Loading

Wah, judulnya pake bahasa inggris nih. Pada tau gak sih artinya apa? Aduh, kalau gak tau kayaknya perlu dirukiyah sama orang bule nih (gak nyambung, mana bisa orang bule rukiyah) J. Oke kalau nyerah saya kasih tahu nih. Itu tuh artinya “Mencoba Lebih Baik daripada Diam”. Nah, sekarang tahu gak maksudnya apa? Kalo gak tau kayaknya harus direhabilitasi sama orang Arab. (kayaknya lebih gak nyambung) hihi, yasudah begini saja , saya jelaskan. Oke?

Kadang, bahkan sering kita mendengar kalimat “Jangan menyerah sebelum berperang”. Ini mirip dengan maksud judul di atas. Itulah yang sering dilakukan masyarakat awam, dan bahkan kaum muslim sekarang. Mereka tidak berani mencoba untuk berubah, bergerak, melangkah menuju jalan yang telah Allah arahkan. Menempuh jalan yang telah Allah tunjukkan untuknya.

Bisa jadi, orang yang menyerah itu mereka yang lelah mencoba dan akhirnya berputus asa. Yang tidak ada lagi api semangat untuk meraih mimpi mereka.

Seorang muslim, tidak boleh berputus asa karena orang yang berputus asa itu hanya orang-orang kafir. Dalam Al-Qur’an terdapat penegasan Allah tentang ini, QS. Yusuf:87 yang artinya : “Hai anak anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah . Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah , melainkan kaum yang kafir.

Dalam kutipan ayat di atas menceritakan tentang nasehat Nabi Yusuf a.s. Agar mereka mencari berita tentang Yusuf dan saudaranya Benyamin. Dan Nabi Yakub menasehati putra putranya agar jangan berputus asa dari rahmat Allah SWT dalam mencari mereka , karena orang yang berputus asa dari rahmat Allah itu hanyalah orang – orang kafir.

Nah, kita selaku umat muslim mengingat firman Allah ini dalam QS. Al-Insyirah:5-6 : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” yang mana ini adalah petunjuk bagi kita bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan. Ini bukanlah perkataan yang main-main. Karena Allah bahkan sampai mengulangnya di ayat berikutnya dengan kalimat yang sama. Jadi, mengapa kita ragu akan janji Allah Swt? Apa yang membuat ita ragu? Dan kenapa kita harus ragu? Semua itu kembali pada cara pandang kita dan tsaqofah.

By the way, masih berhubungan dengan “mencoba” dan “menyerah” , saya jadi ingat dengan perkataan guru Bahasa Inggris di Pesantren Media. Beliau selalu mengingatkan kami para santri untuk “Speak-up!” yang artinya “Berbicaralah!” atau bisa disebut “Jangan Diam!”. Karena dalam pelajaran Bahasa Inggris Conversation, siswa/santri dianjurkan untuk bisa berbicara dengan baik menggunakan bahasa Inggris, tentu dengan kaidah yang tepat pula.

Coba kita pikirkan. Bila mana ada bayi yang ingin belajar berbicara, pastilah dia akan mencoba untuk mengatakan sesuatu. Entah itu kata yang ngawur atau tidak ada dalam bahasa yang biasa kita dengarkan alias bahasa bayi. Tapi mereka mencoba untuk memberitahuka sesuatu pada kita yang berada di sisinya.

Nah, sama dengan itu. Segala sesuatu yang ingin kita capai, yang kita idam-idamkan, pastilah perlu perjuangan untuk meraihnya. Dan salah satu cara dari awal semuanya itu adalah “Mencoba”. Semua yang kita inginkan tidak akan tercapai kalau kita hanya berdiam diri, dengan alasan “Yah, memang itu bukan takdir saya untuk bisa…”, “Mungkin Allah belum memberikan saya hidayah, jadi nanti saja saya berubah. Menunggu hidayah Allah”. Itu alasan yang sangat tidak masuk akal. Kebisaan itu diraih karena terbiasa. Dan hidayah Allah itu bukan ditunggu, tapi dijemput. Kalau kita terus saja berdiam diri, berpangku tangan dengan orang lain, tak mau mencoba untuk merubah diri menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya, lalu apakah anda masih bisa bertahan hidup dengan keadaan yang sama sekali tidak ada perubahan. It’s imposibble, guys.

Coba kita pikirkan. Pernahkah kita menanyakan pertanyaan di bawah ini?

1. KITA BERTANYA:  MENGAPA AKU DIUJI?
QUR’AN MENJAWAB:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,”Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”

[Surah Al-Ankabut ayat 2-3].

 

2. KITA BERTANYA: MENGAPA UJIAN SEBERAT INI?

 

QUR’AN MENJAWAB:

Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,”

[Surah Al-Baqarah ayat 286].

 

3. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?

 

QUR’AN MENJAWAB:

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”

[Surah Al-Baqarah ayat 216].

 

4. KITA BERTANYA: MENGAPA AKU MERASA FRUSTRASI?

 

QUR’AN MENJAWAB:

“Janganlah  kamu bersikap lemah. dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman.”

[Surah Al-Imran ayat 139].

 

5. KITA BERTANYA: BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?

 

QUR’AN MENJAWAB:

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah)  dengan jalan sabar dan mengerjakan shalat; dan sesungguhnya shalat itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyu”

[Surah Al-Baqarah ayat 45].

 

6. KITA BERTANYA: APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?

 

QUR’AN MENJAWAB:

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang  mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.”

[Surah At-Taubat ayat 111].

 

7. KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

 

QUR’AN MENJAWAB:

‘Cukuplah Allah bagiku , tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal.”

[Surah At-Taubat ayat 129].

 

8. KITA BERKATA: AKU TAK TAHAN!!!!!!

QUR’AN MENJAWAB:

“……dan janganlah kamu berputus asa dari  rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.”

[Surah Yusuf ayat 12] .

 

9. KITA BERTANYA: MENGAPA HATI INI TIDAK TENANG ?

QUR’AN MENJAWAB:

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

[QS. Ar Ra’d ayat 28].

Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya.

 

Pertanyaan di atas itu sering sekali kita lontarkan ketika kita sedang dalam keadaan berduka, galau, gelisah. Karena kita saat itu sedang berada jauh dari perlindungan Allah. Maka, pada saat seperti itulah hendaknya kita mengingat Allah, meminta pertolongan kepada-Nya. Karena usaha tanpa do’a itu sombong, dan do’a tanpa usaha itu bohong.

Oleh karena itulah, usaha dan do’a adalah satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan. Kerja keras dan mencoba itulah usaha yang bisa kita lakukan. Perbanyak ibadah dan mengingat Allah itu pendukung yang sangat berpengaruh pada kesuksesan seseorang.

Dan apa-apa yang kita anggap tidak mungkin, xering kali belum kita coba. Jadi, jangan menyerah sebelum mencoba. Karena Allah itu dekat. Allah itu menyukai orang yang selalu bekerja keras dan meu mencoba dalam kebajikan.

 

Ingatlah! Perubahan tidak akan pernah bisa dimulai, sebelum adanya usaha untuk mencoba.

 

 

Sebagian sumber diambil dari  :

Dikirim oleh Keajaiban Al-Quran pada Minggu, 16 Oktober 2011

[Zahrotun Nissa, Santriangkatan ke3, Jenjang SMA, Pesantren Media]

By Nurmaila Sari

Nurmaila Sari | Alumni, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA | Asal Pekanbaru, Riau | @nurmailasarii

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *