Air mataku terus mengalir, ayah disebelahku berkali-kali mengusap air matanya. Kini, ia telah meninggalkanku selamanya. Kepergian yang tiba-tiba membuatku shok. Aku tak rela, tak rela ia meninggalkanku selamanya.
***
Tett.. Tett..
“Kita akhiri pelajaran ini, selamat siang.” Ucap guru Kimia. Pelajaran hari ini, aku mengikutinya tidak fokus, ada rasa tidak enak di hatiku. Seperti beban. Ah sudahlah.
Aku duduk di kursi kelasku, duduk termenung entah apa yang aku pikirkan. Rasa ini masih ada sejak pagi saat aku berangkat sekolah. Apa yang akan terjadi?
“Hei, Keira! Hahaha, kamu lagi apa? Kok bengong?” suara Trisa yang mengangetkan ku.
“Ah, tidak apa-apa.” Ucapku lemah. Trisa duduk di bangku depan meja ku. Wajahnya pedulinyayesa