Loading

#Lanjutan Apa yang Terjadi?

Door! Door!Door!

Segera aku membukam mulutku. Harap harap cemas aku membalikkan badan. Aku hampir menganga lebar saat melihat kakakku menodongkan pistol ke kepala laki-laki yang mencengkram tanganku. Dapat kurasakan ketakutan milik lelaki itu, tangannya mulai berkeringat dan gemetar. Matanya terbelalak dan sorot matanya tak tenang. Perlahan dia melepaskan cengkramannya. Kesempatan itu tak aku sia-siakan. Aku menendang lelaki itu hingga ia tersungkur. Melihat itu aku tersenyum puas. Aku berbalik melihat kakakku, dengan tenang aku menghampirinya.

“Kak, ayo kita pulang.” Ucapku dengan perasaan tenang tercampur senang melihat kakakku datang menjemput.

“Tapi, dia… mereka..” jawab kakakku bingung.

“Udahlah kak, biarin aja mereka. Mereka itu udah baik kak sama Rheva. Jadi, ayo kita pulang, ayolah kak?”

Kakakku memandangku lekat-lekat. Akhirnya ia menyerah melihat tatapan memelas adiknya ini. Ia menurunkan senjatanya dari lelaki itu. Aku berjalan mendahului kakakku. Aku sudah tak sabar ingin beristirahat, hari ini begitu melelahkan.

***

“Hah? Jam berapa ini? Aduh, gawat! Aku telat ke kampus.”  Panik mulai menyerangku.

Baru saja aku hendak beranjak dari tempat tidur saat seseorang masuk tanpa permisi ke dalam kamarku.

“Udah, kamu gak usah masuk. Kakak udah titip absen sama Nathan. Lebih baik kamu istirahat saja. Oiya nih, sarapannya.” Kata kakakku berjalan ke arahku dengan nampan berisi sarapan di tangan. Perasaan panik tadi menguap, menghilang tanpa bekas melihat senyum kakakku yang tidak meragukan.

Rasa letih menghampiriku. Aku mengangguk lemah menyetujui kakakku. Setelah kakak meninggalkanku aku mulai memikirkan semuanya. Pertemuanku dengan Mona dan perbuatannya padaku. Aku tak heran beberapa teman-temanku mulai menjauh dan menjaga jarak dariku. Mereka mungkin terpengaruh ucapan Mona. Memikirkan perbuatan Mona kepadaku, aku ingin membalasnya. Rasanya ubun-ubunku terasa panas dan siap meledak. Aku ingin ia merasakan derita. Timbul pikiran jahat di otakku. Aku mengambil sebuah keputusan besar. Dia yang memulai, dan dia yang akan ku akhiri.

*Bersambung..

By Ela Fajar Wati Putri

Ela Fajar Wati Putri | santriwati angkatan ke-3 jenjang SMA, kelas 2 | Asal Pekanbaru, Riau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *