Sebenarnya aku bingung mau mulai dari mana. Dan aku tidak tau banyak tentang kota kelahiranku ini. Kota yang berusia 530 tahun ini telah aku tinggali selama 16 tahun yang lalu. Dan Desa Kota Batu, Bogor Jawa Barat adalah desa dimana Aku di lahirkan. Desa yang asri, udaranya pun belum tercemar. Penduduknya pun kompak. Gotong royong selalu di lakukan. Entah itu dalam membersihkan kampung sekitar dan juga dalam kekeluargaan sangat kompak. Masih banyak tanah yang kosong, persawahan dan perkebunannya juga masih terjaga dengan baik. Hubungan antar desa terjalin dengan baik.
Pariwisata yang ada di kota Bogor masih alami dan beraneka ragam. Mulai dari hewan-hewan langka dan juga tumbuh-tumbuhan langka. Bukan hanya langka tapi juga di lindungi. Rata-rata masih tergantung pada alam. Contohnya tempat wisata air terjun, Curug Nangka dan Curug Luhur. Curug/air terjun ini berasal dari mata air langsung, dan di sekelilingnya pepohonan yang rindang. Taman Safari, tempat hewan-hewan langka dan lindungi ada di sini. Dan juga Kebun Raya Bogor, yang banyak di kunjungi turis dan wisatawan dari luar kota. Sebenarnya masih banyak tempat wisata di Bogor yang berbaur alam. Begitu banyaknya sehingga tidak bisa aku sebutkan satu-persatu.
Bogor itu… identik dengan pegunungan (ya iya lah orang jauh dari laut. hehehe). Gunung yang aku tau itu, ada Gunung Salak (ini yang paling terkenal). Gunung salak di bagi 3 bagian yakni: Puncak Salak I dengan ketinggian 2.211 m dan Salak II 2.180 m dan satu puncak lagi bernama Puncak Sumbul dengan ketinggian 1.926 m dpl.
Tapi sayang sekarang sudah berubah. Persawahan dan perkebunan kini telah berkurang. Mereka (PT yang tidak memikirkan nasib warga dan nasib alam) membangun tempat pariwisata dan perumahan-perumahan mewah. Penduduk di Kota Bogor kini telah padat, udara sudah tercemar, angkutan-angutan umum berjubel memenuhi jalanan. Bahkan teman aku yang dari Cilacap, dia bilang “Bogor tidak jauh beda dengan Jakarta” kata yamg singkat namun menggambarkan keadaan Kota Bogor saat ini.
Yang tadinya persawahan dan pemukiman warga. Kini di ombang ambingkan menjadi tempat wisata dan perumahan-perumahan mewah. Yang tadinya desa kini telah menjadi kota. Ingin menghirup udara segar aja harus ke dataran tinggi atau pegunungan.
Namun Bogor tetaplah Bogor. Kota kelahiranku. Bogor memang banyak berubah tapi, makanan khas Bogor tetap ada. Makanan Khas Bogor itu, banyak tapi yang terkenal antara lain: asinan Bogor, nasi timbel+lalapan, talas, roti unyil dan toge goreng. |
Menurut pendapat orang-orang yang pernah berkunjung ke Bogor. Ada 7 hal unik yang ada di kota Bogor ini, yakni:
- Hujan
Mungkin kalian sudah tau kan julukan Kotaku ini apa? Yupppps “Kota Hujan” jangan heran dengan julukan itu, karena memang faktanya seperti itu. Sejak zaman dahulu curah hujan di Kota Bogor di kenal merupakan yang tertinggi di Indonesia. Setiap hari pasti hujan, tidak peduli apakah sedang musim kemarau. Wajar saja kotaku ini di juluki “kota hujan”. Iya kan?
- Udara Sejuk
Emmmp… menurut aku juga begitu, tapi dulu sekarang Bogor panas, sumpek polusi di mana-mana. Tapi jika di bandingkan dengan Jakarta, yah lebih sejuk Bogor. Karena di Bogor masih banyak pepohonan, dan di kelilingi dengan pegunungan.
