Loading

Qur’an Surat az-Zumar:45

Setiap manusia menjalani tiap tahap kehidupan. Semua itu dimulai dari nol. Lahir menghirup oksigen di bumi, merangkak, berjalan, berlari, menempuh perjalanan mencari ilmu. Tiap proses yang dilaluinya terkadang mirip dengan yang lain, tapi lain waktu bisa benar-benar berbeda dengan orang lain. Itulah proses, apa yang sudah terjadi, maka itulah takdirnya. Apa yang belum terjadi, kitalah yang menentukan akan jadi seperti apa takdir yang kita miliki nantinya.

Proses yang kulalui sekarang, mengenal Tuhan. Memang, sedari lahir aku Islam, beraktivitas layaknya orang Islam umumnya, berpakaian bercirikan Islam. Tapi baru kusadari sekarang, ternyata dulu Islam hanya kulitku, belum sampai masuk ke hati.

Di tahap proses pencarian ilmu ini, aku ingin belajar dan mengenal tentang Tuhan-ku juga agamaku. Maka aku bersyukur ketika menghapal Qur’an Surat az-Zumar ayat 45 waktu lalu dan kubaca artinya: “Dan apabila yang disebut hanya nama Allah, kesal sekali hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat. Namun apabila nama-nama sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka menjadi bergembira.”

Ayat ini mengingatkanku di masa-masa dulu. Masa-masa yang kubilang zaman jahiliyah-ku, yang sampai saat ini berusaha kuhapus kebiasaannya.

Dahulu aku menyukai, mengidolakan penyanyi-penyanyi, aktris dan actor, memuja mereka, mengelu-elukan nama mereka seperti anak burung yang meminta makanan pada ibunya. Dahulu aku mungkin merasa iri ketika orang lain beruntung bertemu dengan penyanyi atau artis yang kuidolakan atau sekedar bisa datang ke konsernya. Dahulu aku berlomba-lomba untuk menonton setiap acara, video atau film yang dibintangi mereka.

Mengingat yang lalu, ingin menangis rasanya. Menyesal sudah begitu berbahagia untuk mereka, namun begitu panggilan adzan berkumandang kuulur-ulur waktu sholatnya. Sulit sekali hanya untuk sholat di awal waktu.

Kurenungi ayat ini lamat-lamat. Ternyata aku yang dulu menuntun ke jurang siksa, neraka. Kuharap aku yang sekarang menaikkan diriku ke surga. Aamiin…

Manusia memiliki tahap kehidupannya masing-masing. Kejatuhannya, kebangkitannya, kemenangannya. Masing-masing tahap itu tergantung tiap individu untuk mendefinisikannya. Definisiku untuk tahap-tahap hidupku bertujuan mencari ridho Allah. Dalam prosesnya, aku berdoa agar tidak bergeser definisi itu. Karena pahit rasanya jika kubayangkan neraka sebagai tempat akhirku.

Salah satu langkah yang kulakukan dengan berhenti mengelu, mengidolakan, berlomba demi idola-idola. Aku masih terus berusaha dan istiqomah berhenti bergembira kepada selain Allah. Kepada kalian yang membaca, mari berjuang bersama mencapai ridho dan surganya Allah. Fighting!

Salam, willyaaziza.

By Zadia Mardha

Santri Pesantren Media kunjungi lebih lanjut di IG: willyaaziza Penulis dan desainer grafis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *