Oleh Umar Abdullah*
Derita muslim Rohingya sudah memuncak. Bertahun-tahun mereka disiksa oleh pemerintah Myanmar hanya karena berlainan etnis berlainan agama. Rohingya yang keturunan India dan beragama Islam diusir dari Myanmar yang dihuni mayoritas Indocina dan beragama Budha. Bandingkan dengan perlakuan mayoritas Muslim Indonesia terhadap minoritas Hindu di Pulau Bali. Bandingkan pula dengan penerimaan mayoritas Muslim Indonesia terhadap minoritas Cina saat mereka mencari peruntungan ke Nusantara baik di masa kesultanan-kesultanan Islam maupun setelah 1945.
Kezaliman yang sudah melewati batas yang dipertontonkan rejim Myanmar terhadap Muslim Rohingya membuat mereka tidak mau pulang lagi ke tanah kelahirannya. Mereka lebih suka pergi ke Bangladesh dan Australia.
WAJIB HIJRAH
Apa yang dilakukan oleh Muslim Rohingya adalah benar. Ketidakberdayaan mereka mempertahankan nyawa dan aqidah mewajibkan mereka harus berhijrah. Pemerintah Myanmar memaksa mereka masuk agama Budha atau dianiaya. Mereka tidak ingin mengulang kesalahan kaum Muslimin di Mekkah yang tidak mau berhijrah ke Madinah padahal mereka sanggup berhijrah yang membuat mereka dipaksa berperang di pihak kafir Makkah melawan kaum Muslimin pada perang Badar al-Kubra. Dan akhirnya mereka mati di pihak kafir. Allah mengabadikannya dengan firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, ”Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, ”Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Makkah).” Mereka (para malaikat) bertanya, ”Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali. (Terjemahan QS. An-Nisaa`: 97)
Sayangnya, Pemerintah Bangladesh -yang sesama Muslim itu- seolah menutup mata terhadap ketakutan yang mencengkeram hati Muslim Rohingya. Mereka dipaksa untuk pulang kembali ke Myanmar (negara tetangga Bangladesh) karena dianggap imigran gelap. Menangislah muslimin yang teraniaya ini. Tak tega hamba menatapnya. Entah bagaimana nasib mereka yang mengungsi di Malaysia negeri Islam yang dari berita yang terdengar sangat ketat urusan imigrasinya.
HIJRAH KE INDONESIA
Sebagian Muslim Rohingya yang ingin ke Australia terdampar di pulau-pulau di Indonesia. Ada yang terdampar di Aceh (daerah yang paling dekat dengan Myanmar karena hanya dipisahkan oleh Laut Andaman). Ada yang terdampar di Sumatra Utara, Tanjung Pinang, Jawa, bahkan di Sulawesi. Terdampar? Ya karena mereka bukan naik kapal bermotor. Mereka berdesak-desakan naik perahu kecil, terombang-ambing di lautan, menunggu nasib menghantarkan mereka kemana. Kebaikan nelayan Indonesia mendaratkan mereka di Nusantara. Saya yakin, bangsa ini, bangsa Muslim ini masih punya rasa welas asih terhadap saudara seaqidahnya. Allah SWT berfirman:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…(Terjemahan QS. Al-Fath [48]: 29)
Dan sekarang mereka di penampungan-penampungan pengungsi. Di Medan saya dengar mereka akan dikembalikan lagi ke Myanmar. Di penampungan di Sukabumi saya dengar mereka kabur. Ada apa ini???
Kalau pemerintah Indonesia ini tidak mau menampung mereka, biarlah kami rakyat Indonesia yang menampung mereka. Untuk IMF pemerintah Indonesia bersedia menghutangi, padahal belum jelas apa imbalannya. Namun untuk para pengungsi seaqidah mereka menyediakan fasilitas seadanya bahkan cenderung untuk mengusir mereka. Track record kebiadaban pemerintah Indonesia memang sudah masyhur. Jangankan melayani para pengungsi yang teraniaya, menyelesaikan secepatnya kompensasi bagi korban lumpur lapindo pun tidak mau. Korban Tsunami Aceh juga masih banyak yang belum mendapat tempat tinggal yang layak. Dan memang mereka tidak pantas memerintah bangsa ini. Mereka bukanlah ulil amri kita. Mereka hanyalah penguasa yang selalu cari cara untuk memeras rakyatnya. Tak beda dengan penjajah.
KIRIM TENTARA ATAU SEDIAKAN TEMPAT BERHIJRAH YANG LAYAK!
Melihat pembantaian Muslim Rohingya, semestinya pemerintah mengirimkan tentara untuk menaklukkan Myanmar. Apa guna latihan perang? Yang sering saya lihat para tentara menyabit rumput di halaman batalyonnya. Tentara kok nyabit rumput? Sabit tuh leher militer Myanmar.
Melihat ketakutan yang tak terkira di wajah Muslim Rohingya tak sepantasnya pemerintah Indonesia memulangkan para pengungsi itu. Mereka itu saudara kita. Tak sepantasnya seorang muslim membiarkan muslim lainnya dianiaya, apalagi diumpankan untuk dibunuh! Rasulullah saw bersabda:
Al-Muslimu akhul muslim [Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain], laa yazhlimuHu [ia tidak akan menzhaliminya] wa laa yuslimuHu [dan tidak akan membiarkannyanya binasa]. Man kaana fii haajati akhiiHi [Barangsiapa berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya], kaanallaaHu fii haajatiHi [maka Allah akan memenuhi kebutuhannya]. Wa man farraja ’an muslimin kurbatan [Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim], farrajallaaHu ’anHu biHaa kurbatan min kurabi yawmil qiyaamah [maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya dari kesusahan-kesusahan di hari Kiamat]. Wa man satara musliman [Barangsiapa yang menutupi aib seorang Muslim] sataraHullaaHu yawmal qiyaamah [maka Allah akan menutupi aibnya di hari Kiamat]. (HR. Mutafaq ’alayh dari Ibnu ’Umar)
HAI PEMERINTAH INDONESIA…!
Jika kalian tak punya nyali mengirim tentara, maka sediakanlah tempat tinggal yang layak bagi kaum Muslim Rohingya sebagaimana Raja Najasyi menyediakan tempat tinggal yang layak bagi kaum Muslimin Makkah yang teraniaya yang berhijrah ke Habasyah (sekarang Eritrea & Ethiopia). Berikanlah mereka tanah untuk mereka tanami agar mereka bisa bersawah, berkebun, dan melangsungkan hidup mereka di sini. Tolonglah mereka menjadikan Indonesia sebagai Tanah Air Kedua mereka sebagaimana kaum Anshar menolong Muhajirin Makkah menjadikan Madinah sebagai Tanah Air Keduanya.
Jika kalian tak mau juga, maka kami rakyat Indonesia siap menolong saudara-saudara kami Muslim Rohingya. Tak usah repot kalian memaksa mereka ke Myanmar, serahkan kepada kami, kami akan mengurus mereka sebaik-baiknya dengan pertolongan Allah. Kalian memang tak jauh beda dengan Pemerintah Myanmar yang zalim itu. Semoga Allah SWT membalas tindakan kalian dengan balasan yang setimpal. Allaahumma aamiin.
*Muslim keturunan Cina marga Teng