- Potensi Alam
Tuh kan Bogor masih punya potensi alam yang alami. Yah !! bisa di bilang Bogor masih punya paru-paru kota hehe. Curug Nangka, Curug Luhur, Curug Seribu dan Curug Cigamea merupakan salah satu contoh potensi alam yang alami.
- Museum Zoologi dan Kebun Raya Bogor
Museum zoologi merupakan museum tertua di Kota Bogor. Di museum ini tersimpan beraneka ragam kerangka hewan-hewan yang telah punah sampai yang masih ada saat ini. Paus Biru merupakan salah satu mamalia terbesar di dunia. Saat ini kerangkanya di lindungi dan di jaga dengan baik di museum zoologi.
Kebun Raya Bogor, ini dia yang di sebut paru-paru Kota Bogor. Di Kebun Raya ini banyak terdapat aneka ragam pepohonan, baik itu dalam dan luar negri. Bahkan umurnya ada yang sampai ratusan tahun. Ada yang unik di Kebun Raya ini. Sampai-sampai banyak yang menunggu-nunggu. Apa itu ?? tidak salah lagi, akan munculnya Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum Becc) yang mengeluarkan bau busuk seperti bangkai. Bunga Bangkai tersebut merupakan specis bunga endemik yang langka dan hanya ditemukan di Indonesia. Wajar kan banyak yang menunggu-nunggu kapan bunga ini tumbuhnya. Karena bunga ini memang tidak bisa di prediksi akan kemunculannya dan tempat tumbuh nya pun berpindah-pindah. Kebun raya Bogor memiliki banyak nama/julukan di antaranya botanical garden, …….
- Kijang di Istana Bogor
Masih di dalam Kebun Raya Bogor. Kali ini hewan asal …. Yang terdapat di dalam Kebun Raya Bogor, atau yang lebih tepatnya di Istana Bogor. Biasanya setiap weekend dan hari libur banyak penduduk Kota Bogor yang datang hanya untuk memberi makan kijang-kijang itu.
- Wisata Kuliner
Bogor ini memiliki banyak wisata kuliner. Biasanya pengunjung sengaja datang dari luar kota ke Bogor hanya untuk berwisata kuliner. Makanan khas Bogor, antara lain: nasi timbel+lalapan, toge goreng, roti unyil/roti venus, asinan Bogor, talas Bogor, manisan Pala, es pala dan masih banyak lagi. Namun yang biasa di beli untuk buah tangan yaitu: roti unyil, asinan, talas dan manisan pala Bogor.
- Angkot
Jangan heran jika datang ke Kota Bogor, melihat jalanan yang pegitu padat dengan angkutan umum. Wajar saja penduduknya pun mencapai 949.066 itu pun sensus penduduk pada tahun 2010. Selain di juluki sebagai “Kota Hujan”, Kota Bogor juga di juluki sebagai “Kota Sejuta Angkot”.
Saran saya, jika ingin ke Kota Bogor:
- Jangan lupa bawa PAYUNG !!! jika berada di Kota Bogor jangan terkecoh dengan cuaca yang tadinya cerah, karena bisa saja tiba-tiba terjadi hujan.
- Jangan lupa bawa uang yang banyak hehehe. Tau ga kenapa ?? jajanan/kuliner Kota Bogor itu bwanyak macamnya, jangan sampai anda menyesal karena tidak mencicipi makanan-makanan khas Bogor.
- Jangan lupa juga berkunjung ke Kebun Raya Bogor, tidak apdol kalau datang ke Kota Bogor tapi tidak berkunjung ke Kebun Raya.
- Dan satu lagi, jangan lupa balik lagi ke Bogor yah. Ok.
[Holifah Tussadiah, santriwati angkatan ke-2 jenjang SMA, Pesantren Media]
Catatan: tulisan ini adalah bagian dari tugas menulis di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media.