Rasulullah Saw bersabda: “Setiap manusia yang lahir mereka lahir dalam keadaan fitrah. Orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani.” (HR Bukhari-Muslim)
Setiap manusia itu lahir dalam keadaan Islam. Manusia yang lahir ke dunia ini, sebenarnya sudah muslim saat dilahirkan. Mau dia dari Asia, Timur Tengah, Eropa, Amerika, Afrika atau dari kutub bumi. Mau warna kulitnya putih, coklat atau hitam. Mau bahasanya Arab, Inggris, Prancis bahkan Sunda sekalipun. Dari suku manapun. Tetap saja. Hakikat manusia itu lahir dalam keadaan Islam. Nah, tapi kedua orang tuanya yang membuat apakah kelak anaknya jadi Yahudi, Nasrani atau keyakinan lainnya. Nilai-nilai keyakinan yang diajarkan pada anak dan sistem pembinaan karakter akan menentukan seperti apa anaknya di kemudian hari. Apakah anak tetap dalam fitrahnya sebagai Muslim atau menjadi penentang fitrah yang dimilikinya. Ya… tergantung orang tua.
Sebenarnya Islam itu sudah menyatu dalam diri setiap anak yang lahir. Orang tua yang harus mengarahkan, menempatkan dan menjaga si anak supaya tetap pada koridor sistem fitrahnya, yaitu Diin Islam. Hanya Islam yang bisa menumbuhkan, mengembangkan dan mengokohkan potensi fitrah setiap manusia. Kenapa? Karena Islam itu agama yang diciptakan oleh Sang Pencipta sekaligus Pemilik manusia itu sendiri.Tentu anak tidak hanya diajarkan sholat, puasa, ngaji dan sedekah. Aturan Islam yang lain juga harus diajarkan. Misalnya menutup aurat dengan benar.
Inget loh, anak tidak boleh disusupi nilai-nilai asing yang bisa merusak potensi fitrahnya. Misalnya anggapan bahwa semua agama itu sama. Sama-sama baik. Jelas ini salah! Hal ini tidak sejalan dengan perkembangan fitrah anak. Bahkan bisa membahayakan fitrahnya loh. Jika anak tidak diasuh dengan tuntunan dan sistem, nilai-nilai Islami maka jangan salahkah mereka jika di kemudian hari mereka menjadi orang yang nyeleneh, tidak malu mempertontonkan aurat dan menjadi pemuja ideologi Barat. Ih, na’udzubillahi min dzalik!
[Muhaira, santriwati kelas 3 jenjang SMA, Pesantren Media]