Acara nonton bareng film ‘omar’ di laksanakan di laladon permai tidak mendapat perhatian dari warga.
Dalam memperingati bulan muharram ini, pesantren media mengadakan acara nonton bareng di lapangan komplek laladon permai(5/12). Saat ini sudah sudah terlaksana 27 episode dan setiap malamnya diputar sebanyak 2 episode, 1 episode selama ± 45 menit. Namun, karena terus menerus datang hujan jadi film ini kadang disiarkan di Masjid Nurul Iman, komplek laladon permai. Akan tetapi kegiatan ini tidak mendapat perhatian dari warga sekitar.
Padahal film ini bagus, bahkan sangat bagus karena menceritakan bagaimana Rasulullah menyebarkan agama sangat bagus, sifatnya yang mulia, dan sifat para sahabatnya seperti Umar bin Khattab, Usman bin affan, Abu bakar sa-sidiq, dan Ali bin abi thalib mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda.
Saat ditanya, Maila salah satu santri akhwat Pesantren Media, ia mengatakan bahwa pada awal episode saya tidak seberapa memperhatikan karna tidur terus, dan acara filmnya malam, membuat saya ngantuk, dan dia pun berkata lagi sebenarnya saya tidak suka dan dipaksa, karena pada episode awal sangat membosankan. Namun, pada episode pertengahan saya mulai menyukai saat episode peperangannya.
Ya, begitulah komentar maila, pada episode peperangan juga membuat para santri dan beberapa warga menjadi tegang dan semakin penasaran.
Apalagi saat Khalid bin Walid yang sangat cerdiknya menyusun strategi yang sangat bagus, sehingga perannya sangat di butuhkan.
Dan peran hamzah juga yang sangat bagus saat memimpin pasukan dalam berperang namun sayang sekali dia wafat pada saat terjadi perang Uhud yang di bunuh oleh Wahsyi seorang budak yang pada saat itu menyembah berhala dan belum masuk islam. Ia melakukan itu karna tergoda oleh harta yang dijanjikan oleh Hindun dan dijanjikan juga oleh tuannya akan dimerdekakan/terbebas dari perbudakan. Akan tetapi tuannya mengingkari janji, dan wahsyi menyesal akhirnya memeluk agama yang sangat mulia yaitu Islam.
Pada dasarnya, film ini di putar dengan tujuan kita dapat mengetahui bagaimana perjuangan para Khilafah saat menjaga agama mulia ini yaitu Islam, dan kita dapat belajar siroh nabawi. Namun, sayangnya tidak mendapat perhatian dari warga sekitar mungkin Karena malas keluar malam dan seringnya turun hujan. Jumlah warga yang menyaksikan pun sangat sedikit anak-anak hanya paling banyak sekitar ± 5 orang, orang tua ± 4 orang dan kebanyakan Santri Pesantren Media. Ini telah menunjukan bahwa warga kurang perhatian dengan acara ini. [Rani Anjar Putri, santriwati angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai bagian dari tugas menulis reportase di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media