Loading

Judul : KambingJantan

Penulis : Raditya Dika

Penerbit : Gagas Media

Halaman : 237

Cetakan pertama : 2005

 

Raditya Dika, ia seorang penulis, komika, sutradara, dan juga artis. Ia memulai karirnya dengan menulis catatan hariannya di blog. Blog dengan alamat www.kambingjantan.com mendapat Best Indonesian Blog Award pada tahun 2003. Buku yang berjudul ‘Kambing Jantan’ berisi tentang catatan harian Radit sendiri yang ditulis di blog. Blogbuku tersebut isinya full-humor, kejadian sehari-hari yang ia alami bersama teman-teman, keluarga, dan orang-orang yang ia temui.

Ia menuliskan kesehariannya di blog semata-mata hanya untuk berbagi cerita tentang kehidupannya yang menurutnya tidak normal. Tapi lama-kelamaan banyak yang suka baca dan muncul sebuah pertanyaan mengenai blog-nya oleh salah satu website lokal: “Bagaimana kalau suatu hari blog aanda dibukukan?”. Lalu dua tahun kemudian blog tersebut dibukukan.

Unik, polos, dan sial itulah keseharian yang menjadi sebuah hal biasa yang sudah ia jalani di setiap harinya, dan juga mengingatkan saya akan masa lalu sial yang sulit untuk dilupakan. Bagi saya, kepolosannya yang membawa petaka justru mendatangkan tawa. Tulisan yang ia tuliskan apa adanya, mau itu buruk ataupun baik.

Salah satu sifatnya yang membuat saya kagum adalah pede. Sifat pede mungkin sudah melekat di diri Raditya Dika. Dengan tidak tau malunya ia menceritakan dan menuliskan kesehariannya yang memalukan di blog, malah juga di tulis di bukunya yang diterbitkan oleh GagasMedia.

Di balik bagusnya sebuah buku, pasti ada sisi jeleknya. Saya pecinta humor, namun tidak dengan humor yang menciptakan kata-kata kotor/kasar. Kata-kata kasar, kotor dan nyeleneh selalu ada di setiap paragraf yang di tuliskannya di blog seharusnya tidak di tuliskan juga di buku. Kata-kata tersebut akan memberi dampak buruk bagi pembaca di bawah umur. Kritikan buruk yang ia tuliskan tentang negara lain dengan mencantumkan nama negara tersebut yang sebaiknya tidak usah diutarakan. Seharusnya, GagasMedia menyaring terlebih dahulu kata-kata yang tidak perlu dicantumkan.

Peresensi : Zuyyina Hasanah (1 SMA Pesantren Media)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *