Loading

writing-anakSaya pikir kita semua pernah menulis, minimal nulis SMS. Nah, tentu saja menulis SMS itu ada tujuannya. Dengan alasan itulah saya memposting tulisan ini. Siapa tahu kita jadi lebih semangat lagi dalam menulis.

Berikut ini secara singkat saya ingin berbagi: “mengapa kita harus menulis?”

Menurut saya, ada 2 alasan mengapa kita harus menulis:

  1. Motif. Tentu saja ini sangat beragam. Biasanya dilihat dari “Isi tulisan” dan “Maksud atau tujuan menulis”. Ada yang motifnya bisnis, ingin populer di kalangan tertentu, ingin dihormati, ada yang karena memang tugas untuk kepentingan pendidikan (misalnya ‘terpaksa’ menulis skripsi, tesis atau desertasi), bahkan ada yang motifnya ibadah dan sarana perjuangan. Beragam dan sah-sah saja.
  2. Tujuan menulis. Seseorang pasti memiliki tujuan dalam menulis. Secara umum, tujuan menulis adalah: Pertama, “Menginformasikan”. Apa yang diinformasikan? Ya, segala sesuatu (fakta, data, peristiwa, pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa). Efeknya adalah: Pembaca mendapatkan pengetahuan dan pemahaman baru. Kedua, “Membujuk”. Ketika kita menulis, maka kita berarti sedang mengajak pembaca untuk menentukan sikap setuju atau tidak terhadap suatu tema yang kita sampaikan. Ketiga, “Mendidik”. Karena tujuan menulis salah satunya adalah mendidik,maka hasil dari tulisan (seharusnya) bisa meningkatkan wawasan pengetahuan, mengasah kecerdasan, mengubah perilaku. Keempat, “Menghibur”. Ini artinya, tulisan yang kita buat bisa menjadi penghibur seseorang. Tulisan menjadi semacam pelepas lelah. Kelima, “Memberi solusi”. Ini penting. Sebabnya, selain menginformasikan, membujuk, mendidik dan menghibur, tentu saja pembaca butuh jalan keluar atau solusi dari masalah yang dihadapinya. Mesk solusi yang ditawarkan setiap penulis berbeda untuk suatu masalah yang sama, tetap akan menjadi bahan pertimbangan pembaca.

Oya, beberapa orang menganggap penting sebuah tulisan yang dihasilkan para penulis. Selain Napoleon Bonaparte yang mengatakan bahwa dirinya lebih merasa takut terhadap 1 orang penulis ketimbang 1000 orang tentara, juga Heinrich Boll, seorang penulis asal Jerman yang pernah meraih Hadiah Nobel Sastra pada 1972 juga berkomentar: “Di belakang tiap kata berdiri suatu dunia, tiap orang yang menggunakan kata harus menyadari bahwa ia mengguncang dunia”. Nadine Gordimer, sastrawan asal Afrika Selatan juga punya pendapat, “Pada mulanya adalah kata, tetapi kemudian menjadi senjata”.

KH M Isa Anshary, seorang tokoh pergerakan Islam di Indonesia menuliskan: “Revolusi-revolusi besar di dunia selalu didahului oleh jejak pena dari seorang pengarang. Pena pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang”

Jadi, tunggu apalagi? Tuliskan sesuai dengan apa yang ingin kita sampaikan selama hal itu bermanfaat bagi sesama. Terutama bagi para penulis muslim, segera tuliskan kata, yang dengannya akan menjadi senjata untuk menyebarkan dakwah Islam. Karena menulis adalah bagian dari ibadah dan perjuangan.

Sekadar sharing. Barangkali bermanfaat.

Salam,
O. Solihin

By osolihin

O. Solihin adalah Guru Mapel Menulis Dasar, Pengenalan Blog dan Website, Penulisan Skenario, serta Problem Anak Muda di Pesantren Media | Menulis beberapa buku remaja | Narasumber Program Voice of Islam | Blog pribadi: www.osolihin.net | Twitter: @osolihin | Instagram: @osolihin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *