Loading

BATAVIA OH BATAVIA..

Batavia oh Batavia siang malammu sungguh berbeda. Siang aku menyaksikan dirimu penuh dengan kegersangan serta tembok angkuh yang tinggi menjulang. Di satu sisi kontras dengan kemewahan laksana langit dan bumi perumahan kumuh yang berserakan di tanah yang terselip-selip antara tiang pencakar langit itu. Satu persatu kuamati gedung-gedung yang berjejer di sepanjang jalan. Terhimpit di antaranya Paramadina University tepat berada di samping kantor KAO. Paramadina itu yang besutannya mendiang Nurkholis Madjid kan? Dan saat ini rektor yang memimpin adalah Prof. Anis Baswedan. Sangat akrab nama-nama itu di telingaku kawan. Karena dari kecil aku dibiasakan oleh ayah untuk mendengarkan berita. Oiya kawan apa perlu kuceritakan?

Tapi mata dan perutku tak bisa diajak kompromi. Yang satu minta diistirahatkan alias tidur, yang satunya lagi minta diisi.

So wait a minute. Yea sekarang kita lanjutkan cerita perjalanannya ya.

Jakarta Jakarta, tak habis menawarkan keeksotisan metropolitan. Di siang hari penuh debu dan polusi dengan panas yang tak ketulungan. Belum lagi macet yang, yah memerlukan sabar tingkat tinggilah. Pantas saja kota Jakarta memasuki 10 besar kota yang terbaik untuk melatih kesabaran.

ooOoo

Tepat pukul 08.30 kami tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pertama turun di terminal 1A atau di kantor LION. Jadi di mobil tinggal aku, Maila, dan Wigati yang akan turun di kantor Batavia. Dan di situlah aku dijemput sama abangku yang tinggal di Tanggerang.

Abang kandungku yang ke-2 ini bekerja di bandara sebagai petugas Bea Cukai. Dan masih ada kerja hingga pukul 12.00 siang. Jadi, dengan terpaksa aku pulang dengan menggunakan taksi. Penat jugalah nunggu sampai jam segitu. Mending pulang dan langsung bisa istirahat dan bertemu dengan ponakanku yang comel sangat.

ooOoo

Di tengah perjalanan menuju Cluster Edelweiss, Cipondoh, wabah macet melanda. Iseng kumemotret kehidupan sekitar jalan yang kulewati. Pandanganku tertambat pada pedagang kaki lima dan pedagang asongan yang menjajakan dagangannya sepanjang jalan. Ada yang menjual pesawat-pesawatan hingga ada yang menjual buah tomat untuk dijus. Ada-ada saja cara orang mencari nafkah di Ibukota ini. Tidak sama dengan di tempat kota kelahiranku di Aceh mencari uang di sana adalah hal mudah asal ada usaha.

Blue Bird terus melaju tergesa. Sepertinya supir ini sudah cukup senior dan paham betul keinginan pelanggannya yakni cepat sampai pada tujuan dengan biaya cargo yang murah.

ooOoo

Dan akhirnya alhamdulllahaku sampai dirumah. Langsung saja aku salami kakak iparku yang sudah dari tadi menungguku dan keponakanku yang comel itu… “aim Chhaiiyyyyaankk…” muuaaach-muacchhhh…

Sorenya aku diajak buka puasa bersama di daerah Pluit, Jakarta Utara. Hmmm nyummy masakan Padang yang original. Dan baru kali ini di Jawa aku makan enak yang pas di lidah.

Malamnya menjelajahi kota Jakarta yang eksotis. Lampu-lampu menghiasi kota Jakarta. Sungguh sangat berbeda Jakarta siang dengan Jakarta malam. Dan pandanganku takjub pada mal Taman Anggrek yang konon katanya mal terbesar di Indonesia. Layar besar sempurna menghiasi di depan mal. Pemandangan yang tak mungkin bisa kulihat di siang hari. Lalu di perjalanan pulang ke Tanggerang kami singgah di mal Serpong Sumarecon. Di dalam ternyata ada live music. Setelah keliling tempat parkir di depan mall penuh, akhirnya mobil kami terparkir di lantai dasar gedung. Ups tiba-tiba aku kebelit pipis dan ini pertama kalinya aku ke toilet mal di ibukota. Wah toilet seperti ini asing bagiku. Karena alat pemencet tombol bilasnya bukan di atas closet melainkan di samping. Hahahaha,,. Untung saja tidak ada pengguna toilet lainnya di dalam. Dan untung saja cleaning service itu sabar melayaniku.

Kami pun memasuki ke dalam mal. Dekorasi mal disesuaikan dengan tema ramadhan dan idul fitri. Ada replika beduk, stiker lantai bermotif pasir yang berdesir dipermanis dengan aksesoris ketupat yang menggantung di sana-sini.

ooOoo

Jam telah menunjukkan pukul 22.30 WIB. Lelah. Itulah yang kurasakan ketika sampai di rumah abang. Istirahat sejenak lalu berkemas untuk kepulangan ke Banda Aceh besok.

Ya begitulah ceritaku bermalam mingguan di Jakarta sungguh terasa sangat berbeda [Indah Dini, Santriwati Pesantren Media, Kelas 1 SMA]

Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis catatan perjalanan/diary di Kelas Menulis Kreatif Pesantren Media

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

2 thoughts on “Semalam di Jakarta”

Tinggalkan Balasan ke Hawari Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *