Loading

Ada sosok hebat di mata

Terlihat seperti batu bercelah awalnya

Keras tapi berlubang

Keras dengan pemikiran—sudah kata mati apa yang diputuskannya

Lubang berlubang—berusaha disisipi catatan kedisiplinan

Dia tahu kekerasannya

Tahu pula pelunakkannya

Tapi pegang keyakinannya

Dia adalah dia

Sebagian berpikir: ia tak terima banyak kepala

Sebagian lainnya koor cemoh: keras pada yang salah

Sebagian kecil lempar kata: apapun mau dia

Sebagian sisanya beri pengertian: semoga diberikan yang terbaik untuknya

Tapi nyatanya, tak ada yang tahu dia

Hanya ketika kamu melihat, kamu tau dia

Penuh kembang api

Terlihat membosankan=menakutkan

Kemudian perlahan meledak penuh keindahan

Dengan kebijaksanaan, menenangi keraguan

Manusia, manusia

Coba lihat sekeliling lagi

Ciptaan sempurna, tak pernah sempurna

Batu bercelah itu masih berlubang jua

Lubang-berlubang—sisipan catatannya: sebagian diterima terbuka; sisanya dirobek tak terima

Parung, 9 September 2018

Untuk siapapun yang cukup egois untuk menganggap segalanya adalah dia

willyaaziza

By Zadia Mardha

Santri Pesantren Media kunjungi lebih lanjut di IG: willyaaziza Penulis dan desainer grafis

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *