Loading

Tanpa Persiapan

Jum`at ini, kami berencana akan pergi berwisata alam ke Danau Situ Gede. Awalnya, aku ragu. Apakah kami jadi berangkat atau tidak? Soalnya, sampai jam tujuh, kami belum melakukan persiapan. Padahal biasanya. Kalau ada wisata, kami akan mempersiapkan sejak kemarin malam.

Persiapan mendadak

Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Waktunya sarapan pagi. Walau pun agak telat, aku tidak akan melewatkan saat ini. Saat sarapan, Ustadz Umar memberikan penjelasan tentang keberangkatan kami nanti. Katanya,

“Kita tidak akan berangkat sebelum jam dinding di kamar SMA Akhwat dipasang.”

Ustadz Umar juga memberitahukan apa-apa yang harus dibawa ke tempat wisata. Untung saja barang-barang yang dibawa tidak terlalu sulit didapat. Untuk ongkos, karena tempat wisatanya lumayan dekat, ongkosnya ditanggung Ustadz Umar. Asyik..

Perjalanan

Seperti biasa, kami berjalan beriringan menggunakan dua buah mobil, Avanza dan Panther. Ustadz Umar mengatur tempat agar semua cukup dan merasa nyaman berada di kedua mobil tersebut. Kalau aku, sih, enjoy aja. Dengan postur tubuhku yang mungil, aku muat, kok, masuk mana aja.

Akhirnya, aku dimasukkan ke dalam mobil Panther bersama Putri, Wigati, Teh Holifah, Teh Icha, dan sisanya adalah Ikhwan. Di dalam mobil, aku ditempatkan di bagian pojok belakang. Sambil meringkuk kepanasan, aku tertidur. Bagiku, tidak rugi apabila aku tertidur. Itu artinya, aku tidak terlalu merasakan kesengsaraan yang sebenarnya menyenangkan. Lho, kok?

Pertarungan dimulai

Sebelum sampai di Situ Gede, aku terbangun. Ketika melihat ke sekitar, aku langsung menyadari bahwa kami akan segera sampai. Alhamdulillah..

Segar rasanya melihat air di Situ Gede. Tapi, hati juga sedih melihat sampah menggenang di pinggir danau.

Kami berjalan menuju sisi lain dari danau. Di tempat itu, ada bebek-bebek yang dikayuh. Bebek-bebek itu besar dan mengapung. Aku ingin sekali menaikinya. Harganya Rp. 10.000 per 15 menitnya. Dengan sigap, kulirik dompetku. Alhamdulillah, ada.

Aku menaiki bebek yang ku sebut Bego ini berdua dengan temanku, Siti. Maaf, ya, teman-teman. Bego adalah singkatan dari Bebek Goes. Aku dan adikku Abdullah yang memberinya nama.

Aku dan Siti berpatungan untuk menaiki “Bego” ini. Kami menaiki Bego dengan nomor 4. Aku senang sekali. Begitu juga teman-teman yang lain. Adik Muhammad juga senang. Walau pun, ia hanya naik sebentar.

Oh, iya. Kebetulan, bebekku dan Siti, berdekatan dengan bebeknya Cylpa dan Teh Holifah. Kami bertarung. Untuk pemenang siapa yang tercepat. Tentu saja, aku dan Siti yang menang. Karena, selain kami sedang bersemangat, aku menggunakan taktik menabrak. Tentu Cylpa jadi sewot. Tapi itu tak lama. Kami kan teman.

Puas bermain “Bego”, aku dan Siti izin ke warung untuk membeli minuman dingin. Di sini, kami dilayani oleh dua orang ibu yang baik.

Sebelum pulang, seperti biasa, kami melakukan foto bersama di lokasi wisata. Santri-santri Akhwat sibuk mengambil buah Kersen.

Ternyata suara Rusa

Setelah dari Situ Gede, kami akan pergi ke Rumah tahan Gempa. Namun, aku tidak mengerti. Kenapa tidak jadi. Tapi, ke penangkaran Rusa, tetap maju..

Awalnya, aku bosan di tempat ini. Karena yang pertama, bau kotoran rusa yang membuat mual. Yang kedua, aku tak banyak beraktifitas di sini. Namun tiba-tiba, aku mendengar suara teriakan. Ternyata, itu adalah suara rusa yang mendekatiku. Ia memperhatikan plastik bekas tahu yang ku pegang. Mungkin ia mencium bau tahu yang membuatnya lapar. Aku senang bukan kepalang. Karena berhasil membuat rusa itu mendekat kepadaku.

Namun, begitu ku dekatkan plastikku, aku ditegur oleh Ustadz Umar. Hehe.. Ketahuan, deh.

Kemudian, kami masuk ke sebuah gerbang kecil yang ternyata adalah sebuah taman kecil yang di taman itu, kita bisa melihat danau Situ Gede dengan lebih lebar. Pepohonan di sini juga lebih banyak, besar, dan tinggi. Aku sangat senang di sini.

Susu Fakultas Peternakan IPB

Siang hari, aku baru ingat kalau sekarang hari ini hari Jumat. Artinya, Ikhwan harus sholat Jumat. Akhirnya, kami bergegas Fakultas Peternakan IPB. Kami akan membeli susu Fapet (Fakultas Peternakan) sebelum tutup.

Dan benar dugaan kami. Tempat produksinya tutup. Ya.. Akhirnya, kami menuju Masjid Al-Huriyah di IPB. Ikhwan sholat Jum`at, Akhwat makan siang dan beristirahat. Kemudian bergantian.

Oh, iya. Sambil menunggu Ikhwan sholat, aku dan anak SMP Akhwat lainnya bermain di tiang Basket sambil berfoto-foto. Asyik, lho.

Saat menuju tempat sholat, aku dan teman-temanku berjalan memutar. Kami bingung. Karena, dimana-mana laki-laki.

Alhamdulillah. Ustadz Umar di-SMS, bahwa susu Fapetnya sudah buka lagi. Kami berbondong-bondong pergi ke sana.

Aku senang sekali bisa minum susu. Alhamdulillah.. Saat di perjalanan pulang, aku diam di pojok sambil meminum susu. Begitu susunya habis, mulutku berbicara terus. Hihi.. Seperti bayi saja, ya..

Alhamdulillah, hari ini, aku senang sekali.

By Farid Ab

Farid Abdurrahman, santri angkatan ke-1 jenjang SMA (2011) | Blog pribadi: http://faridmedia.blogspot.com | Alumni Pesantren MEDIA, asal Sumenep, Jawa Timur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *