Loading

#4

Batang hidung Via sudah tak terlihat. Ya, beberapa menit lalu dia naik ke dalam bis. Penulis tidak tahu dia duduk di kursi yang mana. Ok, perjalanan dilanjutkan. Kini, penulis dan tim pengantar yang lain berangkat menuju Stasiun Bogor untuk mengantar Cylpa. Sang mentari sudah beranjak dari tempat peraduannya. Langit yang tadinya gelap kini berubah menjadi terang. Awan-awan putih berarakan tertiup oleh hembusan angin dingin pagi hari. Jalan raya semakin ramai dilalui oleh berbagai jenis kendaraan roda empat dan roda dua.

Di perjalanan, kami mampir ke Kimia Farma. Sepertinya Kak Farid akan membeli obat. Dalam hitungan menit kami melanjutkan perjalanan. Tidak lama lagi sampai di tempat tujuan. Cylpa sudah siap-siap. Kak Farid memarkirkan mobil panter di pinggir jalan dekat stasiun. Tepatnya sih belum masuk area stasiun. Segera Cylpa dan tim pengantar turun dari mobil menuju pintu masuk stasiun yang letaknya lumayan. Kami berjalan kaki ke sana. Di pinggir jalan banyak pedagang menjajakan barang dagangannya. Ada pedagang buah, tisu, koran dll. Area dekat stasiun ramai sekali. Puluhan angkot, becak, pejalan kaki dan motor memenuhi jalan. Para kenek sibuk mencari penumpang dengan menawarkan jurusan angkot. Macet pun tak bisa dihindari. Suara klakson mobil dan motor menambah suasana menjadi sangat ramai walaupun jam baru menunjuk ke angka 6 (kalau tidak salah).

Area parkir stasiun juga dipadati oleh mobil dan motor. Kami sudah melewati pintu masuk stasiun. Di beranda, penulis dan Ela berjalan mengikuti Cylpa, Ica dan Fathimah sambil menarik koper. Ternyata banyak sekali orang di sini. Pasti mereka adalah calon penumpang kereta. Mulai dari anak kecil, anak SD, SMP, SMA hingga dewasa. Mereka berjalan dengan cepat dan terburu-buru. Oya, hari ini adalah hari Senin. Hari anak-anak kembali bersekolah. Pantas saja banyak calon penumpangnya memakai seragam sekolah. Yang lainnya mungkin para pekerja dan mahasiswa. Berbeda dengan kami, para santri Pesantren Media. Di saat orang lain kembali bersekolah, kami malah sedang libur. Libur selama 1 bulan dan dimulai dari hari Ahad kemarin. Asiik!

Beranda stasiun memang sangat padat. Para calon penumpang melangkahkan kaki menuju loket. Tak hanya menuju loket. Banyak juga yang berjalan berlawanan menuju keluar stasiun. Mereka super sibuk! Hanya fokus pada jalan. Kadang sampai tidak memperdulikan orang di sebelahnya. Aksi saling sikut tak bisa terhindarkan. Yang penting sampai ke tempat tujuan. Penulis pusing melihat mereka seperti itu. Tapi kami tidak mau kalah. Penulis dan tim pengantar mempercepat langkah. Hahaha…

Akhirnya kami berhasil melewati orang-orang itu. Kini kami berada dekat loket. Wow, antriannya panjang. Cylpa cepat-cepat berlari menuju tempat antrian. Sedangkan kami menunggunya tak jauh dari loket. Sambil memegangi koper Cylpa, kami memperhatikan kondisi sekitar. Lagi-lagi, orang-orang sibuk. Ada yang berlari menuju tempat antrian, ada yang berjalan keluar loket dan ada juga yang berjalan menggotong orang tua memakai tandu (sepertinya orang yang ada di atas tandu itu pingsan). Dipikir-pikir, penulis tidak betah berlama-lama berada di tempat seperti ini. Pusing melihat orang-orang.

Well, Cylpa sudah mendapatkan tiket. Tiba saatnya untuk berpisah. Setelah berpamitan Cylpa berjalan menjauhi kami. Ia mendorong kopernya. Lambaian tangan mengiringi kepergian gadis berdarah Betawi-Padang itu. Huaaahhh… Cylpa jangan tinggalkan kami (lebay!) ><

“Selamat jalan, Cyl. Semoga selamat sampai tujuan. See you again…!

Akhirnya, penulis, Ica, Ela dan Fathimah kembali ke mobil panter melewati orang-orang yang super sibuk. Juga para pedagang dan kendaraan di luar stasiun. Matahari semakin tinggi. Asap dan polusi kendaraan tak bisa dihindari. Penulis sampai menutup hidung menggunakan kerudung. Bagaimana tidak, asap kendaraan membuat hidung tak nyaman. Rasanya ingin segera tiba di Pesantren. Let’s go!!!

[Siti Muhaira, santriwati kelas 3 jenjang SMA, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *