Hariini pesantren media pergi ke Katulampa dan Puncak. Menggunakan dua mobil. Yang mobil AVANZA supirnya Abi umar, yang mobil PANTER supirnya kak Musa. Barang-barang yang harus dibawa :
- Tas ransel
- Baju ganti
- Payung
- Topi
- Uang jajan maksimal Rp 20.000
- Jaket/baju dobel
- Kamera
- Catatan dan pulpen
- Sepatu Olah raga
- Handphone yang full batt dan yang ada pulsanya
Pertama, kami ke Lapangan Sempur, untuk melihat sungai ciliwung. Kami berfoto-foto di sekitar Lapangan Sempur. Akumemanjat panjat tebing Lapangan Sempur.
Galeri Fotoku
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Katulampa. Kami melewati Tugu Kujang, terminal Baranang Siang, Masjid Raya Bogor, dan akhirnya kami sampai di Katulampa.
Di Katulampa, santri-santri memotret-motret Bendungan, tinggi Air, DLL.
Setelah itu, kami berfoto bersama. Kak Musa dengan tingginya melompat dengan hidung mekro-mekro saat berfoto.
Setelah berfoto, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Puncak. Tiba-tiba, ada Polisi yang menyetop mobil PANTER dan mobil AVANZA. Lalu, Kak Musa ditanya Polisi, “ SIM kamu mana?” “ hilang pak” kata Kak Musa berbohong. “KTP kamu mana?” kata Polisi. “ hilang juga pak” kata Kak Musa. “ kamu punya Dana enggak?.” Di Dompet Aku ada Rp20.000.” lalu Kak Musa memberikan Rp20.000nya kepada Polisi. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Puncak. Di Puncak banyak kebun Teh. Kalau di lihat, Tehnya masih segar-segar.
Alhamdulillah, kita sudah sampai di Masjid ata’awun.
Di Masjid ata’awun kami Sholat zhuhur, makan siang, foto-foto, makan jagung, belanja. Tadinya kami ingin ke tempat Para Layang. Tapi tidak jadi, karena hujan. Enggak ada orang yang berani naik para layang saat hujan. Jadinya kami pulang deh. Saat kami pulang, Kak Anam menyalakan lagu, Ahwatnya tidur, tapi Kak Musa tidak tidur. Kalau Kak Musa tidur, nanti Mobilnya nabrak. [Abdullah Musa Leboe, ‘santri kalong’ Pesantren Media, murid kelas 5 Program Home Schooling] Catatan: tulisan ini bagian dari tugas menulis feature di Kelas Menulis Kreatif, Pesantren Media
good picture ^^