Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media Rabu, 4 September 2013
Rabu, 4 September 2013. Sama seperti minggu-minggu sebelumnya, Pesantren Media kembali mengadakan diskusi aktual, tentunya untuk membahas permasalahan-permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau diperdebatkan di media massa. Dengan harapan dapat menemukan sebuah ‘solusi’ yang tepat sesuai dengan Syariah Islam.
Akhir-akhir ini, di televisi-televisi dan media massa lainnya sedang heboh memberitakan terkait ‘Miss World’, dimana Indonesia menjadi tuan rumah pada ajang tersebut. Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan. Ada yang sangat menolak dan ngotot agar pemerintah membatalkan acara tersebut namun ada pula yang mendukung keras terselenggaranya ajang tersebut. Oleh karena itu Pesantren Media mengambil tema ‘Miss World merendahkan wanita’ untuk diskusi aktual pekan ini.
Seperti biasa, dan selalu sama, diskusi aktual diadakan di Pesantren Media, dimulai pada pukul 10:30 dan diikuti oleh seluruh santri-santriwati Pesantren Media.
Namun yang berbeda dengan biasanya adalah sang moderator. Jika biasanya yang menjadi moderator adalah Santri Ikhwan, maka untuk kali ini yang ditunjuk adalah santri Akhwat, yaitu Neng Ilham.
Diskusi pun dimulai setelah moderator dan notulen siap. Tak ada prolog atau kalimat-kalimat pembuka dari moderator untuk mengawali diskusi inni, Neng Ilham hanya membukanya dengan salam kemudian langsung memberi kesempatan kepada seluruh peserta diskusi untuk bertanya terkait tema yang sedang dibicarakan.
Nampaknya banyak santri yang bertanya, terutama akhwat. Hampir dari semua akhwat mengangkat tangan.
Pertanyaan pun mereka bacakan satu-persatu. Dimulai dari pertanyaan-pertanyaan akhwat.
Yang pertama dibacakan adalah pertanyaan dari Fathimah. “Siapa saja yang akan berdosa jika miss world diadakan di negara muslim seperti Indonesia?”
Kemudian pertanyaan dari Icha. “Apakah benar miss world yang diadakan di Indonesia ini tidak menggunakan bikini?”
Pertanyaan dari Holifah. “Bagaimana sikap kita sebagai remaja untuk menolak kontes Miss World ini?”
Selanjutnya adalah pertanyaan dari Novia. “Bagaimana Islam memandang acara miss world ini dan solusi apa yang paling tepat agar wanita muslimah di seluruh dunia bisa terhindar dari acara ini?”
Kemudian 2 Pertanyaan dari Nisa. “Apa hukumnya orang yang menghalangi aksi penolakan miss world? Dan apakah ada kegiatan seperti miss world di zaman nabi?”
Pertanyaan Alifa. “Apakah pantas acara miss world diadakan di negara yang mayoritas Islam seperti Indonesia?”
Pertanyaan dari Ela. “Menurut Produser RCTI, acara Miss World ini tidak akan merusak akhlak, bagaimana orang muslim menanggapi ini, padahal itu jelas-jelas akan merusak akhlak?”
Pertanyaan dari Putri. “Emangnya apa saja keuntungan jika sudah terpilih jadi Miss World?”
Lalu pertanyaan dari Daffa. “Tindakan apa saja yang harus dilakukan untuk menolak miss world?”
Pertanyaan dari Tia. “Apa alasan pemerintah mengizinkan terselenggaranya miss world di Indonesia?”
Pertanyaan dari Via. “Mengapa Indnesia dipiih menjadi tuan rumah pada ajang miss world, padahal Indonesia adalah negara mayoritas Islam?”
Kemudian pertanyaan dari Mila. “Bagaimana sikap warga Bogor mengenai miss world yang diadakan di sentul bogor? Dan Apa sikap bupati bogor atas penolokan kontes miss world ini?”
Dan pertanyaan akhwat yang terakhir adalah dari Hanifah. “Siapa saja yang diuntungkan jika miss world jadi diadakan di Indonesia?”
Itulah sederet pertanyaan-pertanyaan dari santri akhwat Pesantren Media. Mulai dari pertanyaan serius hingga pertanyaan lawakan.
Setelah semua santri akhwat membacakan pertanyaan-pertanyaannya masing-masing, kini giliran ikhwan diminta untuk membacakan pertanyaan bagi mereka yang ingin bertanya.
Pertanyaan pertama berasal dari Fadlan. “Apakah miss world pernah diadakan di arab?”
Kemudian yang kedua dari Ihsan. “Apakah ada gerakan dari MUI tentang permasalah Miss world ini dan apa gerakannya?”
