Loading

Penyesalan akan terjadi dibelakang bukan didepan. Setiap manusia pasti pernah merasakan rasa penyesalan yang sangat dalam. Peyesalan yang tidak bisa dia lupakan. Itulah, kebanyakan manusia. Yang jarang dipikirkannya adalah  apa yang akan terjadi ketika  dia telah melakukannya. Setelah ia melakukannya, baru dia bisa merasakan akibat apa yang telah dia lakukan. Tersungkur,menangis dan mejadikan pelajaran. Itulah yang bisa dia lakukan. Tetapi, masih banyak juga orang yang tidak menjadikannya  pelajaran. Dan Dibuangnya dengan sia-sia. Tanpa perasaan menyesal.

ooOoo

Beratap daun-daun kering. Berdinding kayu-kayu kropos, yang berlapis-lapis dengan kardus. Ember-ember, yang bertebaran di sudut-sudut rumah dan di tengah-tengah rumah.  Kamar yang tidak berpintu dan jendela. Jendela hanya dapat ditemukan di ruang tamu. Mungkin rumah itu tidak ada ruang tamu. Campur baur semua ruangan. Kamar mandi yang tidak akan ditemukan shower, bethup dan perangkat-perangkat mahal lainnya. Tetapi dikamar mandi akan ditemukan gayung yang sudah peyot dan ember berwarna kusam dan akan menjadi warna hitam. Closet yang tergenang air kotor. Dapur yang banyak ditemukan warna-warna hitam di dinding. Abu-abu hitam  yang bertebaran di lantai-lantai dapur. Yang mengakibatkan kan lantai dapur berwarna hitam di  sebagian.

Tetapi rumah itu selalu bersih dan rapi. Selalu tenang, akibat lantunan ayat-ayat suci al-qur’an dari seorang perempuan. Walau pun rumah gubuk tetapi dalamnya rumah yang sangat indah.

Saputra Aditya. Yang sering dipanggil Adit. Adit ,selalu belajar dengan rajin. Baginya tiada hari tanpa belajar. Untuknya tidak ada luang waktu  untuk bersantai-santai. Janjinya pada dirinya. Untuk menjadi orang yang sukses. Dan baginya lagi al-waktu kasaif.

Hobby Adit adalah membaca. Tidak ada hobby selain membaca baginya. Di rumah gubuknya itu banyak sekali buku-buku bekas dari buku anak-anak sampai buku yang  membahas politik. Semua itu di baca denga cermat dan serius. Sampai-sampai, ketika teman-teman Adit  datang berkunjung  kerumah Adit . Mereka kaget apa yang telah mereka liat. Buku yang tersusun rapi dan banyak.

“Dit kamu membaca buku ini berapa lama?” ujar Udin yang menggaruk kepalanya karena bingung melihat bacaan Adit yang banyak.

“Buku ini tidak seberapa. Aku ingin membaca buku lebih banyak lagi. Dan kalo masalah waktunya sih tergantung akunya” Kata Adit yang sambil mengambil buku pelajara IPS (Ilmu Pegetahuan Sosial).

“Kalo rata-ratanya sehari kamu dapat membaca berapa buku Dit?” Kata Dina yang sudah duduk rapi  sambil menunggu Adit mengambil buku.

“kalo itu juga tergantung. Kalo  tebal bukunya mungkin 2 sampai 3 hari dan  aku lagi tidak ada kerjaan. Em, kalo yang buku nya agak tipis itu 3 sampai 5 harian Nah, kalo yang tipis banget. Itu sih bisa sampai  10 buku” Kata Adit yang duduk bersama kelompoknya.

“Itu dibaca atau Cuma  dilihat Dit?” Cetus Raka yang ternganga.

“Ya, dibaca lah” Kata Adit sambil tertawa. Mereka tertawa bersama sambil terbahak-bahak.

“Oh, ya Dit. Ibu kamu mana? “ Kata Sisi sambil melihat-lihat keadaan. Adit langsung terdiam dan berhenti tertawa.

“Maaf Dit” Kata Sisi yang  merasa bersalah ketika melontarkan pertanyaan itu.

“Iya ngak apa-apa. Yuk, langsung saja kita kerjakan tugas kelompok” Kata Adit yang langsung mengerjakan tugas kelompoknya. Oh, ya Adit ada tugas kelompok berlima yaitu Udin,Dina,Raka dan Sisi. Mereka berlima di tugaskan untuk membikin peta.

Adit paling tidak suka ketika ada yang bertanya  dimana Ibunya. Sebenarnya juga  ia tidak suka teman-temannya berkunjung kerumahnya.

By Putri Aisyara

Saknah Reza Putri | Santriwati Pesantren MEDIA angkatan ke-2, kelas 3 SMP | Asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan | Twitter @PutriAisyara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *