“Semua hal yang menimpa kaum Muslim adalah baik.” Menarik banget kata-kata itu , tapi apa maksudnya ya ujarku dalam hati melihat tulisan tersebut di status facebook salah seorang kenalanku. Lebih baik ku bertanya padanya saja, tiba-tiba terdengar suara dari lantai bawah.
“Erika.. kamu sedang apa sih? ayo berangkat ke sekolah, udah telat nih ..! atau aku berangkat sendiri .. cepat turun segera!!” Ternyata itu suara adik kembarku , aku segera turun tanpa sempat menanyakan tentang hal itu .
Sesampainya di sekolah baru kami, eh .. belum cerita ya kami ini murid pindahan dari Singapura. Kami menuju ruang kelas kami yang baru di dampingi seorang guru perempuan yang ku tahu namanya dari seragamnya sebagai Bu Indah .
“ayo anak-anak.. mohon duduk yang rapi , kita langsung saja berkenalan dengan murid pindahan. ayo erika, erisa masuk .. jangan malu-malu.” ujar bu indah.
“hi friends , let me introduce my self. my name is Erika Guruh , and this Elisa Guruh.” kataku pada teman-teman baruku .
“ hi friends .. we are twins.” ujar kembaranku sambil melambaikan tangan kepada teman baru kami . “silakan kalian duduk di belakang di sebelah Rani.” bu Indah berkata sambil menunjuk tempat duduk kami , kami segera menuju tempat duduk kami .
0o0o0
Sebulan telah berlalu sejak kami pindah ke Jakarta, seperti biasa adik kembarku di kelilingi banyak teman, yah .. bisa di bilang fansnya adikku. Sedangkan aku hanya ditemani buku-buku novelku seperti biasa , kami memang bagaikan hitam dan putih saling bertolak belakang . Akan tetapi jika hendak pergi kemana-mana kami selalu bersama, sampai ada yang mengatakan dimana ada erika pasti di situ ada elisa. Hingga suatu hari aku mendengar fans adikku menjelek-jelekkan diriku . Karena hal itu aku marah pada elisa, padahal aku tau bahwa itu bukanlah salahnya elisa, aku menghindarinya di rumah dan di sekolah . pulang sekolah aku kembali menghindari elisa dan pulang meninggalkan ia sendirian. Pada saat itu suatu insiden buruk terjadi pada adikku.
Insiden itu membuat adikku koma, polisi mengatakan bahwa adikku di serang seseorang yang diduga perempuan, dilihat dari luka yang dibuat si penjahat pada tubuh adikku . penjahat itu menyerang muka,tubuh dan tangan adikku menggunakan sebilah pisau . karena banyak sekali luka hingga banyak yang mengira adik kembarku itu telah meninggal aku salah satunya. Insiden itu membuatku semakin tidak disukai oleh teman-temanku ,
“kenapa sih harus elisa yang mengalami hal itu? Kenapa gak erika aja sih? Ini semua salahnya erika!!” ucap salah seorang fans elisa dan yang lainnya menyetujui perkataan itu. aku semakin terpuruk mendengar perkataan itu , semakin menyalahkan diriku atas kejadian itu.
Ibuku yang sedang bekerja di Australia segera pulang begitu mendengar kabar itu, seolah tak percaya ibuku menamparku didepan para dokter . ibuku marah padaku karna tidak bisa menjaga adikku . mendengar bahwa adikku koma ibu menjadi syok dan pingsan . setelah keadaan ibuku membaik aku mendekatinya dan berkata sambil berlinang air mata
“hiks..hiks .. , ma.. maafkan aku , aku gak tau akan ada kejadian ini , hiks..hiks .. maaf ..” ibuku menjawab “maafin mama ya udah menamparmu, ini bukan salahmu.. ini sudah kehendak Tuhan..” aku hanya bisa menangis mendengar jawaban mamaku yang sedikit dingin. Dokter kembali keruangan mamaku dan mengatakan ada sesuatu yang aneh pada tubuh mamaku, dan dokter menyarankan untuk mengadakan pemeriksaan lebih lanjut. Awalnya mamaku menolak, tapi aku meyakinkannya untuk melakukan pemeriksaan.
0o0o0
Hari demi hari telah berlalu keadaan adikku belum berubah,dan mamaku masih sibuk dengan segala pemeriksaan. Dokter mengatakan 2 hari lagi akan keluar hasil pemeriksaan mamaku, selama pemeriksaan mamaku, aku selalu berdo’a pada Tuhan agar tidak ada kejadian buruk lagi yang menimpa keluargaku dan semoga mamaku baik-baik saja. Setiap pulang sekolah aku selalu mampir ke gereja untuk berdo’a dan mengikuti kerohanian.
Saat di rumah sakit aku menghabiskan waktuku untuk belajar ilmu agama, akan tetapi aku sering menemukan keganjalan-keganjalan yang aneh dalam ajaran agamaku. Tapi aku awalnya aku memaklumi , hingga keluarlah hasil pemeriksaan mamaku yang membuatku hatiku menjadi ragu akan ajaran agamaku. Mamaku tervonis terkena kanker secara positif. Betapa hancurnya hatiku mendengar hal itu ,aku menangis tak hanya aku ibuku juga ikut menangis. Segera kuhubungi ayahku yang sedang ada urusan kerja di Rusia, ayahku yang mendengar hal itu menunda pekerjaannya demi menemani kami di indonesia.
Pemeriksaan itu membuat ku marah pada Tuhan yang selama ini kusembah, kenapa Tuhan tidak menyalamatkan kami? Apa benar engkau adalah Tuhan? Pemikiran itu selalu muncul di kepalaku, tapi aku tak pernah berani untuk mencari kebenaran.
0o0o0
Perjalanan ayahku membutuhkan waktu yang ternyata lama untuk menuju Indonesia, akan tetapi aku tidak pernah lelah untuk menunggu kabar dari ayah. Aku masih tetap menjalani hari seperti biasa, pergi ke sekolah, lalu saat pulang ke gereja untuk berdo’a dan kerohanian , dan membaca banyak buku tentang agamaku.
Hingga suatu hari ayahku mengalami kecelakaan pesawat dan menghilang, mulai dari detik itu lah kepercayaan ku terhadap agamaku menjadi hilang. Aku sudah tidak percaya lagi akan adanya Tuhan itu, dan aku sudah tidak sanggup hidup penuh derita seperti ini. Tidak ada tempat berteduh dan bergantung, aku merasa sepertinya tidak ada gunanya aku hidup lagi. Aku hanya membawa bencana bagi orang-orang di sekitarku, orang yang kusayangi.
Aku begitu putus asa, hingga aku memutuskan untuk bunuh diri, tapi tiba-tiba seseorang menghentikanku. Aku menganggapnya sebagai malaikat penyelamat, aku sangat berterima kaih padanya karna telah menunjukkan aku jalan menuju Tuhan yang sesungguhnya. Ia adalah seorang pemuda lulusan sekolah pesantren, ia bernama Muhammad ,aku masuk Islam atas bimbingannya. Ia mengajari semua tentang Islam padaku dengan ikhlas.
Beberapa bulan sejak aku meninggalkan keluargaku untuk bunuh diri, akhirnya aku kembali diantar oleh pemuda itu. Betapa senangnya keluargaku melihatku kembali , aku meminta maaf karena telah meninggalkan mereka. Pencarian ayahku di hentikan dan keadaan ibu serta adikku semakin memburuk, akan tetapi berkat ajaran yang di beri Muhammad padaku, aku bersabar atas cobaan ini. Aku bermaksud mengatakan aku telah memeluk agama Islam sesegera mungkin dan mengajak keluargaku memeluk agama yang benar ini juga. Aku merasakan banyak manfaat dari memasuki agama ini, salah satunya yaitu aku di latih untuk bersabar.
Lalu tibalah saat aku mengatakan tentang agamaku ini, ibuku terkejut akan tetapi ia mencoba untuk mengerti dan menerimanya. Setelah menjelaskan hal itu,mulailah aku memakai jilbab dan khimar, aku juga menjelaskan tentang agamaku ini pada ibuku. Ibuku lumayan tertarik untuk memasukinya,tapi beliau masih ragu, walau begitu aku tak pernah lelah untuk mengajaknya memeluk Islam. Setiap hari aku belajar dengan Muhammad di sebuah mesjid dekat rumah sakit tempat ibu dan adikku di rawat. Betapa bahagianya aku mendapat rahmat Allah ini, aku selalu rajin beribadah kepada-Nya , tidak hanya sholat,aku juga belajar membaca al-qur’an dan mencoba menghapal surat-surat pendek .
Hingga suatu hari keajaiban datang,keadaan ibuku semakin membaik dan adikku telah siuman dari koma,penjahat yang menyerang adikku tertangkap,dan ayahku di temukan . keajaiban demi keajaiban datang kepadaku , musibah demi musibah mulai meninggalkan keluargaku . aku sangat bersyukur pada Allah , dan sangat berterima kasih pada Muhammad. Walau tetap ada cobaan,tapi bagiku ini adalah yang terbaik untukku, dan sekarang aku mengerti dari kata-kata: “semua hal yang menimpa kaum Muslim adalah baik”.
[Ela Fajarwati Putri, santri kelas 1 jenjang SMA, PM]