Perrtanyaan dari Umar. “Apa dampak positif dan dampak negatif dari digelarnya miss world?”
Selanjutnya pertanyaan dari Rizki. “Apakah menolak miss world termasuk berjihad di jalan Allah?”
Pertanyaan dari Qois. “Bagaimanakah cara kaum wanita menghindari miss world dan apa keuntungan missworld?”
Kemudian pertanyaan dari Difa. “Apa tujuan diadakannya kontes miss world?”
Pertanyaan dari Hawari. “Apa enaknya nonton miss world sehingga orang-orang banyak yang ingin nonton?”
Dan pertanyaan yang terakhir adalah dari Abdullah. “Bagaimana dengan para karyawan yang bekerja dalam proses miss world. Berdosakah?”
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang telah dikumpulkan dari beberapa peserta dikusi yang telah bertanya. Seluruhnya berjumlah 21 pertanyaan. Jumlah ini merupakan jumlah yang sangat banyak, karena pada diskusi-diskusi sebelumnya belum pernah sebanyak ini.
Waktu semakin dekat menuju Dzuhur. Khawatir waktu yang dimiliki tidak cukup, maka hanya dipilih beberapa pertanyaan saja untuk dibahas.
Pertanyaan pertama yang dibahas adalah pertanyaan dari Via, ‘Mengapa indnesia dipiih menjadi tuan rumah pada ajang miss world, padahal Indonesia adalah Negara dengan mayoritas Islam’.
Usai petanyaan dibacakan oleh notulen. Moderator menawarkan dan memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab.
Cylpa mengangkat tangan, ia mulai menjawab. “Mungkin karena indonesia memiliki pulau-pulau yang indah, sehingga menjadi pertimbangan untuk menjadi tuan rumah. Atau juga karena Indonesia sudah tidak punya harga diri lagi.”
Tak mau ketinggalan, Rizki salah satu santri ikhwan juga memberi komentarnya. “Karena itu merupakan salah satu taktik orang Amerika untuk menghancurkan negara dengan penduduk umat Islam terbesari di dunia yaitu Indonesia.” Tandansnya.
Hawari juga tidak ketinggalan memberikan jawaban. “Karena perwakilan Indonesia pernah beberapa kali menang di beberapa kategori miss world, jadi untuk kali ini dipilih sebagai tuan rumah.”
Antusias peserta diskusi ternyata begitu tinggi. Banyak yang terlihat berani mengangkat tangan. Selanjutnya giliran Holifah menjawab, “karena tahun lalu ketika di singapura perwakilan miss world indonesia masuk 3 besar, shingga untuk tahun ini Indonesia dipilih jadi tuan rumah.”
Kemudian lagi jawaban dari Tya, “karena pemerintah ingin mencari keuntungan dari wanita-wanita Indonesia dan tidak mempertimbangkan hak-hak wanita, mereka lebih memilih keuntungan daripada hak-hak wanita.”
Dan peserta terakhir yang menjawab adalah Ela. “Karena pemerintah Indonesia ingin mencari keuntungan yang besar.” Jawabnya.
Itulah beberapa jawaban dari teman-teman Pesantren Media. Berbagai macam jawaban dari sudut pandang mereka masing-masing.
Karena tak ada jawaban lain lagi. Dan pertanyaan pertama sudah dirasa cukup, maka diskusi pun dilanjutkan dengan pembahasan pertanyaan selanjutnya, yaitu pertanyaan dari Fadlan, yang bertanya ‘apakah Miss World pernah diadakan di Arab?’
Kurasa itu sebuah pertanyaan yang sangat tak bermutu. Biasanya pertanyaan semacam ini muncul saat tak ada pertanyaan lagi yang dapat mereka pikirkan. Atau mungkin ini adalah pertanyaan yang sangat penting bagi Fadlan. Ah, ini tergantung prespektif masing-masing. Yang pasti diskusi masih berlangsung.
Terlihat, hanya Hawari yang bersemangat menjawab pertanyaan dari Fadlan tersebut. “Belum pernah.” Ujarnya singkat namun mengena. Tentu saja karena hanya itu jawaban yang diperlukan, tak perlu sebuah ‘alasan’ untuk pertanyaan semacam ini. Tak ada lagi yang terlihat menjawab.
Diskusi dilanjutkan dengan pembahasan pertanyaan selanjutnya. Yaitu pertanyaan dari Holifah, “Bagaimana sikap kita sebagai remaja untuk menolak kontes Miss World ini?”
Pertanyaan yang cukup bagus dan cocok untuk pembahasan kali ini. Dan Fathimah menjadi peserta pertama yang ingin menjawab pertanyaan tersebut.
“Bergabung menolak sebisanya, seperti membuat poster penolakan yang disebarkan ke internet dan lain-lain.” Jawaban singkat dari Fathimah, santri angkatan kedua jenjang SMP.
Kemudian jawaban juga terdengar dari salah satu santri akhwat, yaitu Tya. “Ikut memperjuangkan dan membela risalah Islam dengan cara bersatu.” Ujarnya dengan singkat.
Kemudian Hawari juga turut bergabung memeriahkan dan menyetorkan jawabannya. “Kita tolak, namun jika tetap diselenggarakan kita datangi panggungnya dan kita bakar. Selain itu juga dapat dilakukan dengan membuat poster, dan membuat tulisan mengenai penolakan Miss World.”
Jawaban lain juga teregar dari Nisa, salah satu santri akhwat angkatan ke 3 jenjang SMA. “Tidak mengikuti adat yang dipentaskan dalam ajang ini, dan tetap berusaha memasyarakatkan atau menyebarkan titik negatif dari miss world ini kepada masyarakat agar mereka tahu bahwa Miss World adalah ajang yang buruk.” Jawabnya.
Beberapa jawaban dari para peserta nampaknya sudah dapat menjawab pertanyaan dari Holifah tersebut. Maka tak ada alasan untuk tidak bergerak, diksui berlanjut ke pertanyaan selanjutnya, pertanyaan yang datang dari Alifa, “apakah pantas acara miss world diadakan di negara yang mayoritas Islam seperti Indonesia?”
“Menurut saya tidak pantas, jelas-jelas orang-orang islam sendiri di Indonesia banyak yang menolak.” Jawab Novia menanggapi pertanyaan tersebut.
“Nggak pantes lah. Diadakan dimana aja juga tetap gak pantes.” Jawaban dari Hanifa dengan versinya sendiri.
Tak mau kalah, Via juga turut memberikan jawabannya. “Nggak pantas, yang bilang pantas itu mungkin karena mereka menganggap ajang tersebut dapat menaikkan harga diri Indonesia, padahal kenyatannya tidak.” Tandasnya.
Kemudian jawaban terakhir untuk pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Mas Farid. Menurutnya, “jelas itu tidak pantas digelar dimanapun apalagi di indonesia yang penduduknya merupakan muslim terbesar di dunia, apa kata dunia jika muslim terbesar saja mau menerima ajang ini, tentu ini akan menimbulkan anggapan negatif dari negara-negara lain.”
Nampaknya, 4 jawaban dari Novia, Hanifa, Via, dan Mas Farid tersebut sudah cukup untuk menjawab pertanyaan dari Alifa tersebut. Tak ada pertanyaan lagi, tak ada sanggahan, dan tak ada komentar, maka diskusi dilanjutkan.
Selanjutnya yang akan dibahas adalah pertnyaan dari Tya, “apa alasan pemerintah mengizinkan Indonesia menjadi tuan rumah digelarnya ajang Miss World?”
Ada banyak jawaban yang terdengar dari teman-teman Pesantren Media. Pada intinya mereka menjawab bahwa pemerintah Indonesia inging mencari keuntungan dari ajang ini, ingin mengangkat citra Indonesia di mata dunia dan agar kebudayaan Indonesia semakin terkenal sehingga akan menambah keuangan Negara.
Pertanyaan masih banyak yang belum dijawab. Namun, waktu nampaknya tidak sesuai dengan jumlah pertanyaan yang ada. Hanya tersisa beberapa menit lagi menuju waktu Dzuhur. Maka untuk diskusi kali ini, diputuskan untuk menjawab satu pertanyaan lagi. Maka pertanyaan terakhir tersebut adalah pertanyan dari Novia, “bagaimana Islam memandang acara miss world ini dan solusi apa yang paling tepat agar wanita muslimah di seluruh dunia bisa terhindar dari acara ini?”
Untuk pertanyaan tersebut, semua sepakat bahwa ajang Miss World merupakan ajang haram yang seharusnya tidak diadakan di negara muslim atau di negara manapun. Karena tak ada alasan lagi untuk tetap mempertahankan kontes aurat tersebut.
Islam melarang kita menampakkan atau melihat aurat orang lain. Lantas, argumen apa lagi yang pantas untuk tetap mempertahankannya. Dan sangat tidak pantas jika acara tersebut sampai terjadi di Negara Indonesia. Solusi yang terbaik, tentu dengan memperbaiki sistem pemerintahannya terlebih dahulu, merubahnya dengan sistem khilafah, sistem pemerintahan yang telah diajarkan Nabi SAW.
Dan ingat, jika kemaksiatan sudah merajalela, berarti itu sama dengan menghalalkan turunnya musibah dari Allah.
[Ahmad Khoirul Anam, santri angkatan ke-2, jenjang SMA, Pesantren Media]