Rabu lalu, tepatnya tanggal 5 desember kami pergi mengunjungi pameran buku islami terbesar dan terlengkap di Jakarta pusat. IBF. Islamic Book Fair.
Pergi ke sana sangat dinanti-nanti oleh beberapa santri, salah satunya aku dan kelompok filmku, di antaranya Nissa, Putri dan Kholifah. Mungkin kalau tidak punya tujuan pergi ke sana, kami bingung mau ngapain. Beli buku paling satu dua. Mau beli jilbab atau kerudung uangnya juga pas-pasan. Walaupun murah-murah, tapi untuk yang lagi tidak punya uang tetap saja mahal.
Jam 10 an kami rombongan Santri Pesantren media sampai di GBK, aku dan kelompok filmku segera mencari tempat untuk syuting. Setelah berkeliling sambil mencari buku-buku yang menarik, akhirnya dapat tempat yang nyaman di Stand Bukunya Mizan.
Untunglah kami dapat izin dari atasan Mizan untuk syuting di sana. Dibantu Teh Yuni dan teh Ira akhirnya scene pertama yang adegannya lagi cari-cari buku dan bertemu teman lamanya, selesai.
Setelah syuting, kami pergi keluar dekat parkiran untuk mencari udara segar karena di dalam pengap sekali. Maklumlah banyak pengunjung berjejal-jejalan membuat nafas plin-plan untuk keluar dan masuk. Tersedak-sedak, berdempet-dempetan membuat kepala pusing dan badan penat. Ditambah bau keringat dari orang-orang yang hilir mudik dan suara bising menjadi pelengkap suasana saat itu.
Kami segera mencari tempat supaya bisa diduduki. Alhamdulillah tak susah mencari tempat untuk duduk. Karena tempatnya tepat di hadapan mataku.
Tiba-tiba saja, kepalaku pening dan perutku sangat sakit. Seharusnya aku jangan mengambil resiko ini. Tapi mau gimana lagi, sudah terlanjur.
Saat itu aku memang sedang tak sehat, tapi aku paksakan diri untuk ikut ke sana karena kasihan sama kelompok filmku. Syuting pertama harus jadi.
Alhamdulillah ternyata ‘perjuanganku’ tak sia-sia, meski tak maksimal tapi seenggaknya ada hasilnya. Dan sekarang masih menunggu permintaan dari teman-teman, “kapan kita berdiskusi lagi masalah film ini teman-teman?” ^_^