Loading

Assalamu’alaikum, teman-teman. Kali ini Nissa mau berbagi sebuah cerita nih dari seorang saudara muslim nan jauh di sana, hehe^^. Walaupun kami tidak pernah bertemu di dunia, semoga Allah berkenan mempertemukan kami di surgaNya nanti, aamiin…

Jadi ceritanya begini,

Ada seseorang bertanya padanya tentang kebingungannya. Saat dia malas sholat, nggak inget sama Allah, di saat itu justru Allah kasih apa yang dia minta. Rezeki keluarganya lancar banget. Tapi, giliran dia rajin sholat, puasa, shalat malam, ada… saja cobaan. Rezeki keluarganya malah seret. Selalu susah kalau mau apa-apa. Karena alasan itu, dia males ibadah.

“Kalau nggak minta aja dikasih, kenapa harus minta?”

Pernah tidak, teman-teman menjumpai pertanyaan seperti ini? Entah itu kalian alami sendiri, atau teman bahkan saudara kalian? Kalau pernah dan kalian bingung bagaimana jawabnya. Mungkin kalian ragu atau takut malah terpengaruh oleh argument yang dia ajukan? Lebih baik, simak percakapan ayah dan anak berikut.

P= Papah A=Anak

A: “Pah, kenapa sih, kok ada orang yang sholat nggak, puasa nggak, ibadah nggak, tapi duitnya ngalir terus?”

P: “Kakak ngiri?”

A: “Iy… ya…kayaknya enak banget gitu. Kasian sama yang ibadahnya kenceng, tapi utangnya banyak.”

P: “Ye… emangnya orang kaya nggak punya utang? Papah aja punya. Huaha haha haha…”

A: “Iiih, serius, Pah.”

P: “Hehe, kita nggak boleh iri sama mereka. Malah, justru harusnya kita kasihan.”

A: “Loh, kok gitu?”

P: “Iya. Kan Allah bilang, ‘Mintalah maka Aku kabulkan.’ Ya kalo kita ngejar dunia, Allah bakal kasih. Tapi, ada tuh orang yang sengaja Allah kasih dunia, supaya dia lupa sama yang ngasih. Kalo udah begitu, jelas lupa sama akihirat, kan?”

A: “Terus?”

P: “Artinya, orang yang ibadah nggak, segala nggak, macem-macem lah… tapi rizkinya ada terus. Belum tentu itu ada karena rahmat Allah. Bisa jadi itu rizki karena murka Allah.”

A: “Gak ngerti, Pah.”

P: “Gini loh, kak. Ya… kita harusnya kasihan sama mereka. Kenapa? Mereka itu udah tenggelem sama dunia. Siapa yang mengejar dunia, maka akhirat mundur. Nah, kakak harus ngejar akhirat. Sebab, kalo kita ngejar akhirat, dunia pasti ikut nempel. Terus kok, apanya yang harus dikasihani? Ya… ibarat kata mah, begini.

Kakak merengek minta es krim terus sama Papah. Sehari, dua hari, tiga hari, Papah nggak kasih, tuh. Akhirnya, kakak mohon-mohon lagi sama Papah. Papah kan kesel. Papah kasih deh tuh. Nggak tanggung-tanggung, sepabrik-pabriknya Papah kasih.

Kira-kira, Kakak bakal dapet ngaak apa yang Kakak pengen itu?

A: “Hehe, dapetlah…”

P: “Iya, dapet. Tapi, dapet dengan perasaan keselnya Papah. Bukan karena Papah bener-bener murni mau kasih es krim. Tapi karena Papah kesel, Kakak ini cerewet… banget.”

A: “Lah, bisa begituuu,”

P: “Hehe, siapa yang berpaling dari Allah, Allah pun berpaling dari dia. Mintalah kesenangan dunia yang banyak. Tapi, bisa jamin nggak dapet kesenangan akhirat? Karena dunia itu terkadang jadi penyakit, bisa bikin kita lupa sama Allah. Padahal, mana kehidupan yang abadi?”

A: “Akhirat dooong…”

P: “Nah, tumben pinter. Biasanya blo-, hehe…”

A: *tariknapas

 

Nah, itu dia teman-teman. Jangan biarkan akhirat mundur dan menjauhi kita hanya karena cemburu. Cemburu, karena akhirat tidak kita damba-dambakan. Tidak kita perjuangkan. Kita campakan, abaikan, lupakan dari sisa waktu yang Allah kasih untuk beramal baik di dunia ini. Padahal, di sanalah kehidupan yang abadi.

Kalau kita memilih bersenang-senang di dunia, maka jangan salahkan siapapun kalau di akhirat kelak kamu bersusah payah dalam keabadian…

Kecuali, dirimu sendiri.

[Zahrotun Nissa, santriwati jenjang SMA angkatan-3| @nissaniza98]

By Zahrotun Nissa

Zahrotun Nissa, santriwati angkatan ke-3 jenjan SMA, kelas 2 | Asal Tegal, Jawa Tengah

2 thoughts on “Nggak Ibadah, Tambah Kaya?”
  1. kayaknya lebih bagus kalo ditulis sumber percakapannya itu. Soalnya gua pernah denger percakapan yang mirip banget, walaupun setengah doang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *