Loading

 

Naudzubillah… serem yah liat judulnya. Kok bisa-bisanya masjid dijuluki ‘Masjid Gay’. Penulis sebenarnya nggak enak bahas berita ini, guys. Kesannya kayak gimana… gitu. Tapi, nggak apa deh. Buat tambah wawasan. Hehehe…

Btw, kalian udah baca berita ‘Masjid Gay’ ini sebelumnya? Heum, kayaknya ada yang jawab udah. Ada juga yang jawab belum. Oke deh, daripada yang belum ‘kepo akut’ langsung  aja yuk kita bahas. Kira-kira dipikiran kalian bagaimana sih masjid ini? Siapa pendirinya? Dan apa maksud membangunan masjid ini?

Nb: Bacanya sampai abis ya…J .

Yaps, Gay atau homoseks adalah sebutan bagi mereka yang punya kelainan pada naluri melestarikan keturunan (alias cowok yang demen sama cowok juga). Nah, berita-berita yang mengabarkan dibukanya Masjid Gay ini juga lagi heboh di media massa. Dengan digelarnya Sholat Jum’at pertama, pertanda masjid ini resmi dibuka. Para wartawan pun ramai berdatangan.

Tepatnya di Cape Town, Afrika Selatan. Secara resmi masjid yang diberi nama Open Mosque, dibuka pada Hari Jum’at, 20 September 2014 minggu lalu. Bangunan masjid sendiri dulunya sebuah gudang dari gedung. Hanya sedikit renovasi sehingga menjadi sebuah masjid. Karena hanya ada satu pintu masuk, jama’ah akhwat(wanita) dan ikhwan(pria) masuk dari pintu yang sama.

Dr. Taj Hargey, pencetus masjid tersebut menyatakan Masjid ini mengikuti masjid asli di Madinah yang memiliki satu pintu untuk para pria dan wanita berdoa bersama. Saya ingin ibu, istri, anak saya berdoa bersama-sama dengan saya dan tidak menjadi warga negara kelas dua. Mereka bisa berdoa bersama pada saat ibadah haji, lalu mengapa mereka tidak bisa berdoa bersama di masjid-masjid di dunia?” jelasnya. Dengan alasan itu Hargey menyangkal bahwa masjid itu bukan Masjid Gay. ‘Sungguh alasan yang tidak masuk akal’. Di sana juga tidak tersedia tempat parkir yang memadai.

Tahukah guys, selain ‘ramah dengan para homoseks’, masjid ini juga membolehkan wanita jadi imam, lho… Wah, kenapa begitu?

Hargey mengatakan dirinya sangat menghormati semua gender. Sampai-sampai masjid yang ia dirikan secara otonom itu membolehkan wanita menjadi imam. Bukan cuma buat ma’mum wanita, lho, tapi juga buat pria. Para wanita juga dibolehkan sholat di ruangan yang sama dengan pria, karena masjid itu terbuka ‘bagi semua gender’ agama dan oriental seksual.

Kami membuka masjid untuk orang-orang dengan pikiran terbuka, bukan orang-orang yang pikirannya sempit,” kata Hargey kepada BBC.

Niatan Profesor Universitas Oxford, Taj Hargey sangat kuat untuk melakukan ‘REVOLUSI’. Dia ingin meneruskan perjuangan pria berkulit hitam, mantan presiden Afrika Selatan, Neison Mandela yaitu menjadikan apartheid menjadi demokrasi. Dia juga merasa memerlukan revolusi serupa di bidang agama.
Hargey yakin, keputusannya bisa membantu mencegah radikalisasi Islam. Sayangnya, keputusannya malah menimbulkan keresahan di masyarakat. Banyak pendemo menangis dibuatnya. Organisasi Muslim di Afrika Selatan, langsung bereaksi dengan menyelidiki Hargey setelah mendapat laporan masyarakat.

 

Lalu, bagaimanakah sikap kita dengan adanya problem ini?

 

Sumber:

http://news.detik.com/read/2014/09/19/224823/2696063/934/masjid-ramah-gay-dibuka-di-afrika-selatan

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc6l11-ditandai-shalat-jumat-pertama-masjid-khusus-homo-resmi-dibuka

http://news.detik.com/read/2014/09/24/142714/2699767/934/cape-town-tutup-masjid-ramah-gay

http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/14/09/20/nc6l11-ditandai-shalat-jumat-pertama-masjid-khusus-homo-resmi-dibuka

 

{Zahrotun Nissa, santriwati jenjang SMA 2 angkatan ke-3, Pesantren Media | @zaninoshukyieYS}

By Zahrotun Nissa

Zahrotun Nissa, santriwati angkatan ke-3 jenjan SMA, kelas 2 | Asal Tegal, Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *