Loading

Hari ini hari yang begitu cerah dan menyenangkan, Faris dan temannya terlihat sangat senang dan bahagia. Tidak dengan anak lelaki yang satu ini. Dia duduk sendirian di bangku taman yang sudah berumur puluhan tahun, dia terlihat begitu sedih sambil memandangi kacamata yang ia genggam. Anehnya kacamata tersebut tidak pernah ia pakai, ia hanya melihatnya sambil meneteskan air mata. Entah apa yang membuat dia meneteskan air mata, tapi anak itu benar-benar aneh.

Rasa penasaran menghantui Faris. Karena rasa penasaran tersebut, akhirnya Faris memutuskan untuk mendekati anak yang duduk di bangku taman tersebut. Kemudian Faris menepuk punggung anak tersebut, tetapi dia tidak merespon. Dia tetap memandangi kacamata yang ia genggam sambil meneteskan air mata. kemudian aku duduk disamping anak tersebut sambil menepuk pundaknya.

“Apa yang kau lakukan di hari yang sangat indah dan menyenangkan ini?” tanya Faris kepada anak itu. Tapi anak itu tetap mencampakkannya, seakan tidak ada orang yang berada di sekitarnya. Faris berusaha menarik perhatian anak itu.

Awalnya Faris hanya memainkan wajahnya dengan tangan sehingga membuat dirinya seperti orang gila. Kemudian dia mencoba untuk mengagetkannya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Faris berjalan diam-diam mendekati anak tersebut sambil memakai topeng yang lebih ganteng dari dirinya yaitu topeng monyet (Whaaat?). Ketika Faris berjalan di belakang bangku taman tersebut, Faris tak sengaja menginjak kulit pisang yang ia makan sebelum memakai topeng monyet dan akhirnya wajah Faris menghantam kaki dari bangku taman tersebut. Teman-teman Faris menertawakannya. Tapi akhirnya anak tersebut meresponnya dan melihatnya dengan ekspresi wajah terkejut.

“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya anak tersebut dengan wajah pucat.

“Aku berusaha menarik perhatianmu, apa yang sedang kau lakukan disini sendirian?” Faris sambil menutup hidungnya yang mirip badut (hidungnya merah).

“Kepooooooo!!!!!” jawab anak tersebut sambil membalikan badannya.

Sebelum ngomong Faris berdiri kemudian berjalan mendekati anak tersebut lalu menepuk punggungnya berkali-kali.

“Siapa namamu?” tanya Faris sambil tersenyum kecil melihat kacamata yang digenggam anak tersebut.

“Aku Tobi” Tobi dengan suara yang terpatah-patah.

“Aku Faris, senang berkenalan denganmu Tobi” Faris langsung mengambil tangan Tobi lalu ia gerakan ke atas dan ke bawah (salaman).

“apa yang kau lakukan di sini?”tanya Tobi sambil melepaskan tangan kanannya dari genggaman Faris kemudia menggenggam kacamata tersebut dengan dua tangannya.

“mengapa kau menangis? Apa karena melihat kacamata ini? Apa yang berharga dari kacamata ini?” Faris balik nanya

“sebenarnya, aku……………” Tobi menceritakan semuanya.

Ketika Tobi berjalan di depan Supermarket, Tobi tak sengaja menendang kacamata tersebut kemudian Tobi mengambilnya. Ketika Tobi berada di perempatan dia baru sadar kalau itu bukan barang miliknya. Tobi langsung berlari menuju Supermarket tadi. Untungnya Supermarket tadi tidak jauh dari perempatan tadi, hanya 2 blok dari perempatan tadi. Blok pertama telah Tobi lewati. Namun ketika dia berlari tiba-tiba Tobi berhenti. Entah kenapa Tobi berhenti, tetapi dia hanya melihat sebuah taman yang ramai dengan anak-anak yang tertawa dan tersenyum.

Angin berhembus kencang, kedua tangan Tobi mengusap-ngusap bahunya berulang kali. Sulit sekali bagi Tobi untuk melepaskan kedua tangannya dari bahunya. Tetapi berkat angin itu Tobi langsung ingat apa yang harus ia lakukan? Tobi berlari sangat kencang dengan kedua tangannya yang memegang bahunya sendiri.

Akhirnya Tobi sampai di depan Supermarket. Dia langsung bertanya-tanya kepada orang yang berada di area Supermarket.

“Permisi Pak, Bapak tau ngggak kacamata ini punya siapa?” tanya Tobi dengan nafas yang terengah-engah.

“nggak tau” jawab Bapak tersebut.

Tobi terus bertanya dan bertanya kepada orang-orang yang lewat di area Supermarket. Ketika Tobi melihat ke jalanan. Tobi melihat wanita yang pernah ia temui sebelumnya. Wanita tersebut memakai kerudung pink, dan gamis pink.

Tobi berusaha mengingat wanita tersebut. Dia mengingat kembali kejadian apa saja yang terjadi selama hari ini. Wajah tobi mulai memerah, Tobi menggepalkan tangannya sekeras mungkin, lalu ia memukul tembok yang ada di sebelahnya.

Akhirnya dia ingat wanita tersebut, Tobi pernah melihatnya sedang mencari seuatu yang hilang ketika Tobi memungut kacamata tersebut. Dan sepertinya yang dicari wanita tersebut sesuatu yang sering ia pakai, mungkin kacamata yang dipungut Tobi tadi.

Ketika Tobi ingat kejadian tersebut, dia langsung lari dan mengejarnya. Wanita tersebut berjalan dengan wajahnya yang mencemaskan sesuatu. Namun sangat disayangkan, ketika wanita tersebut menyebrang Tobi kehilangan jejak. Karena saking ramainya orang-orang yang berada di area tersebut dan kendaraan roda 4 yang sedang macet di jalan tersebut.

“ahhhh, sial L” gumamnya sambil menendang tong sampah yang ada di depannya.

Tobi berjalan menuju taman yang pernah ia lihat sebelum kembali ke Supermarket tadi. Selama di jalanan Tobi selalu menendang barang yang bisa ditendangnya sambil berteriak “ahhhhhh, sial”.

Ketika sampai di taman, Tobi tidak peduli dengan anak-anak yang sangat asik bermain. Tobi hanya berjalan menuju sebuah bangku tua yang ada di taman tersebut, kemudian Tobi duduk dengan memegang kacamata tersebut. Suasana ditaman tersebut sangat berbeda bahkan bertentangan dengan suasana hati yang dirasakan Tobi. Duduk sendirian selama berjam-jam pasti sangat membosankan.

“Tungu, tunggu, tunggu…..?” Faris memotong penjelasannya Tobi.

“hahhhhhh”

“apa yang kau laukan di sini?” Faris langsung menatap Tobi.

“aku duduk di sini?” jawab Tobi sambil menggaruk-garuk kepala

“ngapain duduk di sini, yuk pulang” Faris langsung berdiri sambil menarik tangannya Tobi.

“ayuuuuk” jawab Tobi sambil tersenyum kecil.

Ketika mereka pulang tiba-tiba ada wanita yang memakai kerudung pink, dan gamis pink. Memanggil Tobi.

“Tobi, ayo pulang, Ibu udah buatin makanan buat kamu” seru wanita tersebut sambil berjalan mendekati Tobi.

“apaaaa?, Ibuuuu” Faris kebingungan.

Ternyata orang yang dicari-cari Tobi adalah ibunya. Faris yang awalnya penasaran sekarang jadi kebingungan dan Tobi sangat senang karena telah menemukan pemilik kacamata tersebut.

[Fathurrahman al-Fatih, santri angkatan ke-3, jenjang SMP, Pesantren MEDIA]

By anam

Ahmad Khoirul Anam, santri angkatan ke-2, jenjang SMA di Pesantren Media | Blog pribadi: http://anamshare.wordpress.com | Twitter: @anam_tujuh

One thought on ““Mystery Of Glasses””

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *