Loading

1356758962_468135513_1-behel-permanen-buat-kesehatan-dan-lepas-pasang-yogyakarta

Trend dikalangan remaja semakin beragam. Mulai dari trend potongan rambut plontos, penggunaan bahasa gaul dalam jejaring sosial, busana dan lainnya. Di tengah kemarakan itu hadir pula trend behel atau kawat gigi  yang di Indonesia penggunaannya sudah ada sejak  tahun 80-an. Namun, baru populer  pada tahun 2000-an hingga sekarang.

Berbicara tentang trend rasanya tidak ada habisnya, apalagi trend dikalangan remaja. Remaja yang merupakan individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Ditandai  dengan perkembangan  yang sangat cepat baik dari aspek fisik, psikis maupun sosial.   Banyak dari mereka yang mengikuti trend yang bervariasi seiring dengan perkembangan waktu. Bahkan tidak hanya remaja, anak-anak sampai orang dewasa baik pria maupun wanita juga tak mau ketinggalan. Misalnya trend memiliki HP BB/Black Berry yang banyak disenangi bahkan dari kalangan anak-anak.

Dari sekian banyaknya trend dikalangan remaja, ada juga trend kawat gigi atau biasanya disebut ‘behel’. Trend ini memang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Bahkan banyak disenangi oleh wanita. Bentuk dan desainnya bervariasi. Kawat gigi dikenal sebagai alat perapi gigi yang modern. Dalam bidang kedokteran digunakan untuk memperbaiki susunan gigi  yang tidak teratur. Yang bisa diperbaiki adalah  susunan gigi yang letaknya tidak pada tempatnya, bertumpuk, ada celah diantara gigi, atau letaknya terlalu maju atau mundur. Nah, untuk itulah kawat gigi dipasang agar susunan gigi tersebut menjadi lebih rapi dan tidak menimbulkan kelainan.

Namun, apa jadinya jika kawat gigi dipakai hanya untuk menunjang penampilan, bukan untuk merapikan gigi sebagaimana fungsinya?

Banyak kalangan remaja yang memakai kawat gigi sebagai pertanda kekayaan, status dan gaya. Alasannya agar tidak ketinggalan jaman dan dianggap gaul. Apalagi jika hidup di kumpulan remaja yang selalu mengikuti trend. Datang trend baru, tinggalkan trend lama. Mungkin seperti itulah kata-kata yang tepat setelah melihat banyaknya trend yang belum tentu sesuai dengan ajaran Islam. Trend memakai behel tidak hanya disenangi oleh remaja dari kalangan elit saja. Remaja yang berasal dari keluarga yang  biasa-biasa juga banyak. Lalu bagaimana mereka bisa membeli behel padahal harga satu set behel di Indonesia saja berkisar antara 7-20 juta? Nah, lo!

Setiap orang apabila menginginkan sesuatu pasti akan mencari jalan supaya keinginannya itu tercapai. Nah, dalam hal ini remaja yang tidak sanggup membeli behel yang harganya selangit itu akan membeli behel yang harganya murah yaitu antara 500 ribu-2 juta. Padahal dalam kenyataannya behel itu palsu alias bukan asli. Kenapa behel bisa mahal harganya? Itu karena bahan yang digunakan bukanlah bahan yang biasa. Ada yang berbahan metana, porselin, platina dan lainnya. Metana yang digunakan juga yang berkualitas bagus dan tidak berkarat. Namun, tahukah anda pemakaian behel palsu dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan beberapa resiko kesehatan yang serius?

Resiko itu mulai dari perubahan stuktur gigi, perubahan profil muka karena adanya pergeseran rahang, gigi sensitif dan penularan penyakit dari alat dan bahan yang tidak steril. Penggunaan kawat gigi palsu bahkan sempat menyebabkan kematian dua remaja di Thailand. Seorang remaja berusia 17 tahun di kota Khon Kaen, Thailand, mengalami infeksi tiroid yang mengakibatkan gagal jantung fatal. Sedangkan remaja lainnya, berumur 14 tahun dari Chonburi, juga meninggal karena infeksi setelah menggunakan kawat gigi yang ia beli dari kios ilegal. Karena insiden ini, pemerintah Thailand telah memberlakukan larangan produksi, impor dan penjualan kawat gigi palsu. Siapa pun yang tertangkap menjualnya akan dihukum penjara sampai enam bulan  dan harus membayar denda berat sekitar 50.000 baht ($ 1.300).

Pemasangan behel oleh orang yang bukan ahlinya juga berbahaya. Hanya dokter gigi tertentu yang bisa memasangkan behel yaitu dokter spesialis orthodonti. Jika behel dipasang oleh orang yang bukan ahlinya bisa menyebabkan radang gusi, gusi bengkak, kelainan sendi serta menyebabkan gigi menjadi goyah hingga akhirnya bisa copot. Jadi, sebaiknya pemasangan dilakukan oleh dokter ahlinya.

Nah, Itu adalah sebagian resiko dari pemakaian behel palsu dan pemasangannya oleh orang yang bukan ahlinya.  Sekarang masihkah anda ingin memakai behel palsu untuk mempercantik penampilan, percaya diri dan gaya-gayaan selain untuk kesehatan?

Meskipun trend memakai behel ini marak, namun ada baiknya sebelum kita bertindak mari kita telaah kembali, hukum memakai behel dalam agama islam. Karena segala sesuatu itu ada aturannya. Bagaimana sih hukumnya?

Wanita yang merapikan giginya demi kecantikan yang merenggangkan giginya yang bertumpuk, dengan menggeser dan memisahkan antara gigi taring dengan empat gigi mukanya dengan alat perapi gigi (behel). Jika kita teliti, kegiatan seperti ini merupakan kegiatan merubah kodrat yaitu kodrat bentuk tubuh yang sudah diberikan oleh Allah dan hal itu sangat dibenci Allah.

Sebagaimana firman Allah Swt  dalam surat An-Nisa ayat 119, yang artinya:

“Dan akan aku (setan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya.”

Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Abu Dawud dari Abdullah bin Mas’ud r.a bahwa ia berkata: “Allah melaknat para wanita yang mentato dan para wanita yang dibuatkan tato, perempuan yang mencabut bulu pada wajahnya, dan para wanita yang meminta dirapikan giginya dan para wanita yang merubah-rubah ciptaan Allah.“

Nah, mengubah gigi untuk tujuan memperindah adalah perbuatan yang haram. Namun, dalam beberapa hal ada pengecualian yang dibolehkan oleh syariat. Seperti dalam keadaan darurat dan mendesak.  Misalnya, pada gigi ompong atau gingsul yang perlu diubah karena sulit mengunyah makanan atau agar berbicara dengan fasih. Begitu juga jika ada kelainan atau cacat pada gigi.

Jadi, pakailah behel dengan tujuan untuk merapikan gigi untuk pengobatan atau kesehatan. Bukan untuk gaya-gayaan apalagi mengikuti trend yang sedang marak. Jangan pula mengubah ciptaan Allah Swt. Bersyukurlah atas apa yang Allah anugerahkan kepada kita.

[Siti Muhaira, santriwati angkatan ke-2 jenjang SMA, Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *