Kudengar suara angin berbisik
Suara tangis bunga-bunga yang layu
Kesakitan dedaunan yang gugur
Jeritan rumput yang terinjak
Oh tidak,
Katakan padaku kawan
Apa yang kau alami sekarang
Apa yang kau dengar dan rasa
Saat nafas jiwa yang baru berhembus
Menghirup aroma wangi tubuh sang bunda
Tampak lemah dan tak berdaya
Hanya terdengar tangis dan tawanya
Tapi…
Apa? Apa yang terjadi?
Hari belum berganti
Nafasnya berhenti
Detak jantungnya diam
Darahnya membeku
Karena ulah orang-orang bejat itu
Meratakan tubuh jiwa-jiwa tak berdosa dengan tanah
Tanpa rasa bersalah dan dosa
Menginjak tubuh bunda yang mengiringinya bersama tangis
Luluh lantakan tanah airmu
Rampas harta benda dan nyawa
Menyandra pemuda-pemudi pejuang khilafah
Memancing murka Allah
Saatnya kita berbagi cinta
Untuk satu langkah pasti
Menuju keabadian
Bersamamu wahai kawan, sahabatku
Pegang tanganku, rangkul bahuku
Kau tak sendiri di sini
Masih ada aku dan rahmat-Nya
Meliputi seluruh alam
Kuatkan dirimu
Kuatkan imanmu
Yakinkan batinmu
Yakinlah akan agamamu
Percayalah,
Tak ada yang tak mungkin
Panjatkan do’amu, lakukan apa yang kau mau
Karena Allah selalu bersama kita
[Zahrotun Nissa, santriwati angkatan ke-3, jenjang SMA, Pesantren MEDIA]
*Sumber gambar klik di sini