Loading

 

Sudah 2 tahun 2 bulan 15 hari aku jadi santri di Pesantren Media. Hari ini, hari senin pelajarannya Ustadz Oleh. Ustadz Oleh itu kepala Sekolah di Pesantren Media. Menulis Kreatif, itulah pelajaran yang diajarkannya.

Baru saja aku selesai mengikuti pelajarannya. Cerpenku yang minggu lalu aku buat, dibacakan dan dikomentar. Rasanya campur aduk. Antara senang dan malu.

“Sebagai penulis pemula, cerpennya lumayan bagus” Kata salah satu temanku. Ustadz Oleh pun bilang, “Idenya bagus.” “Akhirnya terlalu jeg lek”, “Kalau mau akhirnya, gini.. gini.. gini..”, dan masih banyak kritik dan masukan yang di berikan.  

Masih banyak yang perlu aku perbaiki dengan cerpen yang aku buat tadi. Aku masih kesulitan untuk mengakhiri isi cepen. Apalagi aku buat cerpen itu dengan keadaan ngantun bwanget. Hari ahad lalu itu aku ga tahu mau nulis apa. Aku bilang ke Teh Ira, “Teh, aku ga tahu mau nulis apa. Jangan buat sekarang yah Teh.” Pintaku memelas

“Loh, ga boleh gitu dong. Minggu kemarenkan udah ga buat. Emang mau kalau laptopnya di sita?” Dengan mimik muka so serius dan ancamnya.

Akupun terdiam dan terus mantengin laptop. Aku terus aja ngeluh ke Teh Ira yang lagi asik ngedit cerpennya. Akhirnya, akupun buka-buka cerpen yang pernah Ustadz Oleh kasih.

Setelah baca semua cerpen yang dikasih Ustadz Oleh, akhirnya ada salah satu cerpen yang memberikan aku ide. Akupun mulai mencoba untuk menulis. Lagi-lagi aku tidak tahu bagaimana cara mengawalinya.

Setelah sekian lama, aku mulai mengetik. Berbagai kendala bermunculan. Aku bingung bagaimana cara mengakhiri cerpennya. Jam setengah satu malam, dan aku sudah sangat ngantuk! Walhasil, akhir cerpen yang aku beri judul “Kata Hati Rina.”

Ke esokan harinya, pas pelajaran menulis. Aku minta tolong Ustadzah Wita untuk membaca cerpen aku. Ternyata dan ternyataaaa, cerpennya bwanyak banget yang salah ejaannya. Ustadzah Witapun merapikan dan memberikan masukan.

Hari itu ada 3 cerpen yang di kumpulkan. Cerpennya Aku, Nisa dan Maila. Pertama Cerpen Maila yang dibacakan setelah itu barulah Cerpennya Nisa. Karena waktu sudah habis, jadi cerpen aku belum dibacakan.

Setelah selesai pelajan, malam harinya aku minta tolong Teh Ira untuk membaca cerpenku. Setelah Teh Ira baca, ternyata masih banyak yang salah. Akhirnya aku revisi lagi. Hingga pagi tadi aku siap mengumpulkan cerpen yang telah direvisi.

Dengan adanya komentar-komentar tadi, aku jadi berfikir “Aku harus rajin lagi nih buat nulis.”  Makasih buat yang tadi udah ngasih masukan. Mudah-mudahan kedepannya aku bisa lebih baik. amin 🙂 []

[Holifah Tussadiah, santri Pesantren MEDIA, jenjang SMA, Kelas 3]

By Holifah

Holifah Tussadiah | santriwati angkatan ke-2 jenjang SMA, kelas 3 | Asal Bogor, Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *