Makan, siapa sih yang nggak pernah makan di dunia ini? Pasti semua makhluk hidup memerlukan makan, termasuk manusia. Di dunia ini juga memiliki banyak sekali macam-macam makanan. Juga, di setiap daerah pasti memiliki makanan khas masing-masing, di kampung halaman kita, pasti juga memiliki makanan khas. Tapi, kalau kampung halamanku sih, aku nggak tahu. Hihihi…
Ngomong-ngomong tentang makanan, pesantren juga punya makanan khas, loh! Siapa sih yang nggak tahu makanan khas pesantren? Ya, mungkin yang nggak tahu itu orang-orang rumahan, atau orang-orang non muslim. Makanan tersebit adalah tahu dan tempe, wkwkwk. Yaa mungkin, ada lah pesantren-pesantren lain yang improvisasi dari makanan tadi, misalnya, oreg, nugget, tapi isinya tahu, dan masih banyak lagi.
Kalau pesantrenku dulu sih nggak pernah lepas dari itu, meskipun hampir setiap hari makan tempe sama tahu. Tapi santri nggak pernah kelaparan, karena pesantren selalu membuat lebih untuk santri di luar jam makan, jadi santri biasanya jarang keluar atau jajan. Biasanya sih, Cuma kalau ingin beli sesuatu atau nongkrong di warung. Oya, nggak mungkin di pesantren hanya buat tempe sama tahu doang, pasti ada sayurnya lah atau apa yang lain. Di pesantren juga pasti santri pernah makan daging atau ayam 1 bulan sekali, atau 2 minggu sekali.
Setelah aku aku lulus MTs, aku melanjutkan SMA. Aku juga tinggal di pesantren, kukira hampir sama peraturannya seperti pesantrenku yang dulu. Ya, setidaknya banyak yang sama lah, seperti pesantren-pesantren lainya di Jawa. Eh, ternyata di sini jauh perbedaannya sama pesantrenku yang dulu. Jadi, aku juga harus menyesuaikan dengan lingkungan baru, teman baru, peraturan baru, kebiasaan baru, dan masih banyak lagi.
Apalagi kalau soal makanan, di pesantren dulu sih aku makannya sedikit, tapi nggak tau kenapa, sekarang aku malah banyak makannya. Di pesantrenku yang sekarang sistem jadwal makannya beda sama yang dulu. Kalo dulu emang hanya 2 kali sehari, tapi pesantren buatnya banyak jadi aku jarang keluar untuk beli makan kalau lapar. Kalau sekarang, 3 kali sehari, tapi pesantren buat makanannya nggak terlalu banyak. Mungkin teteh yang buat, buat porsinya disamain sama santri yang putri, jadi aku kalau lapar di luar jam makan, aku sering ke luar pesantren untuk beli makan. Apalagi kalau aku nggak dapat jatah makan, ujung-ujungnya juga beli di luar, kalau nggak ada uang aku minta ke dapur.
Meskipun dapat jatah makan, kadang dapatnya juga nggak terlalu banyak, jadi aku sering lapar. Mungkin, sehari aku bisa keluar 1 sampai 2 kali untuk beli makan, akhir-akhir ini aku juga sering minta kiriman makanan dari rumah, ya untuk tambah tambah stok makanan. Sebenarnya sih nambah-nambah uang lagi buat paketnya, aku juga nggak mau memberati orang tuaku, tapi ya mau gimana lagi.
Sebenarnya aku sering memikirkan rumahku, gimana keluargaku, gimana teman-temanku, terkadang aku juga ingin pulang. Aku juga ingin makan makanan rumah lagi, apa kabar masakan rumah? [Hadziq Nakhwa Al-Badary, kelas 1 SMA]