Liputan Khusus Diskusi Aktual Pesantren Media Rabu, 15 Mei 2013
Pesantren Media – “3 geng motor dicemplungin warga ke selokan, itu bukti bahwa mereka hanya berani ketika beramai-ramai bersama anggotanya.”
Rabu, 15 Mei 2013, pukul 10.30, Santri Pesantren Media memulai diskusi actual yang diasuh oleh Pemimpin Pesantren, Ust. Ir. Umar Abdullah. Moderatornya adalah Santri Ikhwan, Ahmad Khoirul Anam dan notulennya adalah Santri Akhwat, Neng Ilham Raudhatul Jannah.
Diskusi actual merupakan kegiatan rutin di Pesantren Media. Mengangkat berita-berita yang memang hangat dibicarakan dan perlu dipecahkan bersama. Lalu melengkapi fakta dan opininya sesuai dengan Islam.
Kali ini topic yang diambil yaitu “Membasmi Geng Motor”, seperti yang kita ketahui minggu ini media gencar memberitakan bahwa geng motor membuat masyarakat menjadi resah karena keberadaannya.
Bukan namanya diskusi kalau tidak ada yang bertanya, maka dari itu moderator langsung mempersilakan peserta untuk bertanya.
- Musa : Apa saja yang dilakukan geng motor?
- Hawari : Apakah kasus geng motor ini adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia?
- Taqiy : Kenapa geng motor pake motor?
- Abdullah : Apa geng motor?
- Yusuf : Siapa yang pertama kali ikut geng motor?
- Kak Farid : Apakah geng motor selalu identic dengan kejahatan?
- Wigati : Kenapa orang tua mereka tdk melarang?
- Maila : Kenapa kekerasan menjadi gerakan yang paling ngtren di geng motor?
- Icha : Kekerasan apa saja yang telah dilakukan geng motor?
- Putri : Kebanyakan geng motor itu dari kalangan mana?
- Cylpa : Hukum islam yang pantas untuk geng motor? – abi umar
- Rani : Sejauh ini apa saja yang sudah dilakukan aparat?
- Via : Kenapa remaja tertarik ikutan geng motor?
- Novia : Bagaimana cara menasehati kerabat yang ikut geng motor? Dan apa dampaknya jika dibiarkan?
- Kholifah : Apa tujuan geng motor klewang hijrah ke riau?
- Ira : Apa solusi untuk membasmi geng motor? – abi umar
Pertanyaan sebanyak 16 buah sudah terkumpul, kemudian satu persatu pertanyaan didiskusikan. Dimulai dengan menjawab pertanyaan yang umum, yaitu pertanyaan dari Abdullah.
“Silakan yang mau jawab, apa geng motor itu?” Anam membuka pertanyaan pertama yang akan dijawab.
“Sekelompok orang yang sering berkumpul,” Musa memberikan pendapatnya.
“Orang jahat!” Kata Taqiy dengan polosnya.
“Mereka sering melakukan kriminal,” Teh Ira menambahkan jawaban dari Musa.
“Benar kata The Ira, geng motor itu memang identic dengan kejahatan,” Neng Ilham menyutujui pendapat dari Teh Ira.
“Komunitas geng motor itu sebenarnya untuk tour keliling kota dan suka otomotif,” Kholifah memberanikan diri untuk berpendapat.
“Mereka suka keroyokan, dan biasanya anggota geng motor itu adalah anak remaja. Mereka ikut geng motor supaya dibilang gaul, buat keren-kerenan,” Mayla tak mau kalah.
Kemudian moderator, Anam, menyetuji pendapat kami semua, lalu dia juga ikut berpendapat yang ngambil dari internet, bahwa yang namanya geng motor adalah sekumpulan orang memiliki hobi bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda.
Pertanyaan pertama sudah selesai terjawab. Santri-santri terlihat antusias mendiskusikan berita actual kali ini. kini giliran menjawab pertanyaan dari Taqiy. Sebelum moderator mempersilakan peserta untuk menjawab, salah satu peserta, Abdullah, langsung memberitahu pendapatnya.
“Karena namanya geng motor, kalau nggak pake motor bukan geng motor,” katanya dengan heboh. Semuanya tertawa.
“karena pake motor, kalau pake sandal namanya geng sandal,” jawaban Hawari membuat kami manggut-manggut. Para Santri tertawa lagi.
Pertanyaan dari taqiy yang sangat sederhana dan dijawab dengan kalimat yang sangat menggelitik lumayan membuat kami mencair dari kekuan sedari awal pertanyaan.
Berikutnya, menjawab pertanyaan dari Yusuf, “Siapa yang pertama kali ikut geng motor?”
Anam sebagai moderator mengaku belum baca berita tentang geng motor, kemudian dia segera menyerahkan pertanyaan ini kepada peserta.
“Kalau di Indonesia itu pertama kali di Jakarta pada tahun 1915,” Kata Putri. Dari ruangan ikhwan ada yang menjawab dari inggris dibawa oleh JC. Potter.
Selanjutnya pertanyaan dari Musa, apa saja yang dilakukan geng motor?”
Pertanyaan yang cukup banyak yang jawab, di antaranya: Abdullah menjawab mereka tawuran, Yusuf menjawab konvoi, Hawari menjawab merampok, Neng Ilham menjawab memerkosa dan membunuh, Ira menjawab merusak fasilitas umum dan terakhir Rani dan Putri menjawab mereka minum-minuman keras mulai dari tradisonal (tuak) sampai minuman keras modern.
Santri-santri ternyata cukup tahu yang dilakukan geng motor. Notulen hanya geleng—geleng tidak menyangka. Setelah itu giliran pertanyaan dari Hawari,” apakah kasus geng motor ini adalah yang pertama kali terjadi di Indonesia?”
“Tidak, sebelumnya sudah terjadi di bandung,” notulen menjawab.
“Kemarin malam juga, pemukulan wartawan,” jawaban dari Musa ini membuat riuh diskusi.
“Apa kemarin!” Sewot salah satu santri Ikhwan sambil tertawa.
“Kok kemarin malam sih?! Ndak Nyambung!” Celetuk santri Akhwat dari belakang. Santri tertawa. Jawaban dari Musa selalu membuat santri tertawa.
Waktunya tertawa sudah selesai. Lalu giliran menjawab pertanyaan dari kak farid, “apakah geng motor selalu identic dengan kejahatan?”
Kemudian pertanyaan ini dijawab oleh dua santri. Satu dari ikhwan satu dari akhwat. Tapi jawaban mereka saling bertolak belakang. Santri akhwat menjawab, iya, geng motor memang identic dengan kejahatan. Sedangkan santri ikhwan menjawab, tidak, alasannya karena ada juga geng motor yang baik, suka ikut membantu yang terkena bencana alam (aksi social).
“Kalau aku tahunya memang geng motor itu identiknya dengan kejahatan. Kalau club/komunitas motor baru nggak jahat,” Neng Ilham ikut menjawab.
Jawaban untuk pertanyaan ini membuat moderator bingung, sebab ada yang pro da nada juga yang kontra. Kemudian moderator menyerahkan pertanyaan ini pada Pemimpin Pesantren, Ustadz Umar.
“Faktanya, sekarang memang identik dengan kejahatan. Dulu penyuka motor adalah untuk memodifikasinya lucu-lucu, lalu mengubahnya menjadi unik dan aneh, malah sekarang sudah jarang,” Ustadz Umar menghela nafas sejenak.
“Kejahatan mereka banyak dari yang paling rendah sampai ke yang paling jahat. Contoh yang rendah yaitu ngalang-ngalangin jalan supaya mereka jalan di depan. Mereka menguasai jalan, sedangkan orang lain disuruh minggir. Padahal Jalanan itu milik semua orang. Kecuali mobil jenazah, kalau itu memang seharusnya didahulukan. Atau orang sakit pake mobil ambulance, baru didahulukan, kitanya harus minggir,” paparnya. “Dan ternyata geng motor bukan hanya motor gede saja, tapi motor bebek juga,” sambungnya kemudian.
“Lalu contoh yang tinggi adalah kayak kasus geng motor yang di Makasar itu melempar bom molotov ke gereja. Nggak boleh seharunya itu. Umar saja waktu membebaskan yerussalem tidak menghancurkan gereja-gereja, Umar biarkan.” Ustadz Umar menatap kami satu persatu.
“Si Klewang memperkosa gadis di depan anggotanya, dan setelah selesai kemudian dia menyuruh anggotanya giliran untuk memperkosa gadis itu. Rusak memang si klewang itu. Siapa tuh nama sebenarnya?” Tanyanya kemudian.
“Mardijo!” Santri serempak menjawab. Seperti koor paduan suara.
Menjawab pertanyaan yang ini selesai. Lalu ke pertanyaan berikutnya. Menjawab pertanyaan yang diajukan Maila, “Kenapa kekerasan menjadi gerakan yang paling ngetren di geng motor?
“Karena aktivitas geng motor adlh kekerasan,” Kata Kak Farid.
“Mereka melakukan itu untuk memuaskan nafsunya aja, biasanya mereka melakukan itu supaya dibilang jagoan dan disegani,” Neng Ilham menambahkan.
Selanjutnya pertanyaan dari Wigati, “Mengapa orang tua mereka tidak melarang?”
Abdullah mengatakan mungkin orang tuanya tidak tahu. Kemudian Maila juga ikut berpendapat mungkin akhlaqnya sudah hilang, mereka membangkang orang tuanya jadi orang tuanya kwalahan, biasanya suka lebih ganasan anaknya. Lalu Musa menjawab alasannya karena broken home jadinya melampiaskannya dengan ikut geng motor.
Sementara itu ketika moderator menanyakan pendapat dari Hawari dia bilang setuju dengan pendapat Musa.
“Orang tuanya nggak tahu, supaya gaul, atau bahkan memanjakan anak,” Wigati menimpali.
“Bisa juga karena keturunan,” kata Putri.
“Iya benar, contohnya aja anak si Klewang itu. Dia juga kan sama anggota geng motor mengikuti jejak bapaknya,” Neng Ilham melengkapi. Di belakang Teh Novi mengangkat tangannya untuk mengemukakan pendapatnya yang dari tadi diam saja.
“Biasanya orang tuanya udah menasehati tapi bandel, mungkin hanya bisa lewat doa,” katanya.
“Kurang akhlaqnya, agamanya kurang, kurang aktivitas, seharusnya orang tua itu memberikan agama yang baik, mengisi kegiatan anaknya dengan hal positif, disuruh ikut pengajian. Supaya tidak terjerumus,” kata Anam, moderator.
Giliran menjawab pertanyaan dari Putri. Hampir semua santri sepakat bahwa geng motor itu dari semua kalangan. Tapi ada juga yang mengatakan dari kelas menengah.
“Kenapa remaja tertarik ikutan geng motor? Siapa yang mau jawab?” Moderator mempersilakan peserta untuk menjawab.
Hawari mengemukakan pendapatnya bahwa mereka seperti itu karena pengen axis, pengen dianggap spesial dan menjadi geng motor itu menjadi pilihannya. Selanjutnya Cylpa pun memberikan pendapatnya bahwa mereka seperti itu supaya bertambah tenar dan terlihat keren.
“Ingin mendapat uang juga dan mereka kan masih remaja jadi emosinya belum stabil,” kata Musa dengan suara khasnya yang medok.
“Ikutan-ikutan juga,” kata Anam.
“Apa tadi pertanyaan dari Rani?” Tanya moderator pada notulen.
“Apa saja yang sudah dilakukan aparat kepada geng motor?” Kata notulennya.
Ketika moderator mempersilakan peserta untuk menjawab, notulen memberanikan diri untuk menjawab, dia mengatakan bahwa aparat kepolisian sudah menangkap raja geng motornya si Mardijo alias Klewang serta panglima kecilnya empat orang. Dan sedang memburu anggotanya yang kabur.
Berikutnya pertanyaan dari Kholifah, “Apa tujuan geng motor klewang hijrah ke riau?
“Supaya nambah anggotanya,” kata Cylpa.
“Supaya tidak ditangkap di bandung,” kata Putri.
“Pertanyaan dari Teh Novi adalah bagaimana cara menasehati kerabat atau saudara yang ikut geng motor serta dampaknya? siapa yang mau jawab, Kak Farid mungkin?” Kata Anam.
“Dinasehati tergantung konteks, tiap orang berbeda karakternya, kalau orangnya temperamental ya dilembutin,” kata Kak Farid
Ada juga yang berpendapat supaya diajak pengajian. Kemudian kata Anam mengatakan kalau itu nggak baik. Lalu kata Via biasanya mereka berwatak keras. Jadi harus rutin dikasih tahunya, kalau nggak menerima urusannya sam Allah.
Kalau dampak dari geng motor semua ramai dengan pendapatnya masing-masing ada yang mengatakan membuat warga takut, resah, rusaknya generasi muda, banyak korban jiwa, mengecewakan orang tua, nambah dosa, prestasi menurun, ruangan kelas kosong karena bolos semua, BBM habis, polusi brtambah, penjara penuh, orang tua makin kerepotan, keuangannya menurun, semakin macet.
Terakhir menjawab pertanyaan dari Teh Ira sekaligus dari Cylpa yaitu hukum islam dan solusinya.
“Produksi motor dihentikan,” ceplos Musa.
“Nanti kalau produksi motor dihentikan pindah ke mobil, nanti jadi geng mobil!” Celetuk santri akhwat yang duduk di belakang. Semua santri tertawa.
“Terus mobil dihentikan jadilah pindah ke geng sepeda,” timpal yang lain.
“Iya nanti jadilah geng becak!” Lagi-lagi Musa. Semuanya heboh dengan tertawa.
“Pemerintah seharusnya bertanggung jawab untuk menertibkan motor,” katanya kemudian.
“Kalau dalam pemerintah islam pasti tidak akan berantakan ya? Jalan satu-satunya ya diterapkannya system Islam untuk mengatur kita,” Anam menyimpulkan.
“Karena saya tidak tahu hukum islamnya kita tanyakan saja ya pada Ustadz Umar,”
Tak lama kemudian Ustadz Umar naik ke atas panggung. Jawaban tentang Islam ini memang sangat ditunggu. Karena pada nggak tahu, mungkin ada yang tahu tapi takut salah.
“Kalau mereka menghalangi jalan, ditilang aja. Kalau menteror (orang jadi takut keluar rumah) maka hukumannya itu dibuang, diasingkan ke pulau yang sepi. Kalau menteror sambil merampas, maka hukumannya adalah potong tangan dan kakinya secara bersilangan. Kalau sampe membunuh, maka dibunuh dengan cara disalib. Dan kalau membunuh dan mengambil barang, dipotong dulu tangan dan kakinya kemudian disalib. Si Klewang itu kan membunuh, memerkosa dan merampas, maka hukumannya seharusnya dipotong silang dan disalib,” jelasnya. Santri manggut-manggut.
“Mereka beraninya banyakan, kalau sendiri kelihatan pengecutnya. Buktinya diberita, 3 orang anggota geng motor dicemplungin warga ke selokan. Berarti mereka nggak bisa apa-apa kan ketika kayak gitu?”
“Di masa rosul juga ada geng motor gitu,” katanya. kami semua menganga. “Namanya geng kuda, itu lho yang dari suku uyayinah!” Ternyata geng binatang.
“Ada beberapa orang dari suku uyayinah datang ke madinah, mereka mengaku sakit perut. Lalu disuruh rosulullah untuk pergi ke baitul mal untuk makan kurma dan minum kencing unta. Bukannya terimakasih malah membunuh petugas baitul mal dan mngambil hewan ternaknya. Kemudian rosul menyuruh pasukan mengejar dan menangkap mereka, menyuruh untuk mencokel matanya dan disalib. Kemudian karena mereka mengambil ternak juga maka dipotong tangan dan kakinya bersilangan. Dengan seperti itu tidak ada lagi teror di madinah,” katanya singkat cerita.
Kesimpulannya hukuman buat mereka, jika meneror maka diasingkan, kalau menteror sambil merampas maka dipotong secara bersilangan. Kemudian kalau berzina, maka dirajam. Kalau sampe membunuh, maka dibunuh dengan cara disalib. Dan kalau membunuh dan mengambil barang, dipotong dulu tangan dan kakinya kemudian disalib dan yang paling penting dihukum sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan dan di depan umum. [Ilhan Raudhatul Jannah, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini sebagai tugas yang diberikan pemimpin diskusi aktual kepada panelis, dan menjadi bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media
KOMENTAR: Ilham Raudhatul Jannah sudah menuliskan hasil pengamatannya dalam diskusi aktual ini dengan cukup detil. Ditulis dengan pemaparannya yang cukup mengalir sehingga enak dibaca. Penulisan ejaan sudah mulai rapi dan sedikit salah ketik. Terus belajar dan tetap semangat menulis!
O. Solihin
Instruktur Kelas Menulis Kreatif
==
*Gambar dari sini