Aku kurang suka berhadapan dengan anak kecil. Karena anak kecil itu menakutkan. Iya, lebih menakutkan daripada orang dewasa. Kalau mereka jahil, lalu dimarahi, mereka akan merasa sangat menganggap remeh bahwa hal tersebut merupakan hal yang biasa saja. Padahal hal tersebut bukanlah hal yang biasa.
Jika dimarahi, mereka memiliki tiga pilihan dalam menanggapi: tidak peduli, menangis, dan kemungkinan yang paling buruk adalah mengadu pada orangtuanya dengan mengada-adakan cerita seakan-akan kalau kita yang salah. Itulah mengapa aku malas sekali berhadapan dengan anak kecil. Jika ada keadaan yang mana aku harus berhadapan dengan anak kecil, aku lebih banyak tidak akan peduli daripada harus mengganggu ataupun bermain dengannya.
Aku pernah kecil, tapi aku tidak pernah berperilaku seperti orang. Tentu saja aku pernah mengganggu, lalu membuat jengkel orang padaku. Tapi aku tidak pernah mengadu ke orangtuaku. Karena orangtuaku tidak peduli dengan hal semacam itu dengan alasan bahwa orangtuaku tidak ingin aku menjadi ketergantungan dengan orangtua jika menghadapi sebuah masalah termasuk masalah anak kecil ini. Makanya, aku sering heran dengan orangtua yang tidak mengenal anaknya, atau tidak memarahi anaknya yang berulah. Bahkan biasnya, orangtuanya lebih keras ke anak orang lain daripada anaknya sendiri. [Nur Aminah Natasyah, kelas 12]