Loading

Diantara banyaknya amalan hati, sabar salah satu yang sering dipertanyakan ‘bagaimana caranya’. Bagaimana cara bersabar. Kenapa harus bersabar. Apa itu sabar. Kapan harus bersabar.

Sabar itu menahan diri dari segala sesuatu. ‘segala’ yang seperti apa?

Sabar melakukan perintah Allah hingga menyelesaikannya
Sabar untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang Allah
Sabar menghadapi takdir

Sayangnya, ketika menjawab pertanyaan ‘kenapa’, yang jawabannya karena perintah Allah, banyak orang yang masih sulit untuk menerima dan melakukannya. Padahal, Allah sebagai pencipta dan kita sebagai makhluk, seharusnya itu sudah cukup menjadi alasan kenapa kita harus melakukan perintah Allah.

Maka kutambahkan, kenapa kita harus bersabar? Karena tidak bersabar itu melelahkan. Ketika kamu menyimpan perasaan dendam, rasanya berat seolah ada beban 1000 ton mengganjal di hati. Melihat orang yang dibenci hingga mau mencabik-cabiknya. Merasa sakit hati setiap kali mendengar perkataan yang tidak mengenakkan. Terbawa perasaan hanya karena hal sepele. Merasa-rasa sakit (luka fisik) yang dimiliki seolah kita yang paling kesakitan. Berlama-lama pada satu masalah sepele hingga melelahkan mental dan fisik.

Bukankah melelahkan merasakan semua perasaan berat, mengganjal, terhimpit, kesakitan, sendirian, kesepian,… seperti itu?

Jadi, ketiak merasakannya, hentikan prasangka buruk, mulai berprasangka baiklah. Relakan hal yang memberatkan hati, lalu mulai bersabar. Karena menyimpan sesuatu yang melelahkan itu rasanya sangat tidak enak.

Tidak heran pahala sabar itu besar ganjarannya. Karena sabar itu sulit direalisasikannya. Bayangkan saja, Allah memberi kita sebuah penyakit–flu misalnya. Kita harus menahan diri agar tidak mengeluh terhadap ketidaknyamanannya. Menahan diri dari bersikap putus asa terhadap sakitnya. Menahan diri sampai Allah mengangkat penyakitnya.

Betapa hebatnya orang yang bersabar. Orang-orang yang bersabar atas Allah dari manusia yang menyakitinya. Menahan diri dari membalas cacian dengan cacian pada orang yang menyakitinya. Menahan diri dari membalas dendam terhadap ketidakadilan yang diterimanya. Menahan diri untuk tidak membalas dengan kejahatan pada orang yang menganiayanya.

Betapa hebatnya orang yang bersabar. Tidak heran Allah memberi ganjaran yang besar pada orang yang bersabar.

Salam, willyaaziza

By Zadia Mardha

Santri Pesantren Media kunjungi lebih lanjut di IG: willyaaziza Penulis dan desainer grafis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *