Loading

Kenapa kita harus mencintai Rasulullah? Karena Rasulullah sangat mencintai kita dan Allah juga yang memerintahkan kita untuk mencintai beliau. Rasulullah tidak pernah rela jika umatnya masuk ke dalam Neraka Allah. Dengan kesabaran yang Beliau miliki, Beliau berdakwah menyampaikan kebenaran dan petunjuk kepada kita. Meskipun saat itu, banyak orang-orang yang menghina dan mencaci-maki Beliau, tapi Beliau tidak membalas perbuatan mereka. Justru Beliau mendoakan mereka, agar Allah mengampuni dosa-dosa mereka.

Seperti misalnya tentang kisah Ummu Jamil. Ummu Jamil sangat tidak suka dengan dakwah Beliau. Dengan penuh kebencian, Ummu Jamil meletakkan kayu bakar di depan rumah Rasulullah.

Ada juga dari suami Ummu Jamil yaitu Abu Mu’attib. Abu Mu’attib menyimpan kotoran di depan rumah Rasulullah dan diketahui oleh tiga orang sahabatn Beliau. Dua diantaranya adalah paman Rasul yaitu Abu Thalib dan Hamzah bin Abdul Muttalib.

Lalu, bagaimana cara kita mencintai Rasulullah. . .?

  1. Menghidupkan sunah Rasul

–          Belajar

–          Berniat untuk mengamalkan

–          Menyebarkan sunah Rasul

–          Mengamalkan sunah Rasul

  1. Banyak menyebut namanya dengan bershalawat
  • Berikut Fadhilah (Keutamaan) Shalawat :

–          Mendapatkan 10 Rahmat dari Allah

–          Ditulis 10 kebaikan dan diampuni dosanya

–          Diangkat 10 derajat

–          Doanya akan terkabul

–          Penyebab mendapatkan syafaat (pertolongan)

–          Dicukupi segala keinginannya

–          Mendekatkan diri kita kepada Rasul

–          Akan dijawab shalawat dan salamnya oleh Rasul

–          Menghilangkan kefakiran

–          Mengangkat predikat (julukan) kikir

Adapun ciri cinta kepada Rasul :

  1. Bangga mengamalkan sunahnya
  2. Mencintai siapapun yang Beliau cintai
  3. Mencintai kota Mekah dan Madinah
  4. Bersemangat mempelajari Hadist
  5. Bergetar ketika diceritakan atau disebut namanya
  6. Rindu bertemu dengan Beliau
  7. Menyukai apa saja yang disukai Beliau dan membenci apa saja yang Beliau benci.

Nah, pertanyaan yang ingin saya tanyakan sekarang adalah “Sudahkah Kita Mencintai Beliau. . .? Seperti apa bentuk kecintaan kita kepada beliau. . .?”

By : Novia Handayani (Santri Angk. 1 (3 SMA) Pesantren Media)

 

By novia

Novia Handayani, santriwati angkatan ke-1, jenjang SMA | Alumni tahun 2014, asal Cimanggis, Jawa Barat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *