Oleh: Hawari
Tanah yang seharusnya ada di bawah, kini ada dalam genggamanku
Mentari yang seharusnya berputar mengililingi bumi, kini mengililingiku
Aku adalah tentara yang rusak
Tentara yang berlari
Laut di hadapanku menipu
Kukira air, ternyata hanya fatamorgana
Dan teriakan minta pertolongan itu
Terus meraung
Kepalaku berputar, bergoncang parah
Seolah hendak pecah
Aku tak ingin memainkan permainan ini lagi
Aku tak ingin tinggal di sini lagi
Seperti lukisan yang ingin berhenti untuk dilukis
Seperti bibir yang ingin terus merasakan manis
Dahulu aku tak setakut ini
Tapi marabahaya kini bukan yang terkalahkan
Tapi yang tak terkalahkan
Namun jika aku mundur sekarang
Anak-anak itu akan berhenti bernyanyi
Burung-burung itu akan berhenti menari
Dan sekarang aku malah mencari-cari
Hal yang takkan pernah kutemukan
Aku yang menciptakan ini, aku yang mendesain ini
Apa yang terjadi?
Kebingungan itu terus berputar di kepala
Meminta untuk berhenti setelah seoah ribuan palu mencipta sakit yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata rasanya
Sakit, ditambah sakit saat menyadari semuanya telah rusak
Hancur, dimulai dari sebuah kerak
Yang melebar, lalu merusak segala yang tampak
Dan lalu…
Lalu tiba-tiba saja aku menyadari keberadaanku di sini dengan penuh pertanyaan
Dan penyesalan.