Di Pesantren Media ini ada salah satu Ikrar Santri yang isinya: menjaga kebersihan diri, asrama, dan pondok. Jadi, seluruh santri wajib melaksanakan piket setiap hari. Piket santri ikhwan dibagi menjadi dua bagian. Kelompok pertama piket mushola, kelompok kedua piket asrama. Santri akhwatnya piket kelas. Setiap hari piket selalu di-rolling, terkadang aku dapat piket halaman, kadang mushola, dan terkadang aku juga dapat piket kelas.
Oya, yang aku suka adalah piket kelas. Kenapa? Karena piket kelas lebih terasa mudah dan cepat dibandingkan piket mushola ataupun halaman kebun. Tugasku kalau piket kelas adalah merapikan meja, melipat karpet atau memungut sampah sampah kertas yang sering disobek oleh santri-santri yang merasa tidak membutuhkan kertas, hehehe…
Terkadang aku juga kesal dengan anggota kelompokku yang kerjaannya hanya memperhatikan saja. Sudah mah tidak bantu, malah menyusahkan yang lain pula. Tapi yang aku senang dari santri seperti itu adalah mendapatkan hukuman, seperti push up, sit up, squat jump, dll. Itulah yang disebut pembalasan bagiku. Hehehe…
Kalau piket kelasku sudah selesai, lega rasanya. Jadi lebih banyak waktu untuk melakukan persiapan belajar, dan belajarku pun nyaman karena kelas sudah bersih. Tapi ada satu ruangan kelas yang sudah lama aku ingin membersihkannya, tapi berat untuk dilakukan. Santri menyebutnya perpus. Di ruangan itu banyak sekali buku yang menumpuk. Itu adalah tanggung jawab terberat bagi yang piket kelas, karena harus merapikan buku-buku dalam kurun waktu yang singkat. [Dandy Okta Ramadhan, kelas 1 SMA]