Loading

Bunga tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri.  Ibu Bunga langsung panik dan memanggil dokter untuk minta tolong.

“Dok..Dokter.. tolongin Dok !” kata Ibu Bunga.

“Tenang Bu, Bunga cuma syok aja.” Jawab Dokter dengan tenang.

Lalu Bunga langsung dibawa ke ruang ICU untuk dirawat.

“Sebaiknya Ibu nunggu di luar saja.” Kata Dokter.

“Baiklah Dok.” Jawab Ibu Bunga.

Dengan hati yang sangat gelisah Ibu Bunga menangis.

“Yang sabar  Bu, semoga  semua cobaan ini cepat berakhir.” kata Ayah Bunga menenangkan istrinya.

“Iya, semoga saja.” Jawab Ibu Bunga.

=========================oOo========================

Bunga sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA, lingkungan sekolah yang begitu ramah padanya. Membuat Bunga dan orang tuanya merasa malu untuk berbagi nasib yang sedang menimpanya. Teman dekat bunga menjenguknya ke RS. Ketika Sonya membuka pintu di mana Bunga dirawat, terlihat Bunga yang sedang berbaring membuat Sonya sedih.

“Tante, gimana keadaan Bunga?” Tanya Sonya sahabat dekat Bunga.

“Begitulah Sonya, masih belum sadar. Makasih  ya kamu sudah mau menjenguk anak saya.” Jawab Ibu Bunga.

“Iya sama-sama Tan, Tante saya boleh nanya ?” Tanya Sonya lagi.

“I…iya boleh, mau nanya apa ? Jawab Ibu Bunga.

“Bunga sakit apa, Tan ? Tanya Sonya.

Ibu Bunga diam, dan langsung menangis, lalu tak sadarkan diri. Karena terlalu memikirkan beban nasib anaknya itu.  Sonya yang saat itu berada di samping Ibu Bunga, merasa tidak enak dan bersalah pada Ibu Bunga karena telah menanyakan hal itu.

“Om maafin saya, saya gak tau bakalan seperti ini.” Sonya merasa tidak enak sama Ayah Bunga.

“Iya gak apa-apa, tenang aja Sonya.” Jawab Ayah Bunga.

Namun perasaan bersalah itu tetap menghantui Sonya. “Ya allah, semoga Tante tidak apa-apa. Saya takut ya Allah.” Kata Sonya dalam hati. Waktu menunjukan jam 17.30 WIB. Sonya harus pulang karena banyak tugas yang harus dikerjakan.

“Om, saya pamit pulang. Titip salam buat Bunga, semoga cepat sembuh.” Sonya pamitan pada Ayah Bunga.

“Iya makasih Sonya, hati-hati di jalan.” Jawab Ayah Bunga.

Sonya langsung keluar. Tidak lama kemudian Bunga sadar dan mendengar suara tutupan pintu.

“Ayah, tadi siapa yang ke sini ?” Tanya Bunga.

“Sonya, teman dekatmu.” Jawab Ayahnya.

Bunga langsung menangis dan menjerit-jerit karena tidak mau sampai sahabatnya tahu tentang penyakitnya. Tangis, jerit, amarahnya seperti orang stress yang mengamuk. hingga ayahnya kewalahan dan memanggil dokter untuk menenangkannya.

“Dok..Dokter, tolong anak saya Dok!!” kata Ayah Bunga.

“Iya baik Pak, tolong Bapak tenang dulu.” Jawab Dokter.

Dengan rasa panik dan takut karena memikirkan anaknya, Ayah Bunga langsung pergi untuk mengambil air wudlu supaya tenang. Tidak lama kemudian Ibu Bunga sadar, dan merasa keheranan.

“Mengapa saya ada di sini? Dok… Dokter anak saya mana!?” Dengan panik Ibu Bunga bertanya dan berteriak.

Ketika dokter mendengar teriakan Ibu Bunga, Dokter langsung menghampirinya.

“Argghhh… di mana anak saya?! Dokter di mana?!” Dengan teriakan dan tangisan yang histeris Ibu Bunga bertanya.

“Sabar Bu, Sabar.. anak Ibu baik-baik saja. Jadi tenang ya?” Jawab Dokter berusaha menenangkan Ibu Bunga.

Karena kondisi Ibu Bunga masih belum bisa tenang suasana di sana menjadi…..

Bersambung…

[Tya Intan, santriwati kelas 1 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *