Masih ingat kejadian kebakaran di Stasiun Gambir, Jakarta?Ya. Kalau yang masih ingat, yuk kita selidiki berita ini lebih lanjut. Dan bagi yang lupa atau bahkan tidak tahu, ayo kita simak sekilas berita dan ceritaku tentang “Terbakarnya Stasiun Gambir”.
Kebakaran ini terjadi di Hari Jum’at (27 Desember 2013), tepatnya pukul 08.45 WIB. Kejadian ini disebabkan adanya ledakan dari kompor gas sebuah counter restoran Hoka-Hoka Bento. Awalnya salah satu pegawai restoran itu melihat ada percikan api. Namun, kejadian itu tidak dilaporkan pada pegawai yang lain. Gas 2kg itu kemudian meledak. Menurut pantauan, setidaknya terdengar ada empat kali ledakan. Dan ironisnya kejadian berlangsung ketika restoran sudah dibuka.
Beruntung, petugas pemadam kebakaran berhasil menjinakan api dan tidak ada korban jiwa, karena saat kejadian semua karyawan telah dievakuasi. Namun, ada tiga jadwal kereta yang terganggu, yaitu dua kereta Argo Parahyangan, Cirebon Express dan Argo Bromo Anggrek.
Lalu, apa hubungannya ceritaku dengan kebakaran ini?
Nah, saat kejadian itu aku bersama paman sedang berada di KRL Commuter Line, perjalanan pulang kampung. Kira-kira pukul 09.00 WIB kereta berhenti di Stasiun Manggarai cukup lama, sekitar 1 jam. Penumpang yang berdesakan di dalam KRL tiba-tiba banyak yang turun karena mereka mendengar info bahwa kereta diberhentikan sementara waktu karena terjadi kebakaran di Stasiun Gambir. Sayangnya, banyak penumpang yang tujuannya ke stasiun tersebut. Mereka sangat kecewa, begitu juga saya dan paman.
Bukan hanya kecewa, kami pun khawatir kalau saja tertinggal jadwal kereta Cirebon Express yang akan membawaku pulang ke Kota Tegal, di mana rumahku berada.
Panik, takut dan cemas jadi satu. Aku dan paman segera turun dan menanyakan pada petugas keamanan yang berdiri di samping gerbong kereta KRL bagaimana agar kami sampai di Stasiun Gambir tepat waktu. Kami berusaha menanyakannya namun agak sulit karena banyak juga penumpang yang mengantri bertanya. Dan sampai giliran kami, petugas menyarankan agar naik busway ke Senen. Berhubung waktu sudah mepet dengan jadwal keberangkatan Cirex, kami segera keluar stasiun menuju halte busway. Di sana kami segera membeli tiket dan mengantri di jalur pintu masuk bus. Tidak terlalu lama, bus pun datang. Kami naik dan karena bus penuh, kami tidak mendapat tempat duduk dan kami pun berdiri.
Dua kali perjalanan dengan busway, akhirnya kami sampai di Senen, kemudian naik bajaj biru menuju Stasiun Gambir. Tepat jam 11 kurang 10 menit kami sampai. Jadwal keberangkatan kereta tepat pukul 11. Maka dari itu aku berlari menuju petugas untuk mengecek tiket keretaku dan paman meninggalkanku usai tiketku diperiksa oleh petugas.
Untung saja, kereta baru sampai di Stasiun pukul 11 kurang 5 menit. Jadi, jika jadwal keberangkatan tidak diundur, aku masih memiliki 5 menit untuk mencari gerbong dan tempat dudukku. Tapi ternyata, firasatku benar. Jadwal keberangkatan kereta diundur 20 menit. Jadi aku lega, karena tidak ketinggalan kereta.
Dan untung saja, saat kebakaran aku belum sampai di Stasiun Gambir. Alhamdulillah… [Zahrotun Nissa, santriwati Pesantren Media angkatan ke-3, jenjang SMA]