Loading

“Kenalkan, namaku Enka Larasati. Salam kenal.”

“Baik, Enka. Kamu duduk diujung sana.”

“Baik bu.”

Semua orang menatap Enka dengan aneh, kenapa tidak aneh? Enka adalah anak pejabat yang kaya. Tetapi penampilannya tidak menunjukan sama sekali ada seperti anak pejabat biasanya. Enka berjalan ke arah kursi diujung kelas, ya, Enka duduk sendiri diujung dan disebelahnya ada kursi yang kosong.

Brukk

“Syasya, kenapa kamu terlambat?” tanya Bu Guru Nini,  panggilan anak muridnya. Hampir setiap hari Syasya sering terlambat datang ke sekolah dengan alasannya “Angkot banyak yang penuh Bu.” Tetapi kali ini alasannya berbeda.

“Tadi saya nolongin kucing yang gak bisa turun dari pohon Bu.” Bu Nini menggeleng dengan kelakuan Syasya. Syasya menatap Bu Nini, beberapa detik kemudian langsung menunduk. Dari wajah Bu Nini, Syasya sudah menebak ia akan dihukum berdiri di depan tiang bendera seperti kemarin.

“Kamu sekarang saya hukum! Bersihkan Gudang yang dibelakang sekolah! SE-KA-RA-NG!!” dengan cepat Syasya berjalan ke arah kursi yang berada disebelah Enka, kemudian ia berlari ke belakang sekolah.

Enka merasa hari pertama sekolah ini tidak menyenangkan. Seharusnya hari pertama di sekolah baru, Guru tidak marah-marah itulah yang Enka pikirkan.

** ** **

“Assalamu’alaikum, Halo Mah.” Ucap Enka, sambil berlari ke tangga dan langsung ke kamar tanpa melepaskan sepatunya dahulu. Mamah Enka yang setadinya membaca majalah menggeleng melihat kelakuan Enka kemudian kembali fokus ke majalahnya.

“Hari pertama sekolah aja udah bikin badmood, mending buka Sosmed.” Ucap Enka, kemudian ia membuka Sosmed Line. Ternyata ada Line dari sahabatnya yaitu Santi. Setelah lama Line dengan Santi, Enka memutuskan untuk jalan-jalan keluar rumah.

“Huh.. bosan juga di rumah mulu. Jalan ah. Kemana ya? Hmm ke taman aja deh yang deket.”

Tokk tokk tokk

Ada suara ketukan pintu kamar Enka. Enka langsung berjalan membuka kan pintu, ternyata itu Mamah. Enka bingung langsung menaikkan satu alisnya sebagai menanda ia bertanya. Mamah Enka tersenyum kemudian ia berjalan ke kasur Enka dan duduk disana.

“Tadi di sekolah gimana? Asik gak?” tanya Mamah Enka. Enka langsung memperlihatkan wajah cemberut.

“Kenapa kok muka kayak gitu? Tanya Mamah Enka kembali.

“Masa sih Mah, Hari pertama aku udah bikin aku badmood.” Ucap Enka cemberut. Mamah Enka tersenyum kembali, ia memegangi dagu Enka.

“Emang yang bikin bidadari kecil Mamah badmood apa?” tanya Mamah Enka. Enka menghela nafasnya dan ia menjelaskan apa yang terjadi selama di sekolahnya.

** ** **

Enka sudah siap jalan ke taman yang dekat dengan rumahnya, mungkin. Ia memakai baju lengan panjang kotak-kotak biru,  celana jeans panjang dan kerudung berwarna biru yang senada. Ia berjalan turun ke bawah dan meminta izin ke Mamah.

“Mah, aku izin ke taman bentar yah. Assalamu’alaikum.” Ucap Enka kemudian ia pergi. Mamah Enka yang sedang menonton televisi  kaget. “Iya, Wa’alaikum salam. Hati-Hati nak.” Pekik Mamah Enka.

** ** **

Enka telah sampai di taman, tetapi ia melihat seorang perempuan berkerudung panjang dan memakai baju gamis. “Sepertinya ia sedang sendirian, aku deketin ah pikir” pikir Enka. Kemudian ia berjalan mendekati perempuan tersebut.

“Hei.” Panggil Enka sambil menyentuh pundak perempuan tersebut. Perempuan itu kaget dan ia menoleh ke belakang. Enka bingung, kemudian ia duduk disamping perempuan tersebut. “Kayak pernah lihat wajahnya, tapi dimana ya?” pikir Enka.

“Namaku Enka, namamu?” tanya Enka sambil menjabat  tangan.

“Shieren. Namaku Shieren, salam kenal ya.” Ujar Shieren tersenyum.  Enka mengangguk kemudian ia berbincang banyak hal dengan Shieren. Sepertinya Enka sudah mempunyai teman baru.

** ** **

“Anak-anak buka halaman 62. Kita akan mulai belajar.”

Sekarang adalah hari Senin, Enka memulainya dengan penuh semangat sedangkan Syasya? Ia malas-malas, ia malah mengantuk dan meminta Enka bangunkan ia jika gurunya berjalan ke arah mejanya. Syasya anak yang pintar tapi nakal dan jail, tidak jarang ia sering di panggil ke ruang Guru BK.

Tukk

BER-SAM-BUNG

By Alifa Nurul Fajrika

Alifa Nurul Fajrika | jenjang SMP, kelas 2 | Asal Kabupaten Agam, Sumatera Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *