Ramadhan bulan suci yang selalu di nanti oleh umat muslim. Rutinitas yang hanya di lakukan setahun sekali akan kembali di jalankan seperti tahun-tahun yang lalu, seperti buka puasa bersama, sahur bersama, dan tarawih bersama.
Dari bayi sama nenek-nenek datang berbondong-bondong ke masjid untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih. Hari pertama shalat tarawih di bulan ramadhan jama’ah begitu banyak hingga melampui kapasitas masjid di daerah tempatku sekarang menuntut ilmu.
Hingga pada hari kelima ramadhan masjid masih penuh dengan jama’ah-jama’ah, sampai-sampai kita yang telat datang ke masjid terpaksa shalat di depan kamar mandi, karena tidak ada lagi tempat. Pada hari selanjutnya saat shalat tarawih mulailah ada hal-hal yang membuat tidak khusu’ dalam menjalankan shalat terawih.
Kami yang berada di barisan depan shaf perempuan ingin rasanya menegur mereka, karena tinggah laku mereka yang menyebalkan. Seperti pada hari itu, ketika shalat tarawih sedang di laksanakan anak-anak dan remaja yang laki-laki tidak melaksanakan shalat tarawih mereka malah asyik duduk, becanda dan ngobrol enggak jelas hingga sampai rakaat terakhir barulah mereka berpura-pura duduk tahyat akhir seakan-akan mereka ikut melaksanakan shalat tarawih berjama’ah.
Kelakuan mereka tidak hanya sekali, hingga beberapa hari tarawih mereka tetap seperti itu. Sampai-sampai teman saya bilang begini “ rasanya pengin aku ketek pantaknya pake karet”.
Saya pun ikut geram melihat tingkah mereka dalam hati saya marah-marah sendiri “ niat shalat ga sih?, kalau Cuma mau main jangan di masjid dong orangkan mau shalat bukan mau dengerin kalian ngobrol tau “.