Oleh Novia Handayani (Santri Pesantren Media)
20-26 Agustus 2011
Setelah beberapa bulan aku menjalani hari-hariku di pondok, akhirnya liburanpun menghampiriku. Aku menunggu sekali saat-saat itu karena aku rindu dengan keluarga, sahabat dan saudaraku disana. Sebelum aku pulang, aku dan temanku di pondok memutuskan untuk pulang pada hari minggu. Tapi sayang, ayahku tidak bisa menjemputku pada hari itu, ayahku memutuskan untuk menjemputku pada hari sabtu. Aku tahu, ia kecewa berat dan sedih saat mendengar kabar itu. Aku sungguh sangat merasa bersalah dengannya, semoga saja ia mau memaafkanku. Malamnya aku kecewa berat saat aku tahu bahwa aku kedatangan tamu istimewa, dan itu artinya aku tidak bisa lagi berpuasa.
Besoknya, saat aku sedang di masjid untuk mengikuti acara buka bersama, aku harus menahan rasa maluku karena aku hanya bisa melihat mereka dari luar saja. Tapi rasa Maluku hilang saat aku tahu bahwa ayahku sudah sampai ke pondok. Tapi disisi lain aku bingung menuju kesananya karena hujan sangat derasa, tapi tiba-tiba saja umi Lathifah datang menjemputku dan akupun langsung meninggalkan masjid untuk menemui ayahku di pondok.
Setelah beberapa menit kami berjalan. Sampailah kami ke pondok dan akupun langsung menemui ayahku. Selama aku bersama ayahku, aku cerita banyak tentang keseharianku selama di pondok.
Tidak terasa adzan maghrib sudah berkumandang dan itu adalah tanda bagi umat muslim untuk berbuka puasa. Aku dan ayahkupun mulai buka puasa bersama keluarga Ustad Umar meskipun hari ini aku tidak berpuasa. Selesai buka puasa, ayahku memutuskan untuk shalat maghrib di masjid sedangkan aku istirahat sebentar di kamar sambil menunggu ayahku kembali ke pondok.
Beberapa menit kemudian, ayahku kembali ke pondok dan ayahkupun langsung membantuku membereskan barang-barangku ke motor. Saat semuanya sudah selesai, kamipun langsung berpamitan pulang dengan keluarga guruku, teman-teman, serta guruku yang lain.
Selama di perjalanan pulang, macet selalu menghadang laju motor ayahku. Mau tidak mau, aku harus menunggunya sampai-sampai aku ngantuk banget. Tapi aku menghiraukan rasa ngantuk itu dan kembali melihat situasi jalan yang sedang kami lalui.
Tidak terasa, sampailah kami ke rumah. Aku disambut hangat oleh keluarga, saudara, serta tetanggaku. Tapi saudaraku lucu loh saat menyambutku. Salah satu dari mereka menyuruhku untuk menutup mata. Aku bingung banget apa yang mau mereka lakukan kepadaku. Saat saudaraku menyuruhku untuk membuka mataku, aku kaget, senang sekaligus terharu. Saudaraku beramai-ramai melemparkan serpihan kertas ke aku dan memecahkan balon di telingaku, padahal aku takut banget sama suara balon. Tapi aku tidak menunjukkan rasa takutku pada mereka . Tidak itu saja, saudarakupun mempersembahkan kata welcome untukku dari kertas karton yang mereka bentuk-bentuk.
Aku kira, sambutan yang diberikan kepada mereka sudah selesai, tapi ternyata belum. Mereka menyuruhku melihat petasan yang akan mereka nyalahkan untukku. Tapi kali ini aku menolak karena aku sangat takut sama suara petasan.
Akhirnya saudarakupun selesai memberikan surprise untukku. Akupun langsung membagi ceritaku selama di pondok kepada mereka dan merekapun mencurahkan isi hati mereka saat aku tidak ada di samping mereka. Setelah itu aku langsung tidur untuk menghilangkan rasa lelahku.
Hari ini aku kecewa karena aku tidak bisa berpuasa. Dari tanggal 20 sampai dengan tanggal 26 aku harus bersabar melihat mereka berpuasa sedangkan aku tidak puasa. Selama aku tidak puasa, aku hanya menjalani hari-hariku dengan menonton tv, main ke rumah teman, beres-beres rumah, dan membantu ibuku menyiapkan makanan untuk buka nanti.
