Saat kau jatuh, kucoba tuk membantumu berdiri…
Saat ku jatuh, kau bilang “bangunlah sendiri”…
Saat kau nasehatiku, kucoba tuk mencerna…
Saat kau ku nasehati, kau bilang kata-kataku tak bermakna…
Saat kau menangis seperti perempuan, kucoba tuk memahami…
Saat ku menangis layaknya seorang jantan, kau malah mencaci maki…
Saat kau senang, aku bersuka ria…
Saat ku menang, wajahmu seperti tak terima…
Saat kau sendiri, maka akan ku temani…
Saat ku sendiri, kau malah pergi…
Saat kau dipukul, maka akan ku bela…
Saat ku dipukul, kau malah diam seribu kata…
Saat kau bangkrut, kuberi kau modal tuk membangun kembali…
Saat ku bangkrut, kau tak mau tau bagaikan orang tuli…
Saat kau tak sengaja merusak, maka akan ku perbaiki…
Saat ku tak sengaja merusak, kau bilang aku tak punya otak bagaikan seekor sapi…
Saat kau tak mengetahui sesuatu, maka akan ku beri tau…
Saat ku tak mengetahui sesuatu, kau bilang “matilah kau!”…
Sungguh kau orang yang hebat…
Yang telah mengajariku cara mencari seorang sahabat…
[Rizki Yannur Tanjung, Santri angkatan-3, Jenjang SMA, Pesantren Media]