Loading

Pagi yang sejuk nan dingin, setelah sholat subuh. Seperti biasa santri Pesantren Media berkumpul di kelas yang asri, untuk melakukan briefing mingguan. Di pimpin oleh Ustaz Oleh Solihin selaku Mudir Pesantren Media, menyampaikan beberapa pengumuman, dan mengecek ibadah santri, seperti solat dhuha, sholat tahajjud, shaum senin kamis, dan lail-lain. Oh iya, sebelum briefing santri juga melakukan tahfidz,tahfid berlangsung setiap pagi dan sore di kelas.

Kelas di Pesantren Media memang seperti gedung serbaguna, biasanya kelas dipakai untuk pelajaran, ekskul, tahfidz, rapat, presentasi, diskusi aktual, dan masih banyak lagi. Terdapat dua kelas, yang letaknya berada di atas rumah Ustaz Oleh dan di atas rumah Ustaz Ahmad. Ustaz Ahmad yang mengajar tahfidz setiap hari. Bisa dibilang dua kelas itu dibagi dua, yang dipisah oleh tangga di tengahnya, jadi tidak berdempetan.

kelas kami

Di kelas terdapat papan tulis yang terletak di bawah kipas angin, yang selalu menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu tedapat hijab atau sekat yang membatasi antara santri ikhwan dengan santri akhwat, karena Islam melarang kaum laki-laki berhubungan dengan kaum peremuan selain dalam urusan muamalah. Islam juga menegaskan bahwa kehidupan laki-laki dengan perempuan itu dipisah, seperti di pesantren, asrama ikhwan dan akhwat dipisah.

Kelas yang berbentuk persegi itu cukup luas untuk menampung semua santri, bagian selatan kelas terbuka, jadi tidak terlalu panas kalau siang. Kehidupan santri sebagian besar berada di asrama dan di kelas, jadi santri tidak pernah luput dari yang namanya kelas, dan ada beberapa pelajaran lain yang dikerjakan di luar kelas, piket kelas dilakukan secara bergilir, yang sudah ditetapkan jadwalnya.

Terkadang aku malas untuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran, tapi ketika aku sakit, aku rindu suasana di kelas. Dengan guru yang sedang menjelaskan di depan santri yang berjajar rapi mengisi barisan depan dengan semangat, seperti ketika berjihad melawan para kaum kafir. Tapi, sekarang sudah bukan zamannya berperang. Jadi kalau kaum muslim sekarang ingin berjihad, cukup dengan belajar, mengamalkan, dan mendakwahkan, menuntut ilmu itu seperti berjihad.

Ada hadist tentang menuntut ilmu yaitu” Menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim”. Meski kau merasa bosan, lelah, jengkel, tapi menuntut ilmu itu juga penting untuk masa depan mu, Imam Syafi’i berkata “ Jika kau tidak tahan lelahnya belajar, maka kau harus menahan perihnya kebodohan.” Usaha insya Allah takkan mengkhianati hasil kawan! Semangat. [Hadziq Nakhwa Al Badary, kelas 1 SMA]

By Administrator

Pesantren MEDIA [Menyongsong Masa Depan Peradaban Islam Terdepan Melalui Media] Kp Tajur RT 05/04, Desa Pamegarsari, Kec. Parung, Kab. Bogor 16330 | Email: info@pesantrenmedia.com | Twitter @PesantrenMEDIA | IG @PesantrenMedia | Channel Youtube https://youtube.com/user/pesantrenmedia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *