Pagi yang cerah, matahari telah melihat wajahnya. Suara pedagang di pasar yang mulai melakukan pekerjaannya, suara lalu lalang mobil dan motor di jalan, suara seorang penjual Koran menjajakan korannya. Aulia Guntur nama seorang anak kecil yang ingin kedua orangtuanya kembali lagi seperti dulu . Ia sekarang tinggal bersama mamanya.
“Hoaamm.. ehm udah pagi ya?”. Tanya nya bangun tidur.
“Lia, lagi sudah bangun?”. Tanya mama Aulia. Tidak menjawab ucap mamanya. Sejak mama dan ayah Aulia bercerai, Aulia tidak ingin berbicara dengan mama dan ayahnya. ia menjadi anak nakal di sekolah. Aulia sudah selesai memakai baju sekolah dan siap berangkat.
“Lia, nggak makan dulu?, baju kamu itu masukin dulu, jangan pakai tindikan di hidung” Tanya mama Aulia. Aulia menjawab pertanyaan mamanya,“ Males gue makan ama lo, lagian ngapain sih ngurusin orang”. Ucap Aulia, hati mama Aulia perih mendengar ucapan Aulia. Ya, Aulia sering kali membuat hati mamanya sakit.
Setibanya di sekolah ia bertemu dengan teman sekelasnya. Semua orang melihat dengan tidak suka dengan sikapnya. Guru kelas Aulia masuk ke kelas, “Teman-teman kita sedang kedatangan teman baru. Aulia ayo perkenalkan dirimu dulu.” Ucap Guru kelasnya, Erni Tanjung.
“Nggak ah, kapan-kapan aja. Trim’s” ucap Aulia singkat. Semua kaget karena hanya Aulia saja yang berani menjawab perkataan ibu Erni Tanjung. Dan Ibu Erni Tanjung juga kaget dengan apa yang ia ucapkan.
“Sudah, sekarang buka halaman 22.” Ucap guru kelas Aulia Erni Tanjung. Aulia berjalan dengan lambat ke arah bangkunya. “huh, sekolah ini nggak elit amat yak. Kayaknya Cuma 2 minggu gue akan dikeluarin sekolah nih.” Gerutu Aulia.
[Alifa Nurul Fajrika, Santriwati jenjang SMP angkatan ke-2, Pesantren Media]