“Hmmm, nggak terasa akhirnya besok aku pulang juga ke Pekanbaru.” Itu yang aku katakana di dalam hati sambil memikirkn apa yang akan aku lakukan di sana nanti. Aku terlalu senang memikirkan besok setibanya di Pekanbaru berjumpa lagi dengan keluarga di sana. Sampai-sampai tidurnya kemalaman.
Pagi-paginya aku bangun dari tidur jam 02:24, hari itu aku bangun terlalu cepat dari biasa nya yang di hari biasa aku bangun sekitar jam 3. Aku tidak tau kenapa pada hari itu aku bangun pagi-pagi sekali. entah apa yang aku pikirkan saat itu? Aku bangun dari tidur lalu mandi, setelah mandi aku sholat tahajud dan berdoa agar diberi kemudahan dan kelancaran di perjalanan pulangku dilanjutkan dengan makan sahur dan sholat subuh berjamaah. Habis sholat di masjid aku mengecek kembali barang-barang yang akan aku bawa ke Pekanbaru, agar tidak ada barang yang tertinggal. Setelah selesai, aku berpamitan dengan dengan teman-teman yang tidak pulang.
Setelah semuanya beres aku dan 6 santri lain yaitu Abdi robbi, Siti, Putri, Noviani, Wigati dan Kakak Dini yang pulang di hari yang sama denganku, masuk mobil untuk berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta dengan diantar oleh Ustadz Umar selaku direktur di Pesantren Media.
Keadaan di dalam mobil seperti kapal pecah. Barang bawaan nya lebih banyak dari pada orang nya. Ya terpaksa mau tidak mau harus bersempit-sempitan dengan barang bawaan masing-masing. Selain sempit di mobil juga sangat berisik maklum nama nya juga perempuan, di mobil masih saja bercerita. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena belum setengah perjalanan saja sudah pada tertidur termasuk aku. Yaa bisa dimaklumi, sehari sebelum pulang pada jalan-jalan mencari oleh-oleh untuk keluarga di rumah.
Setibanya di bandara kami berpisah. Karena tujuan dan pesawat yang kami naiki berbeda. Tapi aku tidak sendiri karena masih ada yang tujuan dan pesawatnya sama denganku yaitu Wigati. Selama di bandara kami hanya berdua tidak seperti di dalam mobil masih bersama 4 santri yang lain. Walaupun kami hanya berdua tidak bersama 4 santri lainnya, rasa nervous itu tetap muncul apalagi ini adalah pengalaman pertamaku naik pesawat dan tidak didampingi orang tua. Alhamdulillah tidak ada yang menyulitkan kami dari cek in, melewati berbagai pemeriksaan, dan menunggu di ruang boarding.
Kurang lebih 2 jam kami menunggu di ruang itu menunggu keberangkatan pesawat yang baru berangkat pada jam 11:30. Selama 2 jam menunggu banyak yang sudah aku lihat seperti orang yang berlari karena peswatnya mau berangkat, rombongan orang pulang umroh, petugas bandara, OB, orang luar negeri, anak-anak kecil yang imut dan lucu, dan masih banyak lagi yang aku lihat. Sambil menunggu keberangkatan pesawat aku habiskan waktuku dengan membaca buku.
2 jam telah berlalu waktunya aku dan wigati memasuki pesawat dan duduk di tempat duduk masing-masing. Setelah duduk kami disuruh oleh pramugarinya untuk memasang sabuk pengaman. Kami coba untuk memasang sabuk pengaman itu. Tapi tidak bisa, sudah berulang kali kami mencoba tetap saja tidak bisa. Sampai ketika aku membalik sabuknya dan kucoba untuk memasangnya kembali akhirnya berhasil. Dengan serentak aku dan Wigati berkata “ternyata kebalik”. Hahaha dengan spontan kami pun tertawa.
Selama di pesawat kami bercerita-cerita, tertawa karena sabuk pengaman itu. Karena terlalu asik bercerita perjalanan itu pun terasa singkat dan kami sampai juga di Pekanbaru dengan selamat tanpa ada luka sedikit pun. Tak lama kami berada di baandara pekan baru akhirnya kami berjumpa juga dengan keluarga terutama orang tua. [Nurmaila Sari, Santriwati Pesantren Media, kelas 1 SMA]
Catatan: tulisan ini adalah tugas menulis diary di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media