Sungai kapuas yang kini semakin tercemar ternyata tetap menjadi urat nadi bagi masyarakat sekitar yang bekerja sebagai penangkap ikan dan juga sebagai sarana transportasi.
Aku adalah salah satu santri Pesantren Media yang berasal dari Kalimantan Barat, tepatnya dari Kota Sanggau. Dan pada tulisan kali ini, aku akan menjelaskan sedikit mengenai Sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat, yaitu Sungai Kapuas. Karena kebetulan rumahku sendiri terletak tidak jauh dari Sungai ini, dan bagi yang belum tahu mengenai Sungai Kapuas, inilah Sungai Kapuas. Silahkan baca sampai habis.
Sungai Kapuas adalah sungai terpanjang di Indonesia, panjangnya mencapai 1143 km. Sungai yang menjadi rumah dari lebih 700 jenis ikan ini terletak di Kalimantan Barat. Kelestarian Sungai ini pun terbilang masih terjaga dengan baik. Hutan-hutan di sekitar yang masih lebat membuat Sungai Kapuas ini tetap terjaga kelesatariannya. Sungai ini menjadi urat nadi bagi kehidupan masyarakat pesisir.
Tapi tahukah kalian. Sayang beribu sayang, akhir-akhir ini Sungai Kapuas sudah semakin tercemar limbah bahan-bahan logam dan kimia berbahaya, limbah ini berasal dari banyaknya aktivitas penambangan emas dan perak di Sungai Kapuas ini. Wah sayang sekali ya. Kalau hal ini terus terjadi, maka kelestarian ikan yang hidup di Sungai ini akan terancam, dan beberapa ikan langka yang ada di Sungai ini lama-kelamaan akan punah.
Tahukah kalian apa saja ikan yang terkenal di Sungai Kapuas ini. Salah satunya adalah Ikan Silok atau Arwana, ikan ini termasuk dalam kategori ikan hias, bentuknya yang ramping dan sedikit panjang membuat ikan ini nampak indah. Ikan siluk ini terdiri dari beberapa warna, ada yang berwarna silver, merah, kuning, dan lain-lain. Karena keindahan dan langkanya jenis ikan ini, membuat Ikan Siluk menjadi incaran banyak orang, harga nya juga cukup mahal, harga Ikan Siluk yang berwarna merah bisa mencapai jutaan rupiah per ekor. Dan masih banyak lagi jenis ikan hias langka dan ikan konsumsi yang ada di Sungai Kapuas ini.
Dan karena tingginya potensi perikanan itulah, Sungai kapuas menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarat sekitar. Meskipun akhir-akhir ini Sungai Kapuas sedikit tercemar akibat aktivitas penambangan emas dan perak, masih banyak masyarakat yang tetap menggantungkan kehidupannya kepada Sungai ini dengan mencari ikan untuk dijual ataupun dikonsumsi sendiri. Itulah yang bisa mereka lakukan, mereka hanya bisa menggantungkan pekerjaannya pada Sungai Kapuas, rendahnya pendidikan menjadikan mereka hanya bisa pasrah dengan keadaan sungai yang semakin tercemar.
Tak hanya itu, selain merupakan sumber mata pencaharian bagi para penangkap ikan, Sungai ini juga menjadi sarana transportasi yang murah bagi masyarakat sekitar, Sungai Kapuas dapat menghubungkan daerah satu dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, banyak juga masyarakat sakitar yang lebih memilih menggunakan transportasi sungai/kapal dianding menggunakan mobil atau pun motor. Hal ini terjadi karena biaya transportasi sungai memang terbilang lebih murah dan lebih cepat.
Sayang sekali jika Sungai Kapuas yang memiliki banyak potesi ini menjadi tercemar dan rusak, karena banyak masyarakat yang telah bergantung pada sungai terpanjang ini. [Ahmad Khoirul Anam | @anam077 | Santri Pesantren Media angkatan ke-2, jenjang SMA]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media