Loading

Sebagai seorang muslim yang beriman kepada rukun iman yang enam, tentunya kita percaya bahwa Allah itu Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan Maha Menyaksikan segala sesuatu. Tak perlu melakukan research rumit, observasi ini-itu, bukti nyata yang Allah perlihatkan pada manusia juga sangat banyak dan lebih dari cukup untuk meyakinkan kita sebagai makhluk yang berakal bahwa Allah itu ada.

Contoh yang paling sederhananya saja yang sering kita dengar yaitu keberadaan kotoran unta, pastilah karena ada unta itu sendiri di tempat itu. Tidak mungkin kotoran unta yang mengeluarkan ayam, atau ada dengan sendirinya.

Sama misalnya pemahat kayu dengan kayu yang dibuatnya pastilah berbeda. Tidak mungkin pemahatnya rupa dan bentuknya sama seperti kayu, atau malah dari kayu juga. Hal yang mustahil.

Begitulah Allah Swt. Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini. Manusia yang menghuni bumi Allah haruslah mematuhi peraturan yang dibuat oleh Sang Pencipta, pemiliknya. Seperti misalnya ada pembantu rumah tangga yang tak mau dimematuhi peraturan majikannya, pastilah si majikan akan marah dan memecatnya.

Jikalah kita disamakan seperti pembantu itu, dan Allah majikannya, bagaimanalah jika kita dikeluarkan dari bumi ini. Akan ke mana kita pergi? Ke luar angkasa? Itu juga milik Allah. Ke luar galaxy? Itu juga milik Allah. Semua yang ada di alam semesta ini milik Allah.

Maka dari itulah, sebagai penghuni bumi Allah, hendaknya kita menerapkan peraturanNya dan mematuhinya. Jika seorang pembantu saja takut pada majikannya karena dikeluarkan atau dipecat, apalagi kita kepada Allah. Seharusnya kita malah lebih takut pada Allah daripada majikan yang jelas-jelas sama-sama manusia. Karena Allah yang menghidupkan kita dari kematian dan menghidupkan kembali (kepada kehidupan baru di alam yang baru pula).

Seperti tak habis-habisnya berita yang muncul di media apapun mengenai keburukan dan kemaksiatan yang dilakukan manusia mendekati akhir zaman ini. Apa yang mereka kejar sebenarnya dalam hidup yang hanya sesaat ini? Tak ada keuntungannya bila kita hidup di dunia hanya menginginkan kebahagiaan sesaat.

Tentang penyimpangan seksual yang marak disiaran berita-berita terkini, penganiayaan, pemerkosaan, korupsi, semua itu pastilah dilakukan karena iman mereka pada titik terendah. Maka dari itu Allah juga berada di titik yang paling jauh dari mereka. Pertolongan Allah, Rahmat Allah sangat jauh dari orang-orang yang suka berbuat maksiat (fasik).

Padahal Allah berfirman dalam QS. al-Baqarah:186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Jadi, bagi kita yang masih diberikan umur panjang hingga detik ini, Bangkitlah dan marilah bersama saling mengingatkan untuk senantiasa menerapkan hukum Allah di bumi milik Allah. Jika kita dekat dengan Allah maka Allah juga akan lebih dekat dengan kita. Dengan itu, kita akan senantiasa dalam naungan rahmatNya Yang Maha Luas.

 

[Zahrotun Nissa, santriwati jenjang SMA angkatan ke-3, Pesantren Media]

By Siti Muhaira

Santriwati Pesantren Media, angkatan kedua jenjang SMA. Blog : http://santrilucu.wordpress.com/ Twitter : @az_muhaira email : iraazzahra28@ymail.com Facebook : Muhaira az-Zahra. Lahir di Bogor pada bulan Muharram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *