Salah satu dari kita mungkin pernah merasakan hidup tanpa teman. Namun, apakah ia akan bertahan lama dalam kehidupannya? Maksud saya bukan karena hidup-mati seseorang bergantung pada teman, namun manusia pasti akan selalu merasa butuh dengan orang lain. Tidak perlu kita pungkiri dan sangkal. Bahkan saya tidak perlu memperpanjang penjelasan mengenai ini.
Maka dari itu, saya ingin berbagi ilmu mengenai aturan, atau setidaknya bagaimanakah cara kita bergaul/berteman dengan orang lain dengan cara yang baik. Berikut, adab bergaul:
- Mengenali karakter
Dalam berteman, kita perlu mengenali karakter mereka. Dengan siapa kita dekat, maka dengannya juga kita mengenali karakter orang tersebut. Maka, hendaknya kita mengenali karakter seseorang sebelum kita memutuskan untuk lebih dekat dan jauh mengenalnya.
- Memahami perasaan
Setiap dari kita diberikan naluri oleh Allah SWT, yang mana bisa disalurkan dengan hal positif dan juga negatif. Tergantung ‘Si Pemilik’ naluri tersebut. Maka, kita harus pandai-pandai mengerti perasaan orang lain. Memang kadang sulit untuk menyamakan perasaan orang dengan perasaaan pribadi kita. Namun, sulit bukan berarti mustahil, bukan?
- Hormati perasaan orang lain
Jika tadi kita belajar untuk memahami, sekarang kita belajar menghormati perasaan mereka. Menghargai perasaan yang kadang membuat emosi kita memuncak. Jika tidak pandai mengontrolnya akan mudah sekali kita di-cap sebagai orang yang emosional. Betul? Jika kita ingin dihargai, dihormati oleh orang lain, kita harus menunjukkan pada mereka bahwa kita menghormati mereka. Agar mereka tahu, bahwa kita pun ingin diperlakukan sama. Dihormati.
- Menempatkannya sesuai dengan kedudukannya
Kita lihat, siapakah yang kita jadikan teman? Siapakah orang yang sedang kita dekati? Apakah mereka lebih dewasa atau di bawah kita? Dudukkan mereka sesuai dengan usia mereka. Jika lebih dewasa dari kita, maka hargai dan sopanlah! Jika lebih kecil dari kita, maka sayang dan maklumilah!
- Tawadhu’
Tidak ada orang yang suka melihat orang lain lebih tinggi dari kita. Maka, merendahlah dihadapan mereka! Tidak usah menunjukkan keunggulan kita secara terang-terangan guna memojokkan mereka. Jika memang ada manfaat di dalamnya, maka diperbolehkan. Misalnya, untuk memberikan mereka semangat dan inspirasi untuk berubah dari keterpurukan.
- Bermuka manis
Siapa yang suka bergaul dengan orang yang pembawaannya selalu bermuka masam? Bahkan hewan saja akan bisa merasakan aura jelek dari dirinya. Maka, pasanglah muka cerah dan penuh senyum dihadapan mereka. Kesan pertama sangat berarti. Maka itu, ketika memulai pertemanan dengan orang kita harus menunjukkan sikap ramah pada mereka. Bukan berarti hanya saat menunjukkan kesan pertama saja, namun seterusnya.
- Berbaik sangka
Mungkin ini point paling utama. Karena sangkaan buruk akan berpengaruh pada sikap dan cara pandang kita terhadap orang lain.
- Memaafkan kesalahannya
Manusia memang ditakdirkan sebagai tempatnya salah dan lupa. Setiap kesalahan dan kenangan buruk, hendaknya dimaafkan. Bukan dilupakan. Karena kenangan di masa lalu tidak akan bisa hilang. Jika kita tidak bisa memaafkannya, akan menjadi beban yang sangat berat,
- Berbicara sesuai kemampuan akalnya
Sesuaikan konteks pembicaraan yang ingin disampaikan. Jangan sampai kita berbicara dengan anak kecil, namun menggunakan bahasa sastra. Dan begitu pula sebaliknya. Itu akan menunjukkan kecerdasan berkomunikasi kita rendah.
- Senang dengan apa yang disenangi dan sebaliknya
Namun point ini terlepas dari apa yang mereka sukai, namun menyimpang dari Syara’. Jika ada kekeliruan, kita tetap berkewajiban menegur.
Itu mungkin yang bisa saya bagi, semoga bermanfaat^^
[Zahrotun Nissa, santriwati jenjang SMA angkatan ke-3| @nissaniza98]