Pada pertengahan tahun 2010 video bayi yang sedang merokok menjalar di internet dan menjadi sensasi Internasional. Seorang bocal laki-laki berumur 2 tahun bisa menghabiskan rokok 2 pak perhari. Sebuah fenomena yang memprihatinkan dimana Indonesia menjadi sasaran empuk pemasaran rokok. Yang saat ini di Negara barat menurun drastis.
Di daeran Times Squeare kota New York terdapat banyak iklan yang di tayangkan secara bersamaan. Tetapi tidak dengan iklan rokok. Iklan-iklan rokok telah banyak dilalarang di Amerika Serikat. New York adalah tempat termahal di Amerika Serikat untuk membeli rokok. Dulu harga rokok hanya 6 dolar sekarang harganya berlipat ganda menjadi 12 dolar. Sebagian besar dikarenakan oleh pajak-Sin, yang di tetepakan baru-baru ini oleh Pemerintah Daerah dan Negara. Dalam usaha untuk mencegah konsumen agar tidak merokok.
Sebuah kebanggaan bagi Walikota New York, Michael Bloomberg. “Hal yang paling menarik untuk saya adalah kita tidak lagi banyak melihat orang merokok diluar bar dan rostoran. Hanya beberapa saja. Dan kalau kita jalan melewati mereka, mereka akan malu dan menyembunyikan rokok mereka.” Ujar Walikota New York. Sangat berbeda sekali dengan pola hidup yang sebelumnya. Dari menara Manhattan ke pohon pinus yang menjulang tinggi, legenda Marlboro tumbuh. Tidak terlalu lama dalu, Amerika disebut Negara Marlboro. “Datang ketempat dimana rasa berada, datanglah ke Negara Marlboro.” Iklan yang ditayangkan beberapa tahun lalu.
Dulu ketika rokok masih jaya, harga rokok sangat murah, kira-kira sama harganya dengan harga permen. Selebritis mendukung rokok, dokter mendukung rokok bahkan sampai kartun (Fried Flinstone) mendukung rokok.
Pada awal tahun 60-an hamper separuh orang dewasa merokok. Rokok adalah salah satu produk yang apabila digunakan secara benar akan membunuh separuh dari penggunanya dalam waktu yang panjang. Rokok menggrogoti anda dan anak anda hidup-hidup. “Saya kehilangan ujung-ujung jari. Saya memilih untuk merokok” ujar korban rokok. Pada tahun 2006 Departemen kota New York meluncurkan gerakan anti rokok dengan memperlihatkan grafik-grafik yang berisi akan bahayanya rokok bagi tubuh kita. Satu rokok lebih dekat ke kanker.”
“Sekarang anak-anak yang merokok berkurang hingga 50% dari delapan tahun yang lalu” ujar Michale Bloombreg (Walikota New York). Di 2007, jumlah perokok di Negara mencapai tingkat terendah, dalam 40 tahun. Tetapi problem kesehatan dalam sekala global masih berlangsung . “Rokok abad ini akan membunuh 1 milyar orang, jika todak dicegah. Rokok adalah pembunuh terbesar dan pembunuh yang paling bisa dicegah” Michale Bloombreg, melanjutkan penjelasannya.
Industri rokok menjalar ke Negara berkembang. Dalam upaya untuk menutupi pendapatan yang hilang di Amerika dan Eropa. Industri tembakau sedang memburu konsumen di Negara-negara termiskin di dunia. Bandara di Indonesia, semua iklan di pilar-pilar yang dilewati adalah iklan rokok. Gencaran iklan-iklan rokok baru dapat dirasakan di jalanan. Cara maketing yang sudah hilang di Negara-negara barat. Sekarang menyelimuti Indonesia. Iklan-iklan di televisi juga tidak kalah hebohnya. Iklan yang menggambarkan kebebasan, petualangan dan paling banyak, gaya kaum muda adalah iklan rokok. Iklan rokok yang melimpah tidak hanya di temukan di Ibukota Indonesia, Jakarta. Bahkan, di jalan berdebu desa-desa kecil kita bisa menjumpai iklan-iklan rokok.
Rudi Baihaqi, bekerja untuk lembaga perlindungan anak di Sumatra. “Apa reaksi pertama anda sewaktu melihat Aldi merokok (Bayi berumur 2 tahun yang merokok, dan videonya diupload ke youtube). “Kesal, marah, canpur aduklah” Jawaban singkat Rudi Baihaqi saat ditanyai tanggapannya tentang bayi yang merokok.
Untuk industri tembakau, Indonesia menawarkan wilayah baru yang subur dan sangat menarik. Anak umur 7 tahun bisa dengan mudahnya membeli rokok. Indonesia adalah Negara terpadat ke-4 di dunia. Tempat tinggal 240 jiwa, dan banyaknya cinta sepak bola dan rokok. Di negara dimana sepak bola adalah raja. Tim Nasional mereka secara resmi di sponsoro oleh Djarum, salah satu industri pembuat rokok terbesar.
Salah satu jalan yang paling padat di Jakarta dan ada spanduk besar untuk promosi. Sebuah layar LCD yang hanya memainkan iklan rokok, 24 jam full. Konser Flo’Rida yang di sponsori oleh iklan rokok. Ita Rahma, seorang mahasiswa Australia berumur 20 tahun, adalah seorang aktivis pengawas tembakau. Dia menghadapi pekerjaan yang hampir tidak bisa ditanggulangi di Indonesia. Faktanya, hampir semua pedagang yang kita jumpai menjual rokok. Rokok batangan paling murah 5 sen perbatang. Biasanya anak muda/anak sekolahan yang membeli roko per-batang. Di Amerika menjual produk-produk tembakau pada anak dibawah umur 18 tahun adalah ilegal. Di Indonesia, tidak ada peraturan seperti itu.
Di Konser Flo’Rida, banyak yang menawarkan rokok. Flo’Rida adalah satu artis Internasional yang mendapatkan ribuan dollar dengan membuat pertunjukkan untuk industri tembakau. Don Drappernya Indonesia. Akhir-akhir ini Masli, mengajar periklanan di Universitas lokal. Tetapi selama bertahun-tahun dia bekerja untuk industry tembakau besar Amerika: Philip Morris. Menjalankan kampanye iklan Marlboro di Indonesia. “Industri tembakau selalu berfikir bahwa pemerintah cepat atau lambat akan membuat peraturan baru. Jadi mereka selalu mengantisipasi dari permulaan untuk menginvestasikan di golongan muda.” Ujarnya. Marli juga berterus terang tentang taerget untama untuk membeli produknya. “ Anak muda. Bisa dikatakan yang tidak resmi, 14 tahun keatas. Resminya 18 tahun keatas.
[Holifah Tussadiah, angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]