Sabtu, 27 Agustus 2011
Hari ini aku senang sekaligus bersyukur banget karena aku masih diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan sahur bersama keluargaku di bulan yang suci ini. Selesai sahur, kamipun langsung shalat subuh. Setelah itu, kami langsung menjalani aktifitas kami seperti beres-beres rumah, sampai matahari terbit dari ufuk timur. Setelah itu akupun memutuskan untuk mandi agar aku bisa segar kembali seperti biasa. Selesai mandi, aku bersilaturahmi ke rumah temanku yang lain, untuk melepas rasa rindukku pada mereka. Setelah itu, aku langsung kembali ke rumah untuk mengerjakan tugas dari pondok.
Adzan dzuhurpun berkumandang. Akupun langsung mengambil air wudhu, shalat dan tidur siang sampai bada ashar. Setelah itu, aku shalat ashar bersama kakakku. Selesai shalat ashar, aku membantu ibukku masak untuk buka nanti. Tapi aku hanya sebentar membantu ibu karena aku belum mandi sore.
Tidak terasa maghrib kembali berkumandang. Akupun langsung buka bersama keluargaku, shalat maghrib dan langsung menuju musholah untuk shalat tarawih sekaligus shalat isya disana. Selama shalat tarawih, teman-temanku berusaha mengganggu shalatku. Tapi alhamdulillah, aku tidak keganggu karena aku memejamkan mataku darinya. Melihat reaksiku yang tak terganggu, temankupun mulai bosan dan langsung duduk bersandar di tembok musholah.
Tidak berapa lama shalat tarawihpun selesai. Aku, temanku dan jamaah lainpun pergi meninggalkan musholah untuk pulang ke rumah masing-masing. Sampai ke rumah, aku minum dan langsung menuju kamarku untuk tidur. Saat aku sedang tertidur pulas, orangtuaku membangunkanku untuk sahur. Dengan mata masih mengantuk, aku memutuskan untuk bangun dan langsung cuci muka. Setelah itu, aku dan keluargapun mulai sahur seperti biasa. Selesai sahur, kami langsung shalat subuh berjamaah. Harusnya setelah shalat subuh, aku mulai beraktifitas biasa seperti cuci baju, dll, tapi karena aku masih ngantuk, akupun memutuskan untuk tidur sebentar dan aku kembali terbangun pukul 8 pagi. Saat aku sudah bangun, aku langsung mandi pagi dan mulai menjalani aktifitasku seperti biasa sampai pukul 10 pagi menjelang siang. 2 jam berikutnya aku isi dengan menonton tv sampai bada dzuhur. Karena aku tidak mau tertinggal shalatnya, akupun memutuskan untuk langsung shalat dzuhur lebih dulu, setelah itu, aku langsung menemui teman-teman SMAku yang kebetulan main ke rumahku untuk bersilaturahmi. Aku sangat senang sekali bisa bertemu kembali dengan mereka. Aku kira, mereka sudah melupakanku, ternyata mereka masih mengingatku. Bahkan mereka menceritakan kesehari-harian mereka selama di sekolah.
Tidak terasa, adzan asharpun mulai berkumandang indah di telingaku. Aku dan teman-temankupun memutuskan untuk shalat berjamaah di musolah sebelum mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Saat sudah selesai, mereka langsung berpamitan denganku dan menitipkan salam untuk orangtuaku yang sedang mengajar di sekolah.
Adzan maghrib mulai berkumandang kembali. Aku dan keluargapun langsung buka puasa bersama dengan penuh keceriaan. Bahkan, kami semua tertawa saat adikku yang SMP ngerjain adikku yang kecil. Ia menambahkan cabe rawit besar di tahu adikku, saat adikku memakan tahunya, ia nangis kepedesan dan langsung sakit perut. Karena kelakuan abangnya itu juga, ia sampai sakit selama seminggu. Selesai buka puasa dan puas ngerjain adikku, kamipun langsung shalat maghrib, tapi tidak berjamaah. Ayahku dan adik-adikku memutuskan untuk shalat di musholah sedangkan aku, ibuku dan kakakku shalat berjamah di rumah. Selesai shalat maghrib, aku bersama teman-temanku langsung shalat tarawih ke musholah, dan alhamdulillah, shalat tarawih kami lancar tanpa ada gangguan sedikitpun.
Selesai shalat tarawih, jamaah yang lain mulai pulang ke rumahnya masing-masing, sedangkan aku dan teman-temanku duduk sebentar di depan rumahku untuk main bersama sampai waktu menunjukkan pukul 9 malam. Setelah itu mereka berpamitan pulang denganku dan akupun langsung masuk ke dalam kamarku untuk tidur.[bersambung]