Loading

Oleh Umar Abdullah

 

Allah memang sangat sayang kepada hamba-hambaNya. Saat dingin menusuk di bulan Desember, Allah memasakkan buah-buah durian yang hangat untuk kita. Dan saat panas membakar di bulan September, Allah menyediakan buah-buah semangka yang segar untuk mendinginkan tubuh kita. Alhamdulillah. Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat-nikmat yang Engkau limpahkan kepada kami. Amin!

Sebenarnya saya ingin menurunkan tulisan ini seminggu lalu. Namun karena diare berat selama seminggu, baru awal Oktober ini saya bisa nyaman menuliskannya.

HIDUP DI PINGGIR PANTAI

SEMANGKA SUPER Ditimbang, bobotnya 12 kg per buah

Setiap melihat semangka saya teringat masa kecil saya ketika hidup di Surabaya. Kampung saya berjarak 3 km dari Pantai Kenjeran, sebuah pantai di Surabaya kawasan timur. Jika musim semangka dan blewah tiba saya sering naik sepeda bersama teman-teman kecil saya ke kebun-kebun semangka dan blewah di dekat pantai. Tanah-tanah lapang yang saat itu masih sangat luas di Surabaya awal 80-an. Mereka menanam blewah dan semangka pada jarak kira-kira ½ sampai 1 km dari bibir pantai. Saya pikir tanah di sana airnya sudah asin, tapi ternyata blewah dan semangka tetap bisa tumbuh. Alhamdulillah.

Senang sekali bisa beli semangka dan blewah langsung dari petani yang baru saja memanennya. Langsung dimakan di tempat. Rasanya manis banget dan.. sueger tenan, Rek!

 

”TAMPA BIJI”

Waktu itu yang ada baru semangka berbiji. Bijinya buanyak sekali, berjajar melingkar di dalam daging semangka yang merah. Banyaknya biji ini cukup mengurangi kenyamanan menyantap daging semangka. Dulu, biji-biji ini dikumpulkan, dicuci, dikeringkan, lalu dibuat biji permainan dakon alias congklak.Ada juga yang mengeringkan dan mengasinkannya untuk dijadikan kwaci.

Baru setelah saya SMP mulai banyak pedagang di pinggir-pinggir jalan yang menjual semangka tanpa biji.  Walau kata ”tanpa” sering ditulis ”tampa”. He..he..  Ada juga yang menulis ”jual” dengan ”juwal”. Walah!

LEBIH BESAR DARI BOLA BASKET

Sekarang, ada juga semangka yang dagingnya berwarna kuning. Tapi yang menakjubkan saya adalah semangka yang besarnya lebih dari bola basket.

Dua minggu yang lalu saya membelinya. Untuk menambah konsumsi vitamin, mineral, dan serat santri-santri Pesantren Media. Dipilih semangka karena selain segar, juga harganya sedang murah. Maklum lagi panen raya.

KIOS SEMANGKA SUPER Semangka ukuran besar yang dijual di pertigaan Bubulak-Cifor, Bogor

Sebenarnya saya sudah membeli semangka yang tanpa biji. Warnya hijau tua, harganya Rp 6.000/ kg.  Tapi baru akan pergi dari kiosnya saya melihat kios di sebelahnya menjual semangka yang besar-besar. Seumur-umur saya baru melihat semangka sebesar itu.  Mungkin itu yang namanya Semangka Super. Warnya hijau muda dengan lurik-lurik hijau tua. Saya dekati kios tersebut dan meminta pedagangnya menimbangnya. Beratnya 12 kg, bro!

PENJUAL BERPOSE Menggendong semangkanya yang sama-sama bertattoo

Saya potret pedagangnya yang dengan bangga memeluk semangka besar tersebut. Kata penjualnya, semangka tersebut dari Banyuwangi, Jawa Timur. Saya beli dua buah karena saya pikir di pesantren bisa buat stok dan pasti habis dikonsumsi. Harganya lebih murah dari semangka tanpa biji, Rp 3.000/ kg. Saya coba mencicipinya. Rasanya tidak semanis semangka tanpa biji, tapi cukuplah untuk buah penyegar. Masih ada bijinya, tapi tidak sebanyak semangka berbiji 30 tahun yang lalu.

Sesampai di Pesantren Media, saya penasaran ingin membandingkan besar buah dengan bola futsal dan bola basket. Ternyata semangka tanpa biji sebesar bola futsal, sementara semangka super lebih besar dari bola basket.

Saya juga minta anak-anak saya mengangkatnya. Kata mereka berat banget. Ya iyalah, 12 kg!

BERAT BANGET! Abdullah berteriak. Taqiyyuddin tertawa. Muhammad dengan entengnya menyunggi bola basket

 

PANDANGAN ISLAM TENTANG BUAH-BUAHAN

 

PERBANDINGAN VOLUME Ditunjukkan oleh santri-santri Pesantren Media. Semangka Super ukurannya hampir dua kali bola basket

Saya teringat firman Allah yang memberikan keyakinan kepada kita bahwa Allahlah yang menumbuhkan buah-buahan. Sehingga buah semangka yang dari Afrika itu bisa juga tumbuh di Nusantara. Allah SWT berfirman:

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Terj.QS. al-Baqarah [2]: 22)

 

Dengan hujan Allah menghasilkan beraneka jenis tanaman buah, salah satunya adalah semangka. Allah SWT berfirman:

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. .. (Terj. QS. Fathir: 27)

 

Allah juga yang membentuk buah Semangka dalam kelopak bunganya. Allah SWT berfirman:

 Dan tidak ada buah- buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. (Terj. QS. Fushshilat: 47)

 

Allah menentukan buah-buahan sebagai rizki makanan.  Allah SWT berfirman:

 Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah -buahan menjadi rezki untukmu; …. (Terj. QS. Ibrahim: 32)

 

Saking pentingnya buah-buahan ini Nabi Ibrahim as memintanya dalam doa beliau:

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari  buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (Terjemahan QS. Ibrahim: 37)

 

Jadi, sering-seringlah makan buah-buahan, termasuk semangka.

 

RASULULLAH SAW MEMAKAN SEMANGKA (BITHTHIKH)

Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dengan periwayatan yang shahih bahwa Rasulullah saw biasa memakan semangka bersama kurma matang. Nabi saw bersabda, ”Panas kurma menetralkan dinginnya semangka.”

 

”MAKANLAH BUAH SESUAI MUSIMNYA”

 

Tahukah anda, kenapa saya nasehatkan hal ini. Alasan pertama, karena memang luar biasa pengaturan musim buah itu. Ketika cuaca dingin, tibalah musim mangga, duren, dan rambutan yang menghangatkan. Dan saat cuaca panas, datanglah musim blewah dan semangka yang menyegarkan. Alasan kedua, buah-buahan yang ada di luar musimnya biasanya harganya mahhaaalll…

AllaaHumma  (Ya Allah) baariklanaa (berkahilah kami) fii tsamaarinaa (pada buah-buahan kami) wa bilaadinaa (pada negeri kami) wa sha’inaa (pada takaran kami) wa muddinaa (dan pada timbangan kami). Amin.[]

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *