Loading

Ciliwung_090419-7685

Saat pertama kali melihat sungai Ciliwung, ternyata disana juga ada orang yang sedang mandi. Disana juga ada bekas batu yang asalnya dari gunung meletus. Abdullah dan Taqi dia turun kebawah beberapa menit kemudian dia disuruh naik ke atas.  Dan disana berfoto-foto, saat semua nya pindah ke lapangan ternyata ada juga untuk manjat tebing dan beraneka gambar yang unik. Saat disuruh oleh Ustad. Umar berfoto bareng ada juga yang sedang berfikir dan nyanyi. Sesudah berfikir nyanyi semuanya harus loncat, eh… ternyata yang loncat Cuma beberapa orang. setelah berfose Abdullah naik ke manjat tebing dan akhirnya dia gak bisa turun, ka farid juga membantu Abdullah untuk turun ke bawah. Saat itu musa bertnya ke ustad umar, katanya Musa dimana WC pa ustad ?  saat musa menatap ke arah depan dia menjawab itu pa ustad ada musholla. Saat musa berkeliling mencari dia pun menemui Wc umum.

Disana juga kami dengan teman-teman mencari tempat yang bagus dan indah latar belakangnya. Akhirnya teman-teman pun menemui latarbelakang yang bagus dan unik dengan gambar. Ternyata air sungai ciliwung itu dari bendungan katulampa. Yaitu air dari pucak dan sungai-sungai lain masuk ke bendungan katulampa. Air dari katulampa-ciliwung itu aliran ke Jakarta dan sehingga Jakarta banjir. Dari situ kami tahu tentang sungai itu. Dan ternyata bendungan katulampa itu tempat pintu air sungai, di katulampa itu ada dua pintu air yang 1 sungai buatan dan 1 lagi sungai besar yang nantinya sampai ke ciliwung dan jakarta. Di ciliwung itu pun sampah pun jarang lewat sungai ciliwung.

Bendungan katulampa

Saat sudah sampai di bendungan katulampa itu. aku dan teman-teman melihat ada orang yang sedang mencari batu. Bendungan ini sangat luas dan sehingga sampah pun banyak di pintu air tersebut. Dan air disana itu sangat deras dan tak terjangkau airnya itu. Air di bendungan katulampa itu sangat mengerikan dan bisa untuk merendam rumah warga. Disana juga kami berfoto dan melihat beberapa alat untuk membuka pintu bendungan katulampa ini.

Saat sesudah kami mau pulang dan ada seorang bapak pekerja di bendungan katulampa. Bapak tersebut memutar alatnya itu dan air keluar dari bendungan, tapi tidak cukup deras keluar air nya. Ada juga saat aku kesana sangat mengerikan ke tinggian bendungan katulampa ini. Banyak juga ya di dekat bendungan itu warga yang tinggal di sana.

Perjalanan Puncak

Sesudah pulang dari bendungan kami langsung ke puncak. Dan kami saat itu ketilang polisi. Kami pun terpaksa untuk membayar dan di Tanya-tanya oleh polisi. Dan aku mulai berlaju kea rah kanan. Disana aku menuggu ustad.umar yang sedang ditilang oleh polisi. Dan aku berangkat ke rumah makan padang aku berhenti disana saat ustad.umar lewat kami langsung berangkat lagi. Dan saat akan berangkat disana mobil kami dan ustad umar terjebak kemacetan yang panjang. Sehingga kami terpaksa untuk lewat jalan pinggir. Saat akan jalan macet lagi, terpaksa untuk diam. Saat sampai di sewakan kamar villa, nah disitu baru lancar sampai puncak. Dan saat memasuki  kebun teh. Saat akan ke mesjid at-ta’awun mulai hujan, di perjalanan dan menghirup udara segar dan nikmat.

Saat sampai di mesjid at-ta’awun pkl. 11.30 dan pas azan zuhur. Kami setelah selesai shalat disana kami makan di masjid at-ta’awun. Selesai makan kami mencari tempat bagus untuk berfoto. Akhirnya kami menemukan tempat latar belakangnya bagus da nada air terjunnya. Saat berfoto aku dan Abdullah turun ke air terjun tapi tidak tinggi. Saat sudah berfoto aku mulai naik ke atas, dan Abdullah jatuh saat akan naik ke atas. Dan kami melihat curug at-ta’awun. Ternyata di belakanng masjid itu ada curug nya juga. Kami anam,hery,Abdullah, dan aku. Disana kami berfoto dengan bersamaan. Setelah berfoto kami kembali ke ustad umar. Dan suruh kumpul sebentar, untuk memberi pengumuman. Kata ustad umar siapa yang ingin membeli jagung bakar. Dan suruh mengikuti ustad umar. Ternyata ada 3 rasa jagung bakar ada rasa asin,pedas, dan pahit. Dan kami di foto saa makan jagung bakar oleh ustad umar.

Aku melihat musa yang sedang memofoto, saya yang sedang makan jagung bakar. Dan saat akan pulang kami pun membeli makanan disana, sehingga di dalam mobil tidak kelaparan. Dan kami mulai pulang. Kami pun belok kea rah kanan untuk melihat puncak pas. Ternyata saat sampai langsung balik lagi pulang. Saat pulang yang dipakai satu jalur.

Pulang dari puncak menuju bogor

Kami pun melihat pemandangan yang indah dan alam yang sejuk ini. Kami saat sesudah dari puncak. Kami dengan ustad umar ke spbu untuk ke toilet. Dan kami melanjutkan perjalanan lagi. Disana juga kami terkena macet lagi. Saat sudah sampai rumah makan padang. Disana sudah mulai lancar. Kami juga saat akan memasuki tol sudah hujan deras. Disana kami juga di jalan tol itu hujan deras dan petir. Kami di jalan tol ada sebuah mobil yang menciprati kami dan yang kena akhwat.

Sesudah sampai di br.siang, kami pun langsung menuju bogor dan kembali ke rumah nya. Kami sesudah akan sampai ke pesantren media. Saat di jalan musa sedang nyetir diganggu oleh anam. Saat menyetel lagu jawaban tuntas. Sehingga musa kaget. Untungnya tidak terjadi kecelakaan. Dan akhwat yang paling belakang berteriak.

~ BERSAMBUNG ~

[Yusuf Aditya, santri angkatan ke-1, jenjang SMP, Pesantren Media]

Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature, di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *