Senin, 14 Juli 2014, tepatnya jam 5 sore adalah jadwal penulis on air di Kisi 93,4 FM Bogor. Penulis berangkat diantar Teh Yuni dengan naik sepeda motor. Sekitar jam setengah lima kami berangkat. Sebelumnya, penulis telah menyiapkan 4 pertanyaan beserta jawabannya. Sayangnya, penulis tidak sempat mencetaknya. Setelah sampai di Kisi FM nanti penulis akan mencatat pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk diserahkan kepada presenter Kisi FM.
Dalam program Syiar Ramadhan di Kisi FM, penulis menjadi narasumber yang akan membahas mengenai ‘Asmara Aktivis Dakwah’. Bagi penulis, kali ini adalah untuk yang kedua kalinya penulis on air di syiar Ramadhan tahun ini. Sebelumnya, yaitu tanggal 11 Juli 2014 penulis on air dengan tema kisah shohabiyah, Fathimah az-Zahra. Sebenarnya saat itu penulis ditunjuk untuk menggantikan Mbak Raindraze Rahma. Beliau tidak bisa on air dikarenakan suatu alasan. Jujur, penulis senang sekali. Semakin banyak on air, kemampuan penulis akan terlatih dengan harapan adanya peningkatan dan menjadi lebih bagus tentunya,
Di Syiar Ramadhan tahun lalu, penulis juga on air dan menjadi narasumber bersama Neng Ilham. Jadi dalam satu tema ada dua narasumber yaitu kami. Tahun ini penulis dan Neng Ilham tetap diamanahi menjadi narasumber. Hanya saja, waktunya berbeda. Jadi narasumbernya tidak dua orang lagi. Penulis dan Neng Ilham memiliki tema dan jadwal on air masing-masing.
Jum’at, 11 Juli 2014 penulis on air bersama Mbak Eca. Yap, beliau yang menjadi presenter sekaligus operatornya. Dan untuk kali ini, penulis akan ditemani oleh Bang Igor. Jujur, sebenarnya penulis agak khawatir dan tidak terbiasa karena beliau adalah laki-laki. Teh Yuni bilang bahwa Bang Igor itu seru. Walaupun begitu, tetap saja penulis merasa tidak nyaman. Tapi untungnya, Teh Yuni akan menemani penulis saat on air nanti.
~~~
Sesampainya di Kisi FM, penulis dan Teh Yuni berjalan masuk dan menaiki anak tangga menuju studio yang berada di lantai atas. Ternyata ada Bang Igor di dalam studio. Beliau sedang asik. Mungkin sedang on air. Akhirnya, penulis dan Teh Yuni menunggu di luar studio. Kami duduk di kursi yang telah tertata.
Belum jam 5 sore. Masih ada waktu untuk mencatat pertanyaan. Ok, penulis mengeluarkan buku dan pena. Tapi, eits… penulis salah ambil pena. Pena yang penulis bawa ternyata isinya sudah habis. Aduh, gimana nih? Teh Yuni menyarankan untuk meminjam kepada Bang Igor. Kata Teh Yuni, Bang Igor itu biasanya on air setelah pulang kuliah. Pastinya anak kuliahan memiliki pena. Oke deh, penulis akan meminjamnya setelah Bang Igor selesai on air.
Tak perlu menunggu waktu lama. Bang Igor telah selesai. Penulis dan Teh Yuni masuk ke dalam studio. Alhamdulillah, ternyata Bang Igor bersedia meminjamkan pena kepada penulis. Pertanyaan-pertanyaan yang telah penulis buat ada di dalam dokumen di netbook. Untuk mencatatnya, penulis harus membuka dokumen tersebut. Teh Yuni meminta waktu kepada Bang Igor. Dengan santun Bang Igor mempersilahkan penulis untuk mencatat pertanyaan. Duh, penulis merasa tidak nyaman. Beneran deh! Untung, Teh Yuni menemani penulis.
Di saat penulis mencatat pertanyaan, Bang Igor dan Teh Yuni mengobrol soal sengketa tanah Palestina dengan Israel. Awalnya, Bang Igor yang memulai obrolan. Beliau cerita, sebelumnya ia sedang asik membaca sejarah tentang sengketa tersebut di salah satu sosial media. Beliau juga membaca komentar dari orang lain. Wah, penulis melihat raut muka Teh Yuni yang terkaget-kaget.
Ternyata Bang Igor juga update berita kayak gini.Batin penulis.
Penulis juga terkaget-kaget. Setahu penulis, Bang Igor itu non muslim. Mendengar ceritanya, sepertinya Bang Igor membaca sejarah sengketa tanah Palestina dengan Israel dari sudut pandang selain Islam. Sesekali Teh Yuni mengomentari. Tentunya dari sudut pandang seorang muslim. Lama-lama obrolan mereka seru juga. Malah, Teh Yuni yang banyak berbicara dan menjelaskan. Bang Igor mangut-mangut aja.
Ok, finish! 4 pertanyaan telah selesai dicatat. Penulis mengembalikan pena dan menyerahkan kertas berisi pertanyaan kepada Bang Igor. Bang Igor melihat kertas tersebut. Penulis perhatikan, sepertinya Bang Igor sedang berusaha untuk memahami pertanyaan demi pertanyaan yang telah penulis catat. Semoga saja tulisan penulis bisa dibaca ya oleh Bang Igor. Oya, tema Syiar Ramadhan sore ini adalah ‘Asmara Aktivis Dakwah’.
Beberapa detik lagi Syiar Ramadhan akan dimulai. Penulis bersiap-siap. Teh Yuni duduk di sebelah penulis. By the way on the way bus way, ini pertama kalinya loh penulis on air bareng Bang Igor. Jadi dag, dig, dug gini. Bismillaah…
“Assalamu’alaikum…”
Sapa Bang Igor kepada para Pamiarsa Muda. Pamiarsa Muda adalah panggilan untuk para pendengar radio Kisi 93,4 FM Bogor. Dengan nada dan gaya bicaranya yang ‘khas’, Bang Igor membuka Syiar Ramadhan sore ini. Tentunya dengan menyampaikan tema dan memperkenalkan narasumber.
Oya, Bang Igor menyapa penulis yang saat itu menjadi narasumber dengan panggilan:
“Teteh Ira”
Penulis sempat kaget dengan panggilan tersebut. Orang Sunda biasanya memanggil ‘Teteh’ kepada wanita yang usianya berada di atasnya. Lah, Bang Igor kan usianya jauh di atas penulis. Bingung juga sih. Tapi mungkin hal itu dilakukan untuk menghormati penulis sebagai narasumber. Hehe, jadi merasa tersanjung gimana gitu. Wk wk wk
Ok, Bang Igor mulai melayangkan pertanyaan nih kepada penulis (tentunya, pertanyaan yang ada di kertas tadi). Pertanyaan pertama adalah mengenai bagaimana menanggapi interaksi yang terjadi di antara remaja putra dan putri yang menjadi anggota Rohis atau kerohanian Islam. Kurang lebih jawaban penulis seperti ini:
“Ya, bener banget. Interaksi antara remaja laki-laki dan remaja perempuan bisa terjadi apalagi dalam satu organisasi kayak rohis. Sekarang kita lihat, para remaja yang punya semangat untuk dakwah ikutan rohis. Aktif di rohis. Terus pastilah sering interaksi sama lawan jenis.Yang namanya kita bergaul, berhubungan dan berorganisasi emang pasti ada interaksi. Nggak mungkin ngga ada. Interaksi misalnya pas ngomongin agenda dakwah. Nah, kalau interaksi kayak gini sih nggak apa-apa…
Sesekali Bang Igor mengomentari dan membenarkan apa yang penulis jelaskan. Masih dengan nada dan gaya bicaranya yang ‘khas’.
“… Namun yang namanya laki-laki dan perempuan punya rasa saling tertarik dong. Misal ngelihat anggota rohis laki-lakinya ih ganteng. Atau cantik. Akhirnya muncul deh rasa suka. Jantung jadi debar-debar kalau tiap ketemu. Nah yang kayak begini ya harus dikendalikan loh. Dipantau, entah itu sama guru-guru atau siswa lainnya. Mengapa? Karena khawatir nanti ngelakuin hal yang nggak bener. Kayak pacaran. Sementara dalam Islam kan nggak boleh tuh pacaran. Masa aktivis pacaran? Jadi emang perlu diperhatiin hal yang kayak begini.”
Bang Igor melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Dengan senang hati penulis menjawabnya. Beberapa menit telah berlalu. Lama kelamaaan penulis menikmati on air sore ini. Sesekali Teh Yuni menambahkan. Sering Bang Igor bergurau hingga membuat suasana menjadi seru dan lucu. Teh Yuni saja tertawa mendengarnya. Penulis apalagi. Sampai tak kuasa menahan agar tidak tertawa. Candaan Bang Igor berhasil ‘mengocok’ perut. Walaupun begitu, kami tetap fokus pada materi yang sedang dibahas. Tapi penulis sempat juga sih diam sejenak karena berusaha menahan tawa. Melihat penulis seperti itu, Bang Igor meminta agar penulis menarik nafas dan mengeluarkannya secara perlahan.
Duh, ternyata Bang Igor gokil juga. Belum lagi ditambah Teh Yuni. Ya, jadinya 11-12 deh. Penulis yang cenderung pendiam dan kalem kini dihadapkan pada dua orang yang gokil. Waduh… akhirnya jadi ikut-ikutan gokil deh.
Membahas tema Asmara Aktivis Dakwah bersama Bang Igor ternyata lumayan nyambung. Bang Igor menyampaikan pandangannya mengenai asmara yang terjadi di antara para anggota rohis. Kadang, membandingkan dengan asmara yang terjadi pada remaja lain. Ketika penulis menjelaskan tentang cara bergaul yang benar (sesuai syariat) bagi para aktivis dakwah, Bang Igor serius menyimak. Sepertinya, Bang Igor baru kali ini mendengar istilah tabarruj. Buktinya, beliau beberapa kali meminta penulis mengulang istilah itu.
Tabarruj adalah memperlihatkan perhiasan/kecantikan kepada laki-laki yang bukan mahrom. Misalnya wanita yang memakai kerudung tipis sehingga rambutnya terlihat. Atau kerudungnya dililit ke belakang, ke samping atau ke mana pun sehingga lehernya terbentuk, memakai make up tebal, berjalan lenggak-lenggok dan lain-lain. Tabarruj dilarang dalam ajaran Islam.
Well, dalam on air kali ini Bang Igor ‘membabat habis’ pertanyaan yang telah penulis catat. Tanpa jeda iklan sedikit pun. Jujur, penulis senang sekali. Alhamdulillah materi yang disampaikan lumayan banyak. Semoga bermanfaat ya, Pamiarsa Muda!
Tinggal beberapa menit lagi adzan Maghrib. Itu artinya sebentar lagi buka puasa! Yeayy! Syiar Ramadhan pun telah selesai. Bang Igor, Penulis dan Teh Yuni mohon pamit!
Alhamdulillah… on air sore ini selesai juga. Penulis senang sekali. Ini akan menjadi pengalaman bagi penulis. Pengalaman On air bareng Bang Igor! Ups, sama TehYuni juga deh! ^_^
[Siti Muhaira, santriwati jenjang 3 SMA, Pesantren Media]