai obat. Setelah naik ke kelas 8, aku mulai berubah. Aku tidak sekelas lagi dengan mereka. Awalnya aku merasa risih, dengan teman baru. Untungnya di kelas 8 ada teman yang dari kelas 7. Jadi aku duduk dengan dia.
Di kelas 8lah aku mulai mengenal persahabatan. Awalnya dari kerja kelompok, akhirnya main bareng dan sekarang jadi teman dekat. Di sini kau merasa sangat berbeda. Tidak ada lagi keluar malam. Jika main-main, pasti mereka ingat aku. aku lebih nyaman berteman dengan laki-laki. Mereka lebih solider, dimana aku kesusahan mereka ada buat aku. sampai-sampai tetangga aku bilang “Pacar bukan?” aku langsung menjawab “Bukan”. Mungkin tetangga aku heran, banyaknya teman laki-laki.
Aku memang lebih nyaman dengan teman laki-laki, tapi bukan berarti aku tidak punya teman dekat perempuan. Aku juga punya teman dekat perempuan. Namanya Ayu, Ipit, Mera, dan Rosi. Itu nama-nama panggilan mereka. biasanya kalau istirahat aku dengan mereka. kalau jajan bareng-bareng. Biasanya kita nyari kelas yang kosong. Disanahlah bisanya kita kumpul.
Karena aku sekolahnya siang jadi istirahatnya pas azan asar. Kalau kelas 7 biasnaya aku sholat sama Indri tapi sekarang aku sholat sama Ipit, kadang Ayu juga ikut sholat. kalau yang lainnya susah di ajak.
Masa-masa SMP memang masa-masa di mana aku merasakan pahit manisnya pertemanan. Mungkin nanti, aku bakal kangen semua itu. Aku ingin mengulang semua itu. Aku ingin kumpul dengan teman-teman lamaku. Teman-teman yang sudah tau bagimana sifatku. Akan aku tulis semua dalam catatanku.
Pernah waktu itu satu kelas di hukum, gara-gara di kelas ribut. Laki-lakinya pukul-pukul meja, sedangkan perempuannya nyanyi di depan kelas. Sebenarnya kelas kami jauh dari kantor, karena ada yang ngadu ke guru, jadi kelas kami kena hukum. Kelasku tuh terkenal dengan kelas yang nakal. Maklum saja, guru-guru males masuk kelas kami.
Kenakalan itu biasa. Kelasku memang kelas yang paling rusuh. Tapi kalau masalah kekompakan, jangan di tanya lagi. Kelasku adalah kelas yang paling kompak. Setiap ada acara perkelas, kelasku pasti jadi juaranya. Masalah keterambilan, kelasku gudangnya. Di kelasku banyak teman-teman yang kreaif. Anak band juga ada.
Sebentar lagi itu semua akan jadi kenangan. Tinggal menghitung hari, jam, menit dan detik. Perpisahan SMP tinggal di depan mata. Persiapan untuk perpisahan sudah di siapkan. Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. Dengan perpisahan, mengakhiri catatanku selama tiga tahun.
[Holifah Tussadiah, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis cerpen, dan menjadi bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media