Pagi2 aku bangun dari tempat tidurku,lalu aku segera beranjak menuju kamar mandi untuk mandi,agar badanku wangi dan tidak ngantuk,setelah selesai mandi aku pun langsung ganti baju,lalu aku pun menuju masjid,bersama teman2.setelah selesai dari masjid ,sayapun langsung pulang.untuk menyiapkan barang bawaan saya untuk jalan2 menuju puncak.setelah semua barang bawaan sudah lengkap dan tersusun dengan sangat rapi,saya dan teman2 menuju pesantren untuk makan pagi,setelah selesai makan pagi.pak ustadz umar memberikan arahan untuk membagi rombongan,agar tertib dan bisa di atur dengan mudah oleh sang ketua.setelah selesai menyampaikan arahan,saya bergegas untuk masuk mobil,dan rombongan lainnya,lalu pak supir kami adalah dihya musa amal romis.beliau sangat lincah mengendarai mobil,grup kami adalah mobil panter,sedangkan akhwat SMA di regu ustadz umar,dan akhwat SMP bareng di mobil phanter.
Ketika mobil berangkat,aku sambil terdiam membisu,karena akhwat SMP sangat2lah ribut.kepalaku pusing mendengarnya,ada yang caper,sambil nelfon temenya,ada juga yang cara bicarannya lebay abis.pusing pada saat itu,dari pada aku pusing mending aku tidur saja.setelah tidur,mobil berhenti di sungai ciliwung,dan aku di bangunkan oleh si taki.aku pun bangun.lalu aku keluar dari mobil,dan melihat sekitar sungai ciliwung,sungainya bagus,tapi airnya agak kotor.dan ada sedikit sampah yang berserakan di pinggir sungai,dan di belakang sungai,ada lapangan sepak bola dan juga basket,dan ada panjat tebing juga di sana,lalu kami menuju tempat panjat tebing lalu ustadz umar memfoto kami,setelah selesai berputar-putar sekitar daerah sungai ciliwung,kami pun melanjutkan perjalanan menuju katu lampa.setelah semua santri sudah masuk mobil semua,akhirnya mobil jalan,dan berangkat menuju katu lampa,menuju katu lampa lumayan jauh,sambil menunggu agar sampai di tujuan aku melihat sebelah kiriku betapa indahnya daerah bogor ini,dan teringat saja sama kota liwa.
Setelah beberapa menit,akhirnya kami sampai juga di katu lampa,lalu saya pun keluar dari mobil,bersama tim lainnya,lalu kami menuju jembatan katu lampa.untuk melihat di sekitar-kitar pemandangan di bendungan katu lampa,ku habiskan waktu ku untuk berfoto-foo bersama teman2,dan mata tidak berkedip,karena keindahan bendungan itu sangat luar biasa.setelah kami sudah berlama-lama di jembatan,kami pun menuju ruah yang ada di dekat bendungan,lalu ustadz umar pun memfoto kami beramai-ramai.
Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju puncak,ketika di perjalanan macet sungguh luar biasa.rasanya sungguh ingin cepat2 keluar dari area macet,biar cepat menuju puncak.perjalanan kami,sering sekali di landa macet,aku pun memutuskan untuk tidur lagi.setelah terbangun aku kaget,ternyata kami di tilang polisi,karena tidak ada kartu sim dan STNK mati,untunglah.pak supir kami sangat2 pintar,dan dia membohongi pak polisi,ketika polisi bertanya,ada uang berapa kamu?
Dihya musa menjawab,Cuma 20.000 pak,padahal si pak supir uangnya lebih.lalu polisi pun mengambil uang tersebut.biasanya orang yang tertilang itu di kenakan biaya yang sangat besar untuk menebusnya kembali,padahal STNK mati,tidak ada kartu sim,dan tidak memakai sabuk pengaman,dan ustadz umar juga tertilang polisi,dan beliau membayar kepada polisi 200.000,kesalahannya hanya tidak memakai sabuk pengaman.syukurlah Allah swt memberikan suatu keajaiban yang luar biasa kepada mobil panter kami,setelah berlama-lama berurusan dengan polisi,kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak.setelah sekian lama perjalanan akhirnya puncak terlihat juga,dan sejuk sekali udara pada saat itu,luar biasa,subhanallah.
Akhirnya sampai juga di puncak,aku dan teman2 pun lagsung keluar dari mobil,betapa indahnya puncak,dan selalu aku mengucapkan subhanallah,lalu kami pun menuju masjid at-ta’awun,dan melaksanakan sholat dzuhur,sangat dingin sekali ketika menyentuh air pegunungan,seperti air es saja.lau sholatlah kami.setelah selesai sholat,kami pun makan,setelah selesai makan,aku dan anam dan yusuf,berputar-putar di sekitar masjid at-ta’awun,ya untuk berfoto-fotolah.setelah puas melihat sekitar masjid,kami pun ke lokasi tempat jualan jagung bakar,aku dan teman2 pun membeli jagung.sangat nikmat sekali jagung bakar,rasanya pedas,dan cocok sekali di nikamati di puncak.
Setelah selesai menikamati jagung bakar,kami pun langsung pulang. [Heri Pramono, santri angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas menulis feature